11. The third kiss

666 71 20
                                    

"Chewy! Chewy! Papo-ya! Eodiya! " Terdengar suara pria dari hujung pintu utama rumah, awalnya semua tidak peduli. Ketika penasaran siapa dipanggilnya, Chaeyoung membuka pintu dan terlihat sosok pria kelinci di sana.

Chaeyoung menutup pintu dengan keras menganggu Tzuyu ingin memeluknya, kembali menatap ke bawah, langsung turun tidak peduli keadaan Mina.

"Chaeng, ada apa?" Chaeyoung geleng pelan, menampilkan senyum manisnya pada Tzuyu yang bingung menatapnya. "Kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku?" Tanya Tzuyu tanpa ragu.

Dia langsung menghampiri pintu dan ketika membukanya langsung mengerti, "Oh, Jungkook." Jungkook mendekatkan wajahnya di wajah Tzuyu membuat suasana penuh dengan tatapan mengerikan.

Jungkook terlihat membisikkan sesuatu pada Tzuyu. Tatapan pria kelinci itu awalnya tertuju ke dinding, saat ia merasa sedang ditatap, ia menoleh untuk melihat ada gadis-gadis yang sudah memberikan tatapan maut.

"Aku pergi dulu! Jangan lupa kunci pintunya ya!" Tzuyu menutup pintu setelah pemuda kelinci itu pergi. Tzuyu mengangkat alisnya, "Ada apa?" Mereka menggelengkan kepala, lalu melakukan pekerjaan mereka.

Semuanya tetap di rumah Tzuyu sampai orang tua Tzuyu pulang. Saat mereka semua pulang, Tzuyu meminta izin kepada orang tuanya untuk keluar sementara untuk membeli sesuatu.

Tempat gang jalan yang gelap dan sepi, adalah jalan cepat menuju ke toko kecil di sana dan itulah mengapa Tzuyu memilih jalan ini. Saat berjalan tanpa sengaja menabrak seseorang, orang tersebut sudah terlanjur jatuh tengkurap beruntung Tzuyu menangkap tubuhnya berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Sana?" Sana mengangkat kepalanya, matanya memerah, dia tersenyum paksa dan mencoba untuk berdiri. Tzuyu memperhatikan tubuhnya, dengan pakaian yang begitu terbuka, Tzuyu melepas jaketnya dan membantu Sana memakainya.

Sana ingin pergi tapi lengannya sudah ditarik oleh seorang gadis Taiwan. Dia membawa gadis Jepang itu ke toko kecil, lalu membelikan makanan dan minuman untuknya serta membeli jaket tebal untuknya.

Sana menatapnya, ragu-ragu untuk menerimanya. "Ayo, jalan-jalan sebentar." Tzuyu menarik pergelangan tangannya, lalu mereka berjalan tanpa bicara.

Sana hanya menurutinya, memegang erat tangan Tzuyu. Tzuyu merasa Sana terlihat ketakutan dan berusaha menenangkannya.

Mereka sampai di sebuah jembatan, hembusan angin menari di atas, rambut mereka juga menari.

Tzuyu hanya menyuruhnya untuk tenang, dan nikmati indahnya malam. Suara aliran sungai terdengar cukup indah di kedua telinga mereka.

Saat dia merasa tenang, dia mencoba tersenyum dan terlihat baik-baik saja. Tzuyu menatapnya, tidak ingin tahu tentang dia karena dia tidak punya hak untuk mengetahui kehidupan seseorang.

"Ini nomorku. Hubungi aku jika kau membutuhkan aku. Aku selalu disana," Ujar Tzuyu meletakkan kertas terisi nombornya.

"Oh terima kasih.." Suara Sana lembut, Tzuyu entah kenapa enggan melepaskan bibir Sana.Sana menyadari jika Tzuyu menatapnya terlalu lama, maka keduanya saling bertatapan.

Tanpa perasaan, Sana menarik kerah Tzuyu agar sejajar dengan tinggi badannya. Untuk menyatukan bibir mereka, Sana memejamkan mata sementara Tzuyu terkejut.

Tak lama kemudian, Tzuyu melebarkan matanya untuk melihat tetesan air hujan yang jatuh, pada saat yang bersamaan. Air mata Sana pecah.

Keduanya berciuman saat hujan turun untuk membasahi tubuh mereka. Sana melepas bibirnya, Tzuyu memeluknya erat-erat. "Keluarkan semuanya. Jangan simpan perasaanmu untuk dirimu sendiri."

Cause I Like You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang