Putri Nattarin

317 32 3
                                    

Gulf adalah seorang dokter muda spesialis terkenal yang bekerja di rumah sakit terkenal di Bangkok. Semua waktunya hanya untuk merawat pasien nya saja. Sampai pada suatu hari ibunya menelepon nya untuk menyuruhnya pulang karena ayahnya sangat merindukannya.

Awalnya dia menolak untuk pulang karena masih banyak pasien-pasien yang harus dia perhatikan dan dia juga mempunyai jadwal operasi yang padat. Gulf yang berada dalam dilema tersebut mencoba bicara pada teman-temannya yang sesama dokter. Malah mereka menyarankan pada Gulf supaya pulang saja sebelum menyesal.

"Ibu" sapa Gulf.

"Nak, apakah kamu akan pulang saat ulang tahunmu? Ayahmu sangat merindukanmu. Sudah bertahun-tahun kamu tidak pulang" ucap ibunya.

"Gulf akan pulang bu. Doakan saja semoga Gulf bisa sampai ke Suratthani dengan selamat" ujar Gulf meminta doa ibunya.

"Kenapa kamu bicara seperti itu nak?" Heran ibunya.

"Gak pa-pa bu. Doakan saja" jawab Gulf.

"Seperti yang kamu tahu doa ibu selalu bersamamu nak" ujar ibunya.

"Khop khun" jawab Gulf sambil mematikan telepon nya dan dia pun kembali berkutat dengan pekerjaan nya.

3 hari sebelum ulang tahunnya, Gulf pun membeli beberapa buah kering yang sudah diasinkan dan itu merupakan makanan kesukaan ayahnya. Gulf juga membelikan cincin emas pada ibunya, karena sejak dia merantau ke Bangkok belum pernah sekalipun dia pulang walau hanya untuk sekedar berkunjung.

Keesokan harinya saat dia tengah memasukkan semua barangnya ke koper, mendadak perasaan yang tidak enak merasukinya. Gulf merasa seperti sesak dan tidak bisa bernafas. Gulf mencoba untuk menenangkan dirinya dengan cara minum air panas. Seketika keadaannya pun membaik.

'Apa yang terjadi pada diriku. Kenapa aku bisa seperti ini? Padahal aku tidak pernah seperti ini sebelumnya' batin Gulf yang merasa aneh dengan dirinya barusan.

Hari dimana Gulf untuk pulang ke rumah orang tuanya pun sudah tiba. Gulf tetap dengan perasaan yang tidak enak menghinggapi nya, tapi dia memilih untuk tidak memikirkannya. Saat Gulf sudah berada di airport, dia mengirim pesan ke ibunya kalo dia tidak bisa pulang karena banyak pekerjaan.

Semua itu dilakukan Gulf karena dia mau memberikan kejutan pada orang tuanya di Suratthani dengan kemunculan dirinya. Saat memasuki pesawat, perasaan Gulf makin tidak enak dan dia mendadak muntah tanpa ada penyebabnya. Pramugari yang membantunya tersebut menyangka kalo Gulf trauma dengan pesawat. Tapi Gulf membantahnya.

Beberapa menit kemudian pesawat pun terbang dan Gulf berusaha untuk tidur. Tapi saat hendak tidur, mendadak pesawat seperti kehilangan kendali dan jatuh dengan bebasnya. Saat Gulf menutup matanya mendadak dia mendengar ada seorang wanita yang berteriak-teriak memanggil nama seseorang, Nattarin.

Gulf merasakan sekujur tubuhnya sakit dan saat dia membuka matanya, dia kaget sudah berada di tubuh seorang wanita. Disampingnya ada seorang wanita yang menangisinya.

"Ini dimana?" Tanya Gulf saat membuka matanya.

"Nona. NONA SUDAH SADAR!!" Teriak wanita tadi.

"Ka-kamu siapa?" Tanya Gulf.

"Aku maid yang melayani nona. Namaku Ling" jawab Ling.

"Aku........"

"Nattarin. Akhirnya kamu sadar juga. Itulah akibatnya karena sudah melawanku. Kalo saja dari awal kamu minta maaf padaku, pasti kamu tidak akan mengalami siksaan seperti ini. Lihat kulit mulusmu penuh dengan cambukan. Ckckckck.." ujar seorang pemuda yang masuk dengan tiba-tiba saat mendengar Nattarin sudah sadar.

"Si-siapa kamu?" Tanya Gulf // Nattarin.

"Aku? Kamu sudah melupakanku? Aku kakakmu, Xhian. Apa karena siksa yang kamu terima membuatmu melupakan semuanya? Kalian, panggil tabib dan periksa apa yang menyebabkan dia menjadi seperti ini" pinta Xhian pada maid disitu.

"Baik pangeran" jawab Ling.

Nattarin pun dibopong oleh Ling ke kamarnya dan tabib pun dipanggil. Selagi menunggu tabib datang, Ling pun menemani Gulf // Nattarin yang banyak bertanya soal kehidupannya. Ling pun dengan sabar menjelaskan padanya kalo dia itu seorang putri dari perdana menteri yang bernama Xue. Istrinya meninggal saat melahirkan Nattarin.

Sejak saat itu Nattarin kecil pun tidak mendapat kasih sayang seorang ayah dan hanya diserahkan kepada pengasuh. Saat nattarin berusia 3 tahun, ayahnya menikah lagi dengan saudara jauhnya yang bernama Fen dan mendapat putra yaitu Shen. Fen juga membawa ponakan nya, Xhian untuk tinggal bersama. Menurut orang-orang kalo Xhian itu bukanlah ponakannya, melainkan anak kandungnya dengan lelaki lain.

Gosip tersebut semakin berkembang sehingga membuat perdana menteri turun tangan untuk membungkam mulut mereka selamanya. Xhian juga turut andil dalam menyiksa Nattarin, sedangkan Shen selalu melindungi Nattarin dari ibu dan kakaknya.

Tak berapa lama tabib datang memeriksa keadaan Nattarin. Sementara maid lain memberitahu pada perdana menteri mengenai siksaan yang dialami anaknya. Fen dan Xhian pun berada disitu. Perdana menteri hanya manggut-manggut dan mengatakan kalo anaknya sangatlah kuat. Tidak mungkin karena siksaan dari Xhian bisa menyebabkan dia mati. Menurut perdana menteri cambukan dari Xhian masih tidak ada apa-apanya.

Tabib yang memeriksa Nattarin mengatakan kalo kemungkinan Nattarin stress sehingga bisa melupakan apa yang terjadi dengannya. Sebelum pergi Tabib sempat memberikan krim untuk luka Nattarin.

"Ling, bisa katakan padaku apa kesalahan yang kuperbuat sehingga aku dicambuk?" Tanya Gulf // Nattarin.

"Nona hanya tidak sengaja memecahkan vas bunga kesayangan nyonya besar dan khun Xhian langsung membawa nona ke gudang dan mencambuki nona dengan sangat kejam" jawab Ling.

'Sial sekali perempuan yang kudiami tubuhnya ini. Dia mengalami banyak siksaan. Bagaimana aku bisa membantunya?" Batin Gulf bertanya-tanya.

"Nona, kenapa termenung?" Tanya Ling.

"Gak pa-pa. Aku hanya ....... kruuukkkk"

"Nona pasti sudah lapar. Sebentar Ling ambilkan makanan putri di dapur" ujar Ling.

"Siapa yang bilang kalo Nattarin sudah diijinkan untuk makan?" Ucap Xhian.

"Khun.."

Plak...

"Kenapa kamu sembarang menampar orang? Apa kesalahannya?" Tanya Gulf // Nattarin dengan nada tinggi.

"Nat, biasanya kamu tidak memperdulikan kalo aku menampar, memukul bahkan memperkosa mereka. Kenapa sekarang kamu bahkan memperdulikan hal sekecil itu?" Heran Xhian.

"Karena mereka juga manusia. Sama seperti kita" jawab Gulf // Nattarin yang membuat Xhian dan maid kaget. Mereka merasakan perbedaan yang mencolok pada diri nona nya.

"Kalo begitu, aku akan mengasingkanmu ke daerah Siam untuk merenungkan kesalahanmu" ucap Xhian.

"Jangan khun. Nona pasti tidak akan bisa bertahan disana. Khun kan tahu kalo disana sangat dingin jika sudah menjelang malam" mohon Ling.

"Ling, tidak usah memohon padanya. Dia bukanlah Tuhan" jawab Gulf // Nattarin.

"Sombong sekali kamu, Nattarin" ujar Xhian dengan mata yang menatap tajam pada Gulf // Nattarin.

"Malam ini juga aku akan ke Siam" jawab Gulf // Nattarin.

"Baiklah. Terserah padamu" ujar Xhian sambil melenggang pergi.

"Ling, siapkan perlengkapan kita. Malam ini juga kita kesana" pinta Gulf // Nattarin

The Downtrodden DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang