Bintang kecil di pelupuk mata

12 1 0
                                    

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Luna kembali tepat waktu. Nampak Jefri masih depan laptop nya dan membuat Luna merasa bosan melihat kebiasaan Jefri. "Apa dia masih membuka situs tentang Islam?", Pikir Luna.

Luna duduk disamping nya kemudian menyodorkan minuman dan camilan junk food yang dia beli dari minimarket, namun seperti biasa, Jefri tetap mengacuhkannya.

Luna : Jefri, rasanya membosankan kalau aku ga da kerjaan seperti ini.

Jefri tersenyum sinis dan tetap fokus pada laptop nya. Luna sudah mulai terbiasa dengan Jefri walau Jefri jarang melihat ke arahnya. Luna melihat Jefri seperti seorang bocah manja namun memiliki prinsip sendiri yang tak bisa di dobrak siapapun. Kali ini Jefri nampak sedang membuka file-file perusahaan. Masih segar juga di ingatan Luna kalau Jefri sangat pintar di bidang program komputer.

Jefri sudah merasa Luna tidak takut padanya walau dia tadi sempat marah besar dan hampir mencekiknya. Luna memasang headset ditelinga nya kemudian mendengarkan lagu dari handphone nya sambil sesekali meneguk minuman sari lemon kesukaan nya. 

Luna melamun dan bingung apa yang mesti dikerjakan kalau setiap hari harus selalu begini maka akan membuat nya bosan. Luna tak terbiasa dirinya diam saja, dia dulu selalu sibuk dengan banyak aktifitas.

Jefri mengambil satu headset nya dan menaruhnya di telinganya. Jefri penasaran apa yang sedang di dengarkan Luna.

Luna : kamu suka mendengarkan musik juga?

Jefri mengangguk dan nampak menikmati alunan musiknya. Luna berpikir sepertinya selera musik nya sama.

Jam 8 malam, Luna sudah menyiapkan makan malam untuk keluarga. Nyonya Tan menyiapkan makanan untuk pak Daris. Luna ijin untuk mengantar makanan Jefri. Namun tak lama kemudian Jefri turun dan mengagetkan semua orang. Jefri duduk disamping ibunya. Nyonya Tan dan pak Daris saling melirik. Nyonya Tan segera mengambil handphone nya dan mengirim pesan ke Luna.

"Jangan heran, Jefri belum berbaikan dengan ayahnya. Nanti ibu ceritakan"

"Ya Bu" balas Luna.

Luna segera menghampiri Jefri dan menyediakan makan malam nya. Jefri menyantap makan malam nya dengan santai dan fokus tanpa sama sekali menyapa kedua orangtua nya. Namun turun nya Jefri makan malam bersama merupakan keajaiban bagi orangtua nya selama 3 Tahun ini. Selesai makan Jefri langsung naik lagi ke atas tanpa pamit.

Pak Daris : Luna....

Luna : iya pak?

Pa Daris : aku harap kamu bisa menjaga kestabilan emosi Jefri

Luna mengangguk walau tak begitu mengerti apa yang terjadi pada Jefri dan keluarganya. Bagi Luna keluarga ini begitu sepi dan aneh. Padahal impiannya dulu adalah mendapat keluarga suami yang hangat dan hidup dengan suami yang dicintai nya. Seketika Luna teringat Rizal dan merasakan lagi luka hati nya saat melihat Rizal bahagia dengan tunangannya di hari pertunangannya.

Setelah membantu mba Ami membereskan meja makan, Luna kembali ke atas. Nampak Jefri sedang fokus lagi depan laptopnya. "Ah membosankan, setidaknya dia bisa berteman dengan ku jadi teman main juga ga apa-apa", gerutu Luna.

Moonlight For The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang