Pengap, itulah yang terasa diruangan yang temaram ini, bau anyir darah begitu pekat membuat siapa saja yang menciumnya merasa mual.
Seorang pemuda diikat dikursi dengan keadaan babak belur, dua orang pemuda menatap datar jangan luapan beberapa pria berbadan kekar yang ada dosekeliling mereka.
"LO SIAPA ANJ**G"teriak pemuda itu
Dua orang pemuda lainnya semakin menatap datar cowo itu, tangan keduanya memegang pisau lipat yang sedari tadi mereka mainkan.
"Kau ingin bermain main dengan ku? Kau tahu orang yang kau siram tadi itu adalah adikku"ujar salah satu pemuda itu, tangannya menggenggan erat pisau lipat itu.
Cowo itu terdiam memutar kembali ingatannya kejadian dimana ia sengaja menyiram seorang bocah dikantin sekolah tadi.
"Cih, bocah ingusan ini begitu bodoh hingga tanpa berpikir dua kali melakukan perintahnya"desis yang satunya lagi.
"Kau tahu dia itu cucu keluarga Aldebara,dia itu permata Aldebara dan kau beraninya kau mengusiknya"sentak Sosok tadi, Abizar putra pertama Xavier dan Safira.
Bugh
Axel yang nampaknya sudah tak sabar itu melayangkan pukulan telak membuat kursi yang diduduki cowo itu terjungkal kebelakang.
"Bodoh tolol bego goblok"umpat Axel seraya terus memukuli orang itu.
Abizar menyeringai menatap Axel yang kalap, dengan santai ia melangkah menuju kursi lalu duduk disana menonton apa yang akan dilakukan Axel selanjutnya.
Flashback on
Ketiganya asik dengan makanannya masing masing, Aksa dengan antusias memakan baksonya tanpa peduli sekitar. Tanpa Aksa sadari sedari tadi ada yang mebatapnya penuh kebencian,menyeringai kejam sebelum tiba tiba.....
Byurrr. .....
Akh....
Suasana menjadi hening saat mendengar teriakan kesakitan itu, semua menatap Aksa yang tengah meringis kesakitan sebab punggungnya yang terkena tumpahan kuah bakso panas.
"BAJINGAN LO APA APAAN SIALAN"amuk Levin seraya menarik kerah baju cowo itu.
Bukannya takut cowo itu malah menyeringai puas saat melihat Aksa yang kini menangis dalam pelukan Varel.
Bugh
Bugh
"Bajingan lo Daren, mati lo anjing"Levin terus melayangkan pukulan sedangkan cowo bernama Daren itu hanya pasrah.
"ADA APA INI?"tanya seseorang yang baru saja datang seraya membelah kerumunan.
"AKSARA"matanya terbelalak saat melihat Aksa yang tengah menangis.
"Abang Axel"lirih Aksa yang sesegukan lalu berlari menubruk Axel, memeluk Abangnya itu erat.
"Sttttt.... Udah adek jangan nangis nanti sesek"Axel mencoba menenangkan adiknya itu lalu tatapannya terhenti kearah cowo yang tergeletak dibawah kendali Levin.
"Jelaskan"tegas Axel seraya menatap Levin dan Varel menuntut.
Varel menjelaskan senua dari awal hingga akhir, Axel menggeram marah lalu segera menghubungi bawahannya untuk membawa Daren, dan ia segera membawa Aksa kerumah sakit sebab anak itu tak sadarkan diri.
Flashback off
Abizar tertawa iblis saat Daren sudah tak bernyawa karna abangnya,Axel. Puas melihat orang yang telah menyakiti adiknya itu tak bernyawa.
"Bereskan itu"tutur Axel
Axel pergi diikuti Abizar,keduanya membersihkan diri lalu pergi menuju rumah sakit tempat dimana adik kesatangan mereka dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA GEOVANO {PROSES REVISI}
Fiksi RemajaJANGAN LUPA FOLLOW, VOTE AND COMMENT 😍 TAHAP REVISI Namanya AKSARA GEOVANO, anak laki laki berusia 14tahun. Hidup tanpa dampingan orang tua kandungnya membuat anak ini menjadi sosok tangguh juga dewasa sebelum waktunya. 14tahun hidupnya ia habiskan...