18

497 116 15
                                    

" Bang pelacak nya nyala tapi kan?  "- terlihat seorang laki laki tengah sibuk mengotak ngatik sebuah komputernya

" Nyala ko, dia udah bilang sama gue kalau udah nyimpen di bawah mobil nya "- jawab yang di tanya

Menganggukkan kepalanya lalu fokus ke depan , lebih tepatnya komputer yang sedang ia gunakan.

" Hampir aja dong gue ketauan, ah gila hampir ga bisa ngomong tadi "- keluh seorang laki laki yang sekarang tengah terduduk sambil meminum air yang mungkin sudah di sediakan oleh tuan rumah

" Pelan pelan aja , santuy. Nanti kalau udah waktunya gue yakin rencana kita bakalan berhasil "- laki laki yang sibuk dengan laptop itu menoleh

" Felix, perumahan bumi indah itu bukan nya perumahan Lo ya? "- tanya nya

Yang di tanya -felix- nengok " Kenapa emang bang? "

" Ni orang masuk ke perumahan Lo lix, dia tinggal di perumahan itu kali "- kata nya lagi

" Sumpah bang , dia ga tinggal di perumahan gue. Kalau dia tinggal disitu ngapain gue ngepet nyari nyari alamat dia "- ujar Felix

" Anjir dong ngepet wkwk , dapet berapa lix? "- laki laki yang tengah sibuk memakan permen yupi itu menoleh lalu tertawa

Felix mendecak " Gue serius Niel, mana mungkin gue boong  " Jawabnya dengan tangan yang sibuk dengan handphone, main game.

Laki laki lain selain mereka ber 4, terlihat memasuki ruangan. Di ikuti 2 orang di kanan dan kiri laki laki itu.

Semua yang terdiam di ruangan itu menoleh cepat, menatap bingung ke arah laki laki tinggi yang terdiam di depan pintu masuk

" Bang ngapain lo_"

" Mereka mau bantuin kita "- sela nya cepat 

" Maksud lo? "- tanya laki laki yang tadi tengah memakan permen yupi 

" Aca masih idup kan? "- semua laki laki itu terdiam memandang satu sosok yang berada di kanan laki laki tinggi tadi 

" Emang apa untungnya kalau gue bilang kalau aca masih idup ? emang lo siapa hah!?"- felix kesal, dia benar benar membenci kedua manusia yang di bawa laki laki tadi

" Dia adek gue ! dan gue berhak tau "- jawabnya dengan air mata yang siap jatuh 

Felix mendecak " Manusia kaya lo itu ga berhak buat di panggil seorang kaka, mending lo pergi deh dari sini, ga sudi gue liat lo dalam satu ruangan kaya gini, ngotorin aja " 

" Felix! "- bentak laki laki yang enggan mengeluarkan suara sedari awal datang tadi 

" Kenapa? emang kenyataan nya kaya gitu kan? "- felix se umur umur tidak akan pernah memaafkan 2 orang yang ada di depan nya ini

" Lix udah, inget kita disini buat apa "-  Daniel mengelus pelan pundak felix yang sudah naik turun tidak karuan

Iya jadi di ruangan itu ada Felix dan Daniel..

" Biarin aja kalau emang mereka berdua mau bantuin kita" - semua pasang mata tertuju ke arah laki laki yang sibuk dengan komputer nya 

Laki laki itu menoleh dan tersenyum " Biar gue sama sungchan yang urus mereka " lanjutnya lagi dengan senyuman yang tidak pudar.

Bukan, bukan senyuman tulus, tapi senyuman yang memiliki arti.

" Gue percayain sama lo bang " 

****

Terlihat sebuah labirin besar menjulang tinggi di depan sana, langit gelap dan udara terasa sangat dingin. Dia sendirian, menatap ke depan sana dengan tatapan Ini ada dimana?   

I'm BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang