3. Twins Traumatic

2.9K 375 155
                                    

🕊️ I'am A Second Lead 🕊️

.

.

.

Ayo vote dulu sebelum baca, di harapkan juga untuk berhati-hati dengan ranjau typo yang bertebaran ya. Okey kalau begitu Happy reading guys and sorry for typo 💜

.

.

.

Helaan napas tersenggal mengudara sendu, rintihan tak berujung nya menggema pilu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helaan napas tersenggal mengudara sendu, rintihan tak berujung nya menggema pilu. Bersama jutaan bisu yang merengkuh tubuh remuk nya yang seakan kaku bagai kayu. Tatapan mata itu menanar seolah memohon pengampunan pada sosok wanita yang berdiri angkuh tak jauh dari tempat nya terbaring.

"Bi-bi..... A—am--pun hh."

Rintihan nya sedikit pun tak memberikan afeksi pada sosok wanita itu seakan menggambarkan bahwa hati nya telah membeku bagai es batu abadi yang tak akan pernah cair.

"Bib--bi Yeonhee, ma— aghhk!"

Perkataan nya terhenti paksa saat sebuah benda tajam di hunuskan tepat pada perut kiri nya secara kejam oleh wanita yang di ketahui bernama Yeonhee.

"Sakit hm? Rasakan saja anak manis. Ini adalah hukuman yang harus kau terima jika berani menentang ku."

Bisikan berfrekuensi rendah itu terdengar seakan membuai runggu bocah yang tergeletak mengenaskan bersama genangan darah yang tercipta akibat luka yang ada pada tubuh nya sendiri. Air matanya menetes sebagai pelampiasan rasa sakit yang dia rasakan. Bahkan untuk menjerit dan merintih pun ia tak mampu lagi.

Yeonhee mengusap pucuk kepala bocah berwajah pucat penuh lebam juga luka itu dengan lembut, "Harusnya kau tetap menjadi anak anjing yang manis ketika aku tidak ada Vincent."

"Ah, jangan khawatir. Aku tidak akan membunuh mu sayang, jadi jangan takut hm." wanita itu melepaskan ikatan yang berada di kedua lengan juga kaki Vincent.

"Hei kau! Bawa dan obati dia, pastikan bocah ini mendapatkan pengobatan yang paling baik sebab aku tidak ingin mainan ku ini mati." Titah nya pada salah seorang pengawal pribadi nya.

Yeonhee mulai melangkah menjauhi ruangan yang biasa Vincent sebut sebagai 'The Torture Room' atau Ruang penyiksaan. Namun langkah wanita itu harus terhenti karena sebuah suara yang terdengar amat lirih.

"Ke--kena—pa hh, bib--i melakukan ini pada ku? Me--memang a—pa kesala—,"



Plakkk



I'Am a Second Lead [Slow Updete] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang