Chapter 4

335 43 0
                                    

Tadinya ini chapter pendek banget, cuma 200 word hikseu akhirnya aku satuin sama part 5 dan masih pendek juga wkkw tapi gapapa lah ya

Chapter 4

Disclaimer: Naruto hanya milik Masashi Kishimoto, saya cuma pinjem karakternya saja

Sasuke menatap kosong pada kursi di seberang meja, entah apa yang ia pikirkan. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi rasa kantuk belum menyerang mata Sasuke.

Mengurus Sarada hari ini benar-benar melelahkan, Sasuke tidak yakin dengan hari selanjutnya. Namun, dia harus tetap kuat demi Sarada. Padahal, orang tuanya sudah menawarkan diri untuk mengasuh Sarada, tapi Sasuke menolaknya. Dia bersikeras untuk merawat Sarada seorang diri.

Ternyata memang tidak mudah mengurus seorang anak, apalagi perempuan. Sarada sedang di tahap masa aktif bergerak dan berbicara. Tak jarang Sasuke sampai lelah menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan Sarada. Ada yang masuk akal, ada juga yang tidak masuk akal dan ini bagian yang paling sulit. Memikirkan Sarada membuat sudut bibirnya sedikit terangkat.

Gadis kecilnya sekarang sudah tumbuh besar, bukan lagi gadis cengeng yang ketika dilarang makan coklat langsung menangis. Sekarang Sarada selalu dipenuhi rasa penasaran, apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, Sarada selalu ingin mencari tahu. Sifatnya benar-benar mirip seseorang.

Pekerjaan Sasuke sebagai seorang arsitek membuat dirinya tidak sempat melihat pertumbuhan Sarada, karena dia sering bepergian ke luar kota. Bahkan, sebelum menikah dirinya sering bolak balik ke luar negeri.

Untuk sekarang Sasuke memilih untuk mengistirahatkan diri karena putrinya membutuhkannya, Sasuke tidak akan berpikir dua kali untuk memilih keputusan ini, putrinya adalah segala-galanya bagi hidupnya.

Ini baru satu hari, tapi rasanya tubuh Sasuke sudah tidak kuat bergerak, ia merasa sangat lelah. Padahal hanya mengikuti dan mengawasi Sarada, tapi rasanya seperti habis berlari ratusan keliling mengelilingi Konoha. Tidak, dirinya tidak boleh menyerah demi Sarada.

Baru saja Sasuke ingin beranjak dari kursi, tubuhnya terasa berat sekali. Rasa kantuk yang hebat tiba-tiba menyerangnya. Kelopak mata terasa ingin menutup dengan paksa. Sampai-sampai dia tidak sadar ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

Kemudian, Sasuke menyunggingkan senyum lemah.

"Kenapa di sini?" tanya lembut seseorang di telinga Sasuke.

"Tidak tahu," jawab Sasuke lemah.

Terdengar suara decakan pelan di telinga Sasuke, dirinya hanya menyunggingkan senyum lemah. Pelukan orang tersebut makin mengerat membuat Sasuke sedikit membenarkan posisinya memberikan akses yang mudah bagi orang yang memeluknya.

"Aku lama, ya?" bisik orang tersebut.

Sasuke ingin menolehkan kepalanya tapi dirinya hanya bisa menatap lurus ke depan karena kepala orang itu menghalanginya. Sasuke menghela napas dan mengelus tangan seseorang yang melingkar di perut Sasuke.

"Kamu kenapa kemari?" Sasuke malah balik bertanya. Bukannya dia tidak suka, hanya saja ini terasa salah.

"Aku rindu padamu, memangnya tidak boleh?" protes seseorang di balik punggung Sasuke.

Sasuke hanya tertawa pelan menanggapinya. Dirinya berusaha melepaskan pelukan orang tersebut. Namun, pelukannya terlalu kuat, dan Sasuke sedang lelah jadi dia menyerah.

"Kau mau aku melepaskan pelukanku?" tanya orang itu khawatir.

Sasuke menggeleng pelan.

"Aku hanya ingin lihat wajahmu," tapi orang tersebut malah menggeleng kasar di balik punggungnya. Sasuke mengernyitkan dahinya heran.

"Aku kacau, berantakan," gumamnya.

"Tidak, kau akan selalu sempurna di mataku dan selamanya akan begitu." orang itu masih diam tidak berkutik. "Walaupun ada seseorang yang lebih spesial lagi," lanjut Sasuke menerawang.

Pelukan orang itu melonggar, wajahnya tidak terasa lagi di permukaan punggung Sasuke. Perlahan dirinya mundur dari posisi sebelumnya. Sehingga akhirnya Sasuke bisa menoleh ke arah orang tersebut.

"Kau, serius?" tanya orang itu pelan.

Sasuke menyunggingkan senyum lembutnya dengan tulus dan mengangguk.

"Iya, sangat sempurna," jawab Sasuke dengan berbisik.

TBC.

Just You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang