Pagi ini Hina terus-terusan berdoa agar ia tidak bertemu dengan Jaemin, makanya Hina bela-belain abis subuh gak tidur lagi, biar langsung mandi terus jam 6-an berangkat sekolah.
Tapi semua itu hancur begitu Hina membuka pintu dan disaat itulah Jaemin ada didepan.
"Kenapa?" tanya Jaemin heran melihat ekspresi Hina.
"Eeeehh .. gak papa kok, kaaaget aja, tumben cepet banget" balas Hina tanpa memandang Jaemin.
Melihat gerak gerik Hina, Jaemin pun menyunggingkan senyum jahilnya.
"Ohh salting nih, setelah jadi calon orang jadi salah tingkah terus"
Hina menajamkan tatapannya ke arah Jaemin dan kemudian langsung memukul perut Jaemin keras.
"Sakit Na"
"Ayo buruan, lambat tinggal" teriak Hina dan Jaemin hanya tersenyum geli.
Hingga kini Jam masih menunjukkan pukul 06.10 dan udara di kota Bandung benar-benar sejuk, Jaemin dan Hina bahkan menikmatinya, ditambah hari ini berbeda, karena ini hari pertama bagi mereka bersama sebagai tunangan.
Jaemin menghentikan sepedanya, dan turun diikuti dengan Hina. Ternyata Jaemin punya alasan mengapa dirinya menjemput Hina lebih cepat, karena Jaemin ingin mengajak Hina makan bubur kesukaan Hina yang jaraknya juga tidak jauh dari sekolah.
"Buburnya 2 ya pak yang satu gak pake kacang, sama teh angetnya juga 2, makasih pak"
"Siap mas Jaemin" balas sang bapak tukang bubur.
"Sengaja ya?"tanya Hina
"Sengaja apaan?" tanya balik Jaemin
"Sengaja jemput pagi biar bisa makan kan?"
"Tuh tau" cuek Jaemin
"Kebiasaan deh gak makan, kasihan kan tante udah buatin makanan" jelas Hina sedikit sedih, pasalnya sejak saat itu, saat dimana Jaehyun dan Minju bertunangan, Jaemin jadi tidak semangat makan lagi, bahkan setiap pagi alasanya saat disuruh makan ia ingin berangkat cepat dan menjemput Hina.
"Yang penting udah mau makan pagi ini"
Jaemin meletakkan ponselnya dan menatap Hina yang terlihat sedih.
"Na, bukan berarti aku gak mau makan pagi bareng keluarga karena bang Jaehyun kok" jelas Jaemin.
"Boong"
"Beneran, udah gak ada hubungannya sama bang Jaehyun atau si Minju, cuma .. yaaa kamu kan telatan anaknya, jadi aku mau stand bye dulu biar kamu siapnya agak cepet"
"Alasan macam apa itu" sewot Hina.
"Hahahha"
Kemudian setelah itu, Jaemin mengacak pelan surai indah Hina.
"Na, mau jalan-jalan gak besok?" tanya Jaemin.
"Jalan-jalan? Kemana? Berr-dua?"
"Hmm, mau aku ajak om sama tante juga"
"Eh jangan ahh, masa mereka diajak sih" rengek Hina
"Jadi mau kan ?" tanya Jaemin lagi.
"Oke deh, dari pada tidur di kasur libur-libur hehe"
"Kencan pertama kita ya berarti" lanjut Hina sedikit pelan.
Jaemin menatap Hina dan tersenyum, "Hmm jangan lupa dandan yang cantik ya"
Dan kalimat itu mampu membuat Hati Hina berdebar kencang.
"Gak usah juga gak papa sih, kamu kan udah cantik Na, tanpa dandan juga udah cantik"
"Ngejek deh"
"Gak kok beneran, kenapa sih di puji malah responya aneh" kata Jaemin sembari memakan buburnya yang sudah datang.
"Hihi, abisnya, kamu cowok setelah papi yang muji aku cantik, bahkan bang Taeyong aja gak pernah" jujur Hina.
"Dan selanjutnya aku bakal jadi cowok yang selalu muji kamu cantik sampai tua nanti"
Di pagi yang sejuk, di kota Bandung, walau hanya berada di tempat makan bubur pinggir jalan, bahkan hanya memakan bubur. Tapi berdua dengan seseorang yang sedang Jaemin cintai saat ini, dan bisa menatap langsung mata indahnya, merupakan nikmat terindah dari Yang Maha Kuasa.
"Selama ini memang hatiku hanya untuk Minju, dia cinta pertamaku, di awal SMA aku menyimpan rasa untuknya dan ternyata diapun sama, kami menjalani kisah indah kami, hingga pada suatu saat ketika aku ingin mengenalkanya kepada keluargaku, justru keluargakulah yang mengenalkan dia sebagai calon dari abangku. Dan entah bagaimana, ternyata mereka saling mencintai,aku bisa melihat semua itu, walau sampai saat ini aku tidak pernah bertanya langsung dan meminta penjelasan dengan Minju, karena hatiku terlanjur sakit untk mendengarkannya...
... tapi disaat itulah, dimalam untuk pertama kalinya aku menangisi seorang gadis, disaat itulah dia datang, dia duduk disampingku dan bercerita tentang makanan, bahkan dia juga sempat sempatnya bercerita ingin membeli makan kucing untuk kucingnya, dan saat aku menatapnya dia menangis dan mengatakan bahwa dia tidak suka melihatku menangis, dan jujur untuk pertama kalinya pun hatiku benar-benar terbuka, bahwa bukan Minju yang benar-benar aku suka, tapi dia yang selalu ada untuku, ketika dia menangis bahkan terluka sedikitpun, aku akan lebih sedih dari siapapun, disaat kecil ketika teman-teman membullyku karena aku pendiam dia ada didepanku merentangkan tangannya untuk menjagaku, seorang gadis kecil yang melindungiku bahkan saat dia didorong dan terjatuh dia tetap bangkit dan menghentikan mereka yang tetap membullyku...
....dan dialah yang sekarang ini menjadi tunanganku, aku ingin selalu berada didekatnya, menghabiskan waktu bersamanya, sekalipun aku tidak bisa bersamanya dikemudian hari tapi hatiku akan selalu ada untuknya, menatap wajah cantiknya dan mata indahnya .... Ekavira Hina Danastri, ijinkan aku Muhammad Jaemin Ramadhan untuk menemanimu hingga maut memisahkan kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu & Kita (TAMAT)
Romans"Makanya cepet cari calon" "Kalau cari calon segampang cari mie goreng di Indomaret udah aku cari dari dulu" Damai, akur, begitulah siklusnya hingga suatu malam keluarga mereka berkumpul dan menyatakan bahwa "Kami berencana menjodohkan kalian" "APA...