CHAPTER 8

143 31 8
                                    

"Selamat pagi, Baekhyunie!"

Setelah berhari-hari di Barcelona, sapaan pagi dari Sehun tidak pernah absen setiap paginya. Baekhyun mengangguk membalas Sehun, walau hanya pergerakan kecil namun Sehun merasa sangat senang. Tapi, itu bukan berarti Baekhyun sudah berdamai dan menyerah terhadap Sehun. Tidak sama sekali, rasa ingin pergi masih terus menyelimuti dirinya.

Baekhyun sudah duduk dikursinya, Wendy pun segera membantu Baekhyun untuk menata makanannya diatas piring. Sementara Joy melakukan hal yang sama dengan Sehun. Keduanya pun makan dengan hening, yang terdengar hanyalah suara dentingan garpu dan pisau serta suara penyedot debu dari irene yang tengah merapikan ruang yang bersebelahan dengan dapur.

Ini terlalu hening, bahkan sangat hening.

Genggaman Sehun pada garpunya menguat, ia tengah gugup. Ia ingin mengatakan sesuatu pada Baekhyun, karena setelah berhari-hari lamanya baru hari ini Baekhyun mau duduk santai dan makan dihadapannya. 

Baekhyun merasa Sehun ingin mengatakan sesuatu padanya, ia pun menegurnya.

"Ada yang ingin kau katakan padaku?"

Celetuk Baekhyun membuatnya membeku, dengan suara pelan hampir mencicit ia menjawab, "Baekhyun, apa tidak keberatan bila malam ini kita makan malam berdua diluar?"

Garpu yang hampir disuapkan ke mulut Baekhyun seketika berhenti, Baekhyun menurunkan garpunya dan menatap Sehun. Sehun terkesiap, ia takut membuat Baekhyun kembali marah padanya.

"Hm" jawab Baekhyun.

Senyum cerah pun terbit di wajah Sehun, "Apa itu jawaban dari 'ya'?" tanya Sehun kembali.

"Hm"

Baekhyun menyetujuinya, ia senang. Namun, bagai diberi satu inchi, ia pun meminta satu mil. 

"B-bagaimana kalau kita berjalan-jalan keliling Barcelona hari ini? Sudah berhari-hari kau di Barcelona namun belum melihat-lihat kota ini, kita juga bisa makan siang sekaligus makan malam diluar hari ini? Bagaimana?" ujar Sehun.

Baekhyun menatap Sehun, lama mereka berdua terdiam Sehun pun mulai berbicara untuk menenangkan Baekhyun namun sebaliknya malah terjadi.

"Jika kau lelah maka ti--"

"Baik, beri aku waktu untuk bersiap. Wendy, tolong nanti bantu aku untuk memilih pakaian."

Wendy yang berdiri disebelah Baekhyun pun terkesiap, "Eh? B-baik, tuanku Baekhyun"

Baekhyun pun bangkit dari kursinya, meninggalkan meja makan.

Sementara ketiga orang disana memasang wajah cengo dengan sikap Baekhyun, hingga seperkian detik ketiganya berteriak gembira. Seulgi dan Wendy memberi ucapan selamat yang heboh hingga terjerit-jerit, sementara Sehun hanya tertawa keras sembari kedua tangannya menyalami mereka berdua.

Baekhyun dapat mendengar tawa dan jerit bahagia itu dari lorong menuju kamarnya, ia pun tak kuasa untuk tidak tersenyum. Namun sangat kepalanya terangkat ia melihat Kyungsoo dengan pakaian hitam formalnya sembari menyeret koper, Baekhyun pun ingat sejak sarapan tadi Kyungsoo pun tidak muncul.

"Kamu mau kemana?" tanya Baekhyun dengan penasaran. Namun tatapan serta jawaban dinginlah Baekhyun dapatkan.

"China, pekerjaan Sehun tidak bisa ditinggal terlalu lama ditangan orang lain." balas Kyungsoo.

Setelah menjawab Kyungsoo pun berjalan melewatinya. Baekhyun menatap lepas kepergian Kyungsoo kemudian mengangkat bahunya tidak peduli, dan kembali ke kamarnya untuk bersiap jalan-jalan dengan Sehun.

Jelamaan Rahwana

Sehun pun mengendarai porche 911 bersama Baekhyun mengelilingi kota Barcelona yang megah dan begitu memanjakan mata.

Jelmaan RahwanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang