Good Bye Day

3 2 0
                                    

Hi, namaku Arvy. Seorang anak perempuan yang agak tomboy dan aneh. Walau begitu aku masih suka laki-laki, sayangnya aku punya sifat yang lumayan aneh. Aneh bagi mereka yang melihat.

Saat itu aku akan naik kelas 2 SMP dan ... aku tak pernah membayangkan diriku ini akan menjadi 'Anak Baru' di sekolahku yang sekarang. Jujur saja, dari SD aku tidak suka dengan anak Baru dan lucunya sekarang 'Akulah' si anak baru itu. Seperti sebuah kutukan bukan?

Semenjak aku pindah ke Kota Asalku Lombok, aku mulai punya kebiasaan aneh. Yeah, walau sebenarnya julukan anak 'Aneh' sendiri sudah ada padaku dari dulu tapi entah kenapa keanehanku makin menjadi-jadi semenjak pindah.

Aku jadi punya kebiasaan duduk sambil membuka sepatuku lalu mengangkat kedua kakiku ke atas kursi —hal ini aku lakukan setiap jam istirahat karena jika aku melakukannya saat jam pelajaran pasti akan ada penghapus melayang ke kepalaku— lalu aku juga punya kebiasaan tidur di jam istirahat —sepertinya ini sudah biasa, tapi untuk anak perempuan ... kebiasaan ini malah terlihat aneh bagi beberapa orang— Mungkin karena di tempat tinggalku populasi anak aneh sepertiku ini agak jarang ditemui. Entahlah.

Dan lebih parahnya ... aku punya fobia yang unik. Aku fobia anak Osis. Sial kan! Entah sejak kapan aku tak suka dengan mereka. Padahal mereka juga tak punya masalah denganku, tapi kenapa aku bisa setakut itu pada Anak Osis? Entahlah, tapi kesalahanku yang paling buruk saat itu adalah aku mengatakannya pada teman sekelasku yang ternyata adalah anak Osis. Mampus!

Awalnya kukira tak apa aku mengatakannya padanya, bahkan aku juga bilang untuk tidak membocorkannya pada siapa-pun. Tapi bodohnya aku terlalu percaya. Setelah kejadian itu ... hari-hariku mulai terasa lebih mengerikan. Aku yang peka dengan pikiran manusia-manusia yang menatapku saat itu benar-benar sangat menganggu. Dan yang lebih menganggu adalah tatapan Anak-anak Osis yang setiap kali berpapasan denganku. Maaf, mungkin aku ke-GRan saat itu ... tapi bagaimana bisa tatapan kita selalu bertemu? Sorot mata yang penasaran. Jelas sekali.

Aku yang kebingungan saat itu merasa bahwa teman sekelasku membocorkan rahasia anehku itu. Hanya saja aku mencoba berpikir positif "Mungkin hanya Firasatku saja." Sayangnya hal itu benar adanya.

Jelas-jelas beberapa dari mereka memata-mataiku. Apa-apaan itu? Atau aku yang terlalu berlebihan? Hey, aku Fobia dengan mereka. Sampai mau pulang ke rumah-pun aku harus diam-diam. Karena kebetulan tak ada satu pun orang yang mengetahui rumahku saat itu.

Terlalu parno aku tuh.

Kujalani hari-hariku itu dengan rasa was-was dan tatapan mengerikan dibalik punggungku. Yang aku tahu mereka penasaran, kenapa aku bisa takut dengan mereka ... Jika mereka beneran bertanya begitu, aku saja tidak tahu jawabannya apa.

Hingga akhirnya waktu kelulusan sekolah. Teman sekelasku —yang licik— itu menjebakku. Dia tahu aku suka anime dan hal-hal berbau Jepang dan ternyata tak semua perempuan di sini seperti itu ... makanya dipandang aneh. Perempuan Lombok yang aku temui di tempat tinggalku adalah perempuan yang ramah dan juga ilmu Agamanya yang ditonjolkan. Sangat lembut. Berbeda denganku yang barbar dan punya sifat seperti laki-laki —agak tomboy—

Temanku itu memperlihatkan buku tulisan Jepang miliknya, karena aku tertarik aku pun meminjamnya sebentar, dia pun menggiringku ke bangku panjang depan kelasku yang dimana kelasku bersebelahan dengan kelas yang anak osisnya lebih banyak. Bangku-bangku itu awalnya kosong. 

Aku duduk, lalu temanku itu meninggalkanku sendiri. Saat aku fokus menyalin beberapa catatan, aku mulai merasakan sesuatu yang mengganjal. Apa ini? Aku menoleh ke samping— Sial! Bangku panjang di sebelah full anak Osis dong dan mereka entah sengaja atau tidak ... beberapa dari mereka menatapku dengan jelas.

Are You Kidding me?! Aku mempercepat menulisku, dan berharap temanku itu kembali agar aku bisa mengembalikan bukunya. Sial memang. Jantungku berdebar kencang, keringat dingin mengucur, tekanan atmosfer yang berat. Ah! Aku tahu kalian semua penasaran dan mau kenalan, tapi gak gini juga caranya. Hatiku ingin menangis rasanya.

Good Bye DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang