Rasa benci yang dulu sudah mendarah daging sekarang berubah menjadi rasa khawatir yang tak terelakkan***
MUNGKIN seumur-umur baru kali ini Naya merutuki pilihannya sendiri, tujuan awalnya meminta Zou mengajaknya nonton balapan liar hanya ingin melihat berbagai jenis motor aneh yang dimodifikasi dan sirkuit yang menurutnya sangat menarik, karena sejak dulu dia hanya mendengar cerita balapan liar tanpa pernah menontonnya secara langsung,benar kata Marcell balapan liar sangat menakutkan.
Berulang kali gadis itu mengibaskan tangan mengipasi wajahnya guna menghalau asap rokok yang siap merusak oksigen yang akan dihirup.
Tatapan para lelaki disini sangatlah menakutkan, entah dia yang kepedean atau memang begitulah cara mereka menatap.
"Kenapa?"Zou yang baru menyadari jika Naya sejak tadi berlindung dibelakangnya akhirnya membalikkan badan.
"Enggak papa,"jawabnya seakan semua baik-baik saja.
"Yaudah sini ngapain dibelakang,"ujar Zou menarik tangannya.
Niat awal menonton balapan liar itu ingin melihat pembalap yang beratraksi aneh diatas motor mereka tapi sejak tadi matanya gagal fokus, bukanya melihat motor beserta peserta dijalan raya dia justru sibuk menelusuri setiap pasangan yang ada.
Mereka saling nempel seperti tubuhnya dibubuhi lem sangat sulit terpisah.
Contohnya pasangan disampingnya ini sang lelaki sibuk grepe-grepe setiap jengkal tubuh pacarnya bahkan tangan nakalnya saat ini sedang meraba bagian sensitif perempuan bagian depan.
Spontan dia memalingkan wajah,tapi matanya menangkap hal yang sama saat melihat arah lain,dan satu lagi pakaian mereka seperti baju kurang bahan,dia saja yang menggunakan pakaian serba panjang masih merasa dingin apalagi perempuan itu yang bajunya yang rata-rata minim.
Belum lagi bau minuman yang menyeruak membuatnya mau muntah.Sentuhan ditangannya membuatnya tersadar,"liatin apa si dari tadi?"Zou menggenggam tangganya yang dingin.
"Enggak ada,"lagi-lagi Naya menjawab seakan dia tidak takut.
Suara motor yang digeber sangat memekakkan telinga membuatnya kaget sampai tidak sadar ujung sepatunya menginjak sepatu pria disampingnya yang sedang mesum tadi.
"Maaf maaf,"Naya langsung menangkupkan kedua tangannya.
Sang lelaki tidak marah tapi menatap dirinya dan Zou intes.
"Ganindra,"Zou menoleh,tapi sorot matanya langsung berubah.
"Enggak nyangka bakal ketemu disini,"seru cowok tadi.
Seketika suasana merubah mencekam walaupun bising menyelimuti.
"Wiiihhhh cewek lo?"tanya cowok tadi menyentuh rambut Naya.
Zou langsung pasang badan dihadapan Naya,"kalo iya kenapa?"
Cowok seram tadi malah bertepuk tangan,"keren banget bisa pas gitu carinya yang mirip Tasya."
Deg....
Tasya?"Tutup mulut lo atau gue bikin lo malu,"Zou memajukan wajahnya yang merah.
"Biasa aja bro gue juga ngomongnya baik-baik,"ungkap cowok tadi yang langsung pergi bersama pacarnya.
Naya ingin sekali bertanya tapi lidahnya mendadak kelu dan nyalinya ciut jika membahas tentang Tasya itu.
"Zou?"
"Iya."
"Pulang aja yuk!"
"Kok pulang, belum juga mulai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnaya ✓
Teen Fiction[ SELESAI ] Alnaya Hanslay Ayuningtyas dan Annara Hanslay Sidharta mereka kembar tapi berbeda,bisa dikatakan sangat sulit untuk membedakan keduanya,tapi siapa sangka justru kasih sayang yang mereka dapatkanlah yang berbeda. Seingat Naya sejak dia mu...