One Day Being a Hostage

193 39 0
                                    

Saehee memainkan ponselnya di sofa butut kesayangannya. Senyumnya tak henti mengembang saat membaca pesan dan beberapa video pendek yang dikirimkan oleh ibunya. Sederet doa panjang juga tak lupa ia ikutsertakan dalam pesannya. Saehee membaca dalam hati doa tulus yang dipanjatkan oleh kedua orangtuanya. Doa terbaik tentunya. Hanya untuk putri kesayangan mereka.

Sayang sekali, orangtuanya sedang tidak berada di Korea saat ini. Jika saja orangtuanya sedang tidak liburan, mungkin saat ini apartemennya akan sangat meriah dengan suara tawa dan seda gurau dari keluarga kecil itu. Aaah …. Saehee jadi merindukan sup rumput laut buatan ibunya yang biasa menjadi santapan wajib saat hari ulang tahunnya. Yup! Hari ini adalah ulangtahun Kang Saehee, hari bertambahnya umur si gadis penyuka kucing itu. Tak ada yang istimewa di hari ini. Kebetulan sekali hari ini adalah hari libur dan dia bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk sekedar bersantai dan mungkin pergi kesuatu tempat untuk merayakan peringatan hari kelahirannya itu.

Saehee meletakkan ponselnya di sofa, berdiri dan langsung berjalan cepat ke kamarnya untuk mengambil beberapa brosur restaurant yang beberapa hari lalu ia dapatkan saat di perjalanan pulang menuju apartemennya. Saehee bergegas membuka salah satu laci di meja riasnya. Dengan segera ia menemukan beberapa brosur dari beragam restaurant yang sengaja Saehee simpan untuk momen spesial seperti ini atau untuk berjaga-jaga jika ia sedang tidak selera makan atau sedang malas untuk memasak.

Saehee berjalan kembali ke ruang tamu sambil sesekali membolak-balik brosur dengan gambar-gambar makanan yang tampak sangat menggugah selera. Ia mendudukkan tubuhnya kembali ke sofa, mencoba posisi duduk paling nyaman yang bisa ia dapatkan dari sofa yang sudah tak lagi empuk itu.

“Wah. Sepertinya enak.”

Saehee terlonjak kaget saat mendengar suara Jungkook tepat di samping telinganya. Saehee dengan sikap siaga sempurna menatap tajam pria yang kini tengah fokus dengan gambar Tangsuyuk yang ada di brosur yang ada di tangan Saehee. Tubuh Saehee nyaris saja terjatuh dari sofa jika saja ia tidak menopang tubuhnya dengan tangan kanannya.

“YAK!” teriak Saehee kesal.

Saehee membetulkan posisinya kembali diatas sofa, masih tak mengalihkan tatapan tajamnya dari Jungkook yang tampak memasang wajah polosnya.

“Kau ingin ke restaurant itu? Baiklah. Aku akan bersiap-siap,” ucap Jungkook dengan pede nya sambil melangkah menuju pintu.
Saehee terkekeh. Pria itu bersikap seolah-olah Saehee mengajaknya untuk makan di restaurant itu. Mungkin pria itu sudah kehilangan akal hingga sulit membedakan halusinasi dan kenyataan.

“Kenapa? Apa yang lucu?” tanya Jungkook dengan wajah keheranan.

Saehee tak menggubrisnya. Ia tak berniat bahkan tak terbesit di benaknya untuk mengajak Jungkook untuk pergi. Jimin adalah satu-satunya orang yang ingin dia ajak keluar untuk merayakan ulangtahunnya ini. Lagipula Park Jimin sudah mengajaknya sejak jauh-jauh hari. Sayang sekali. Jungkook bukanlah sosok yang akan ia ajak untuk merayakan ulangtahunnya seperti waktu itu. Pergantian umur artinya pergantian segala hal menuju lebih baik dan Jungkook bukanlah salah satu hal yang masuk kriteria tersebut.

“Berdandanlah yang cantik. Inikan hari ulangtahunmu. Kita akan melakukan banyak hal yang menyenangkan hari ini.”

“Ayolah. Ini ulangtahunku. Setidaknya bisakah kau memberiku kebebasan hari ini saja. Aku tidak ingin mengomel dan bertengkar denganmu hari ini,” balas Saehee dengan tatapan yang terfokus dengan brosur-brosur itu.

“Memangnya kau akan pergi dengan siapa lagi jika bukan denganku.” Alis Jungkook bertaut, menyiratkan keingintahuannya dengan sikap Saehee.

“Tentu saja dengan pacarku.”
Jungkook tersenyum miring. Ia menggaruk pelipisnya sebentar lalu menatap Saehee dengan tatapan aneh.

Jangan Baper! Kita Cuma MANTAN |Jeon Jungkook| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang