Epilog

41 4 0
                                    

5 tahun kemudian.

[Youngmi POV] Waktu terus berjalan, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan dari musim ke musim aku menjalani hidup ini sendirian tanpa adanya sosok Hwang Hyunjin di sisiku. Kenangan itu masih membekas, kasus Hyunjin menjadi kasus pembunuhan terbesar ke dua di Seoul.

Aku sudah berhenti menjadi detektif, dan memilih menjadi ibu rumah tangga yang baik dan sabar menghadapi anak-ku. Yaa, anak-ku dengan Hyunjin. Gadis kecil manis dengan mata elang seperti ayahnya.

 Gadis kecil manis dengan mata elang seperti ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hwang Moonbyul. Aku memanggil peri kecil-ku itu dengan panggilan Jamjam. Jamjam sedang sekolah hari ini, aku menunggunya di sebuah bangku taman di depan sekolahannya. Dedaunan mengering dan berjatuhan di sekitarku.

Aku mengambil salah satunya, kenangan tentang Hyunjin dan diriku terputar kembali. Di mana ia memelukku kerena udara dingin kala itu, aku menoleh ke samping dan membayangkan Hyunjin tengah tersenyum ke arahku.

Hatiku menghangat sekaligus sakit, aku menahan air mataku yang hendak turun tapi tak bisa. Ini terlalu sakit hingga aku tak bisa menahannya lagi, air mataku terjatuh dengan deras dan Hyunjin mengusapnya.

Aku tau itu hanya bayangan semata, aku sadar akan hal itu hanya saja aku ingin ia di sini, bersama ku, ikut menunggu Jamjam pulang sekolah ataupun melakukan hal-hal lain layaknya sebuah keluarga yang bahagia.

“EOMMA!!!” atensiku langsung teralihkan, aku meliat Jamjam dengan tas punggungnya. Aku segera mengusap air mataku ketika Jamjam mendekat. Gadis kecil itu memandangku dengan kerutan halus di dahinya.

“Eomma menangis lagi?” Aku menggeleng mejawab pertanyaannya. Tanganku terulur untuk membawa putriku itu dalam pelukanku dan memangkunya di atas pahaku. Aku menyembunyikan wajahku sambil mendekapnya. Air mataku kembali turun, aku menangis tanpa suara sambil memeluk Jamjam erat.

“Eomma?” Jamjam membalas pelukanku seakan gadis keci itu tau jika aku sedang menangis di pelukannya.

“Jangan nangis! Eomma rindu appa ya?” aku hanya diam, hatiku semakin sakit, ini tidak benar! Kenapa aku menangis di hadapan Jamjam? Bukankah itu hanya akan membuatnya ikut bersedih? Aku segera melepas pelukanku dan menatapnya.

Jamjam menghapus air mataku, “Ani, eomma hanya lapar, hehe,” dustaku. Karena hampir setiap aku menjemput Jamjam di musim gugur seperti ini aku selalu menangis mengingat Hyunjin. Mengingat kenangan indah bersamanya.

“Eomma boong, cwacwa bu guwlu boong itu gak bawik!” Jamjam berkata dengan nada cadel nya dan aku terkekeh mendengarnya, yang sedang berusaha ia katakan adalah ‘Eomma bohong, kata bu guru bohong itu gak baik’.

“A-anthi ayyOo keteymu a-ppa! Jamjam rindu,” aku mengangguk dan kemudian berdiri sambil mengendongnya. Yang barusan Jamjam katakan adalah ‘Nanti ayo ketemu appa! Jamjam rindu.’

Jamjam meminta turun dari gendonganku, aku menurunkannya dan ia mengemgam salah satu tanganku untuk ia gandeng. Aku tersenyum senang atas tingkahnya, meski Hyunjin sekarang tak ada di sisi ku setidaknya aku bahagia karena memiliki Jamjam ada bersamaku.

Mungkin ini adalah takdirnya, aku juga tak bisa menyalahkan Seungmin sepenuhnya atas kematian Hyunjin. Dan mungkin juga ini adalah balasan bagi Hyunjin atas perbuatannya dulu. Ketahuilah setiap perbuatan itu pasti ada balasannya tersendiri, jika tak di balas di dunia mungkin saja Tuhan akan membalasnya di akhirat nanti.

Takdir itu ada dan Tuhan-lah yang menentukan. Jika kau bertanya, jika takdir itu ada lalu kenapa kita di beri pilihan maka jawabanku adalah karena kita manusia dan kita memiliki wewenang atas keputusan yang akan kita ambil, dan wewenang itu di berikan oleh Tuhan pada kita. Dan kita juga memiliki sifat baik dan buruk.



“Kita semua memiliki terang dan gelap di dalam diri kita. Yang penting adalah sisi mana yang kita pilih.” – Sirius Black



END








Yeiii akhirnya selesai. Makasih udah mau vote meski gak komen. Sampai jumpa di book aku yg lain. Maaf kalo masih byk typo atau kesalahan. Meski kalian cuman silder, aku sayang kalian tapi juga kesal dengan kalian. Semoga jika kalian yg silder dan kalo bikin book gak ada yg silder kek di sini^^

Okey. Paypay~ jaga kesehatan yaaa
Moga ada pembelajaran yang bisa di ambil dari cerita ku yg ini^^

Btw bonus. Aku tau kalian kangen Hyunjin:<

“Kangen ga? Oh enggak ya udah”— Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kangen ga? Oh enggak ya udah”
— Hyunjin

Angel Or Devil Ft Hwang Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang