Bertemu lagi dengan nya tak sesantai yang kubayangkan

9 1 0
                                    

🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠

Nyonya Tan baru kembali dari luar kota dan langsung bersiap-siap untuk menyaksikan pelulusan Arkan sekaligus akan memberikan sambutan sebagai founder yayasan. 

Nampak Emir sedang merapikan jas Arkan dan dasi pita nya di depan rumah. Luna melihat nya dari dalam rumah. Luna pun sudah nampak cantik dan anggun namun wajahnya murung. Nampak Arkan memeluk Emir dan nyonya Tan. Arkan juga mencium pipi Emir.

Luna memperhatikan Arkan dan Emir, pikirannya semrawut. Di sisi lain Arkan begitu dekat dengan Emir layaknya ayah dan anak, namun Luna sama sekali tak bisa membuka hati untuk Emir apalagi setelah kejadian kemarin Luna masih sangat kesal pada Emir. Namun Luna juga harus memikirkan masa depan anak nya. Luna sangat berharap bisa bertemu dengan Jefri

Nyonya Tan : Lunaaa...ayo kita hampir terlambat.

Luna keluar, Emir nampak kagum dan tersenyum ke arah Luna. Namun Arkan menarik tangan Emir dan mengajak pergi duluan. Nyonya Tan pun berjalan cepat karena sudah mau terlambat. Luna mengikuti nya dari belakang.

Beberapa acara dan sambutan tidak begitu Luna perhatikan, wajahnya cemas dan murung dan sesekali melihat jam di tangannya. Emir sesekali melihat Luna dari arah sebrang. Arkan duduk di pangkuan Emir.

Luna nampak gelisah. Acara pelulusan Arka sekitar jam 10, dan jam di tangan Luna menunjukan jam 08.50. Luna melirik ke arah Emir. Emir tersenyum dan mengirim pesan, "aku sebentar lagi menemuimu, Arkan masih rewel padaku, sabar sedikit".

Luna sangat kesal dengan pesan Emir, dan lebih kesal lagi ketika melihat Emir nampak santai sedangkan putera nya dari kemarin belum mau bicara padanya karena Luna tak bisa menjawab pertanyaan apakah ayahnya akan hadir di acara.

Emir memperhatikan Luna sedang menelepon seseorang. Emir juga melihat Rizal mengangkat telepon. Kemudian Emir melihat Luna pergi dari acara dan secara kebetulan Rizal pun meninggalkan tempat acara.

Nampak Luna sudah berdiri di taman dekat kafe.

Rizal : ada apa lun? Kamu ada masalah?

Luna : aku....

Tiba-tiba Emir datang dan memotong pembicaraan.

Emir : Luna ingin mengatakan kalau kamu berhenti berharap padanya

Luna terkejut begitu juga Rizal, mereka melihat ke arah Emir.

Rizal : memang nya anda siapa?

Emir : saya suami nya

Luna : tuan Emir?

Luna menengok ke arah Rizal.

Luna : zal tinggalkan kami dulu berdua nanti aku menemui kamu lagi.

Rizal : tapi...

Luna : aku pasti baik-baik saja

Rizal pergi dan melihat Emir dengan sorot mata marah dan kesal. Luna menghampiri Emir dengan wajah kesal.

Luna : apa lagi yang ingin anda perbuat setelah tidak bisa mendatangkan Jefri ?

Tiba-tiba tubuh Emir roboh dan berlutut di hadapan Luna. Luna terkejut dengan sikap Emir.

Moonlight For The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang