"Aurel?" Aurel yang merasa dipanggil pun menoleh.
"Ya, Kak? Ada apa?" tanya Aurel yang sedang merapikan seragam putih-birunya di depan cermin.
"Kamu berangkat duluan aja, gimana?" tanya Aya pada adiknya.
Aurel mengerutkan dahinya, "Lho, Kak? Emang kenapa?"
Aya tersenyum tipis. "Tadi Papa bilang, Kakak harus masakin kacang hijau dulu untuk Papa."
"Tapi 'kan, sekarang udah jam setengah tujuh, Kak," heran Aurel.
"Iya, sebentar lagi, kok. Kakak udah masak dari jam 5, jadi tinggal nunggu semuanya mendidih lagi aja." Aya tersenyum.
"Kakak udah bisa masak?"
Aya menyengir, "Iya, tadi malam Kakak liat caranya di youtube."
Aurel mengangguk. "Yaudah, Aurel berangkat sekarang, ya?"
Aya mengangguk, "Hati-hati, ya. Uangnya udah Kakak kasih tadi malam, 'kan?" Aurel mengangguk. "Luka di tangan Kamu udah sembuh total, 'kan?"
Aurel mengangguk sambil tersenyum. "Iya, udah. 'Kan Kakak setiap hari obatin tangan Aurel."
Aya tersenyum, "Baguslah kalau gitu."
"Aurel berangkat ya, Kak?" Aurel menyalami tangan kakaknya. "Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
🍂🍂🍂
"Oke, rasanya udah pas," ucap Aya setelah mencicipi bubur kacang hijaunya.
"Aya!" panggil papa Aya dari ruang makan.
Aya pun dengan segera menghampiri papanya. "Ya, pa?"
"Mana kacang hijaunya?"
"Oh, iya, sebentar, Aya ambil dulu." Aya pun kembali ke dapur.
Dengan perlahan Aya menaruh bubur itu ke dalam mangkok. Setelah sudah, ia membawa mangkuk itu ke hadapan papanya.
"Nih, Pa," ucap Aya sambil menyodorkan semangkuk bubur kacang hijau.
Papa Aya pun mulai mencicipinya. "Lumayan," puji papa Aya. "Sekarang, sebelum Kamu berangkat sekolah, Kamu rapihin dapur dulu. Pokoknya Papa gak mau, kamu berangkat sekolah dalam keadaan dapur berantakan," jelas papa Aya.
Aya pun mengangguk. "Yaudah, Aya beresin dulu." Ia pun berjalan menuju dapur.
Keadaan dapur sangat berantakan. Ia teringat jika pagi tadi ia kerepotan di dapur.
Flashback On
"AYA! BANGUN KAMU! JAM SEGINI BELOM BANGUN?! PAPA BILANG TADI MALAM APA?!" bentak papa Aya yang membangunkan putrinya itu.
"I-iya, Pa." Aya membuka matanya. "Oh, ya. Bikin kacang hijau, ya?"
"Iya! Cepat! Sebelum Papa berangkat harus udah jadi!"
"Iya, Pa." Aya mengangguk. Papa Aya pun keluar dari kamar putrinya.
Dirinya masih mengantuk. Karena tadi malam ia menonton youtube, bagaimana caranya membuat kacang hijau. Hingga larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERITAN BATIN [TELAH TERBIT] ✔
Novela JuvenilSemua orang hanya bisa mendengarkan, bukan bantu menyelesaikan. Lantas, untuk apa bercerita kepada dirimu? -Ardelia Khanaya Dengan bercerita, luapan emosi keluar sudah. Batin yang selalu disiksa olehmu hanya butuh didengarkan, dengan siapa pun dan...