Abdominal muscles

13 1 1
                                    

Bukan hal yang jarang bagi seorang Choi Heeyoung melihat penampakan badan kekar laki-laki tanpa atasan dengan mata telanjangnya, biasanya kakak lelakinya melakukan itu saat selesai mandi.
Tapi kali ini seorang lelaki yang baru saja menyelesaikan lari paginya dan mengganti pakaian di ruang ganti, membuat Heeyoung tak bisa berkedip. Bahkan tak tanggung-tanggung dirinya mengangkat benda persegi guna menangkap pemandangan indah itu.

ckrek.

Sial. Gadis itu lupa kalau ponselnya belum ia senyapkan.

Yang menjadi objek tangkapan layar Heeyoung, kini menoleh dengan kilat kearah suara tadi. Bergegas ia memakai kaos hitam polos dan menghampiri seseorang yang kini sedang mematung diambang pintu.

"Hapus foto itu", suara berat lelaki itu membuat Choi Heeyoung menelan ludahnya susah payah, "Aku tidak akan membawamu ke ruang Bimbingan Konseling karena perilakumu yang diluar nalar itu, tapi tolong hap-",

"Aku belum pernah melihat otot perut seindah itu",

Jeon Wonwoo sedikit melotot mendengar kalimat yang dilontarkan gadis yang merupakan siswa dihadapannya.

"Aku tidak sedang bermain-main", Wonwoo merampas ponsel Heeyoung dengan mudahnya, karena gadis itu sedikit tidak sadar sedang ada disituasi seperti apa ia sekarang, sehingga tangannya seperti lemah untuk memegang sesuatu, sekalipun itu hanya sebuah ponsel. Pikirannya masih memikirkan bagaimana indahnya bentuk tubuh - tidak - otot perut guru kimianya tersebut.

"Silahkan saja hapus gambar itu dari ponselku. Tapi, Pak Jeon tidak akan bisa menghapusnya dari ingatanku", gadis itu tersenyum miring dengan tangan yang menengadah, "Ponselku, aku ingin pergi ke kelas".

Wonwoo memberikan ponsel itu pada pemiliknya, "Aku bisa mengeluarkanmu dari sekolah kapanpun aku mau setiap kau menggangguku, Choi Heeyoung. Jadi, berhentilah menggangguku. Disekolah aku adalah guru dan kau adalah muridku, dan pada dasarnya seorang murid harus menghormati gurunya, bukan? Tapi perilakumu itu sangat jauh dari kata menghormati."

Mata Heeyoung tak lepas dari lelaki yang berjalan mengambil jas hitamnya.

"Ini peringatan pertama setelah kau menggangguku untuk ketiga kalinya",  pria itu memasang dasinya setelah jas-nya membalut tubuh kekarnya yang sedikit kurus, selesai memasang dasi, mata tajamnya menatap, seolah akan menusuk mata seseorang dihadapannya,  "Aku beri tiga kesempatan lagi untukmu, Choi Heeyoung".

Wonwoo berlalu meninggalkan gadis cantik itu.

"AKU HANYA MENYUKAIMU, PAK JEON!",

Ah, Heeyoung terobsesi dengan Jeon Wonwoo, guru kimianya yang baru pindah sebulan yang lalu. Gadis itu merasa Wonwoo memiliki daya tarik yang tinggi pada dirinya dan ia rasa ia harus mendapatkan pria tersebut. Tidak peduli ia berstatus sebagai apa dan Wonwoo sebagai apa, ia harus mendapatkannya, harus. Itu pikirannya.

Jeon Wonwoo adalah orang yang sangat dingin dan tidak ekspresif. Dia hanya memiliki satu topeng dihidupnya. Jadi, Choi Heeyoung, berhentilah atau kau akan merasakan sakit yang teramat saat mengetahui siapa pria itu sebenarnya.

 ***

"Ini",  gadis yang sedang duduk itu mengulurkan tangannya ketika ia melihat teman sebangkunya datang.

"Apa?",

Jung Min Jee memutar bola matanya, "Kau bisa lihat sendirikan? Ini surat. Kedua kalinya untukmu, Choi Heeyoung."

Heeyoung mengambil surat itu seraya mendudukan bokongnya disamping Min Jee yang mendekat, ingin melihat isi surat itu juga.

"Kau mendapatkannya darimana?", Heeyoung membulak-balik suratnya mencari nama samaran yang biasanya terdapat pada bagian depan surat-surat cinta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lean on Me ( 내게 기대 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang