AOD 32

34 2 0
                                    

Flashback on

“Eomma kenapa bisa sangat mencintai appa?” Hyunjin kecil bertanya pada Nayeon dengan polosnya.

“Hm ... kira-kira kenapa yaaa?” Nayeon mencoba mengoda anaknya itu dahulu sebelum menjawab, tapi karena sangat penasaran Hyunjin kecil sampai mengoyah-goyahkan tangannya.

“Kenapa eomma?”

“Hm ... mungkin karena eomma sangat mencintai appa, dan juga appamu itu adalah suami eomma, tidak ada alasan khusus eomma mencintai appamu. Itu semua tulus dan cinta eomma tembuh karena rasa terbiasa.”

Flashback off

Hyunjin berdiri dan langsung menatap tangannya sendiri dengan gemetar, betapa banyaknya orang yang tak bersalah telah ia bunuh. Entah mengapa tiba-tiba pandangan Hyunjin mengabur dan hatinya merasa sakit. Ia merasa sedikit berbeda. Ingatan tentang bagaimana ia menyiksa korbannya terbayang-bayang di kepalanya. Hyunjin menangkat kepalanya memandang lurus ke depan.

Di sana, Hyunjin melihat korbannya yang sedang menatapnya penuh kebencian, di tambah luka-luka yang Hyunjin ciptakan membuat mereka tampak megerikan di hadapan Hyunjin. Hyunjin tentu saja terkejut dan mundur beberapa langkah karena mereka mendekat.

Bruk!

Hyunjin terjatuh ke tanah dan menatap ke depan dengan tatapan ketakutan, Youngmi bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Hyunjin tapi kini Hyunjin menutup rapat telinganya seolah tak ingin mendengar apa-pun.

“Hyunjin!” panggil Youngmi yang sama sekali tak di sahut oleh Hyunjin.

“Pergi kalian! Apa yang kalian lakukan di sini! Pergi kalian ke neraka! Itulah tempat kalian!” teriak Hyunjin, Youngmi melebarkan matanya tak percaya.

“Hyunjin! Hyunjin apa yang terjadi!” teriak Youngmi, ia masih berusaha melepaskan tangannya tapi itu malah membuatnya samakin sakit saja.

“HWANG HYUNJIN!”

Hyunjin beralih menatap Youngmi dengan nafas memburu, setelah itu ia melebarkan matanya. Entah mengapa ada rasa bersalah yang amat besar dan rasa sakit tersendiri ketika melihat Youngmi dipenuhi luka goresan akibat dirinya.

“Youngmi ... Youngmi ... kau baik-baik saja?” tanya Hyunjin cemas, ia mendekat kembali pada Youngmi, Youngmi bernafas lega. Hyunjin memeluknya erat sambil menangis, Hyunjin sendiri tidak tau mengapa tiba-tiba ia merasakan ini.. Ia membunuh karena menganggap dirinya malaikat tapi yang sebenarnya Hyunjin hanyalah manusia biasa yang terlihat sempurna tetapi memiliki banyak kekurangan di balik topengnya.

Hyunjin menatap Youngmi dengan perasaan bersalah, “Maafkan aku, maafkan aku!”

Youngmi menangguk, Hyunjin segera berdiri untuk mengambil kunci yang ia letakkan di dinding, tepat saat Hyunjin berbalik seseorang menerobos masuk.

BRAK!

“Youngmi!” Seungmin melotot tak percaya, ia langsung mengarahkan sniper-nya pada Hyunjin.

DOR!

ANDWAE!”

***

Mobil Seungmin mendekati mansion Hyunjin, di sekitar mansion itu sudah banyak pasukan satgas yang mengepung. Seungmin dan Jeongin keluar mobil, mereka menghampiri Minho yang sudah datang terlebih dahulu meninggu mereka.

“Lama sekali! Jika bukan karena kau mungkin aku sudah menerobos masuk!” kesal Minho, Seungmin memang menyuruh Minho menunggunya tiba dan jangan melakukan apa-apa. Minho menurut karena jika ia masuk paksa maka pasukan satgas yang di perintahkan oleh teman Seungmin mungkin akan menembaknya mati.

“Daniel hyung!” panggil Seungmin ke seseorang yang ternyata dia adalah temannya itu.

“Semua pasukanku sudah siap,” ujarnya.

“Baik. Kami juga sudah siap!” kata Minho mantap sementara Seungmin menyiapkan sniper-nya. Mereka masuk ke dalam mansion itu dengan di ikuti beberapa pasukan satgas. Di dalam para pelayan terkejut bukan main, mereka ingin kabur tapi dengan sigap para pasukan satgas itu menangkap mereka.

Bahkan bodyguard Hyujin pun ikut tertangkap, “Katakan di mana Hyunjin!” bentak Minho yang baru saja memeriksa kamar-kamar yang ada di sana di bantu pasukan serta Seungmin, Jeongin, dan Daniel.

Tak ada yang menjawab bahkan di todong pistol-pun mereka tetap bungkam, salah satu dari mereka terseyum miring. “Percuma memaksa kami membuka mulut, kami tak akan pernah melakukannya!”

“Bang*at!” umpat Seungmin yang kemudian memukul bodyguad itu dengan keras, Minho kaget karena mendengar Seungmin mengumpat. Ini adalah pertama kalinya baginya.

“Katakan atau kutembak kau hingga semua organmu keluar dari tempatnya!” ancam Seungmin sambil mengarahkan sniper nya ke bodyguard tadi. Bodyguard itu ketakutan dan menangkat tangannya.

“Tu-tuan Hyunjin ada di ruangan bawah tanah!”

“Tunjukkan tempatnya!” titah Seungmin dingin. Bodyguard itu menurit dan memimpin jalan menuju ruang bawah tanah di mana Hyunjin berada saat ini. Mereka memasuki sebuah lorong yang menurun dan di ujung lorong terdapat lampu kecil sebagai menerang di mana di sebelah lampu itu ada pintu.

Tepat di depan pintu, Seungmin segera mendobraknya dan betapa kagetnya dia melihat Youngmi di rantai dengan Hyunjin yang berdiri membelakanginya. Tanpa berpiki panjang Seungmin yang amat marah itu mengarahkan sniper nya ke arah Hyunjin dan segera menarik pelatuknya.

DOR!

“ANDWAE!!!” teriak Youngmi, tapi terlambat karena peluru Seungmin sudah mengenai Hyunjin membuatnya sakit di bagian dada kirinya. Hyunjin memegangi dada kirinya dan kemudian menatap tangannya yang penuh dengan darah, kakinya melemas dan membuat tubuhnya terjatuh menyentuh tanah.

Minho yang datang bersamaan dengan Seungmin tak memperdulikan itu, ia segera mengambil kunci dan melepaskan Youngmi. Minho ingin memeluk adiknya itu tapi Youngmi segera menepisnya dan mendekat pada Hyunjin.

“Hyunjin ... hiks ... Hyunjin!”

“Mian-hae ... Young ... Mi,” kata Hyunjin terbata-bata, Youngmi hanya mampu menangis sambil menggeleng. Jangan seperti ini, Youngmi sungguh tidak suka situasi seperti ini.

“Panggilkan ambulan! Panggilan ambulan Seungmin!!!!” perintah Youngmi, Seungmin yang tadinya terdiam di tepat sambil mencoba memahami situasi langsung tersadar dan langsung menelepon ambulance.

Youngmi memeluk Hyunjin yang menatapnya sayup, “Jangan tutup matamu! Jangan sekarang Hyunjin!” Hyunjin memegang tangan Youngmi yang menangkup kedua pipinya, pria itu tersenyum sambil menahan rasa sakit.

“Aku me-cinta-i-mu Young-mi, maafkan a-ku,” Youngmi semakin menangis, kenapa ambulan belum datang juga?

“Aku sudah memaafkanmu, tolong bertahanlah sedikit lagi! Hiks ... Hyunjin,” dada Youngmi sesak melihat Hyunjin menatapnya sayup-sayup dan pendarahan di dada kiri Hyunjin tak kunjung berhenti.

“Aku ... mengantuk sekali ... Youngmi,” lirih Hyunjin.

“Tidak! Jangan tidur! Jangan tutup matamu! Hyunjin aku mencintaimu! Jangan tinggalkan aku!” Setelah itu Hyunjin benar-benar menutup matanya untuk selamanya, nafasnya berhenti seraya tangannya melemas dan melepas dari tangan Youngmi.

“Hyunjin? Tidak! Kumohon jangan pergi!!!!” teriak Youngmi sambil memeluk kepala Hyunjin yang ada di pangkuannya. Malam ini adalah yang tak akan pernah Youngmi lupakan, malam di mana ia kehilangan Hyunjin untuk selamanya.

Angel Or Devil Ft Hwang Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang