14. KENAIKAN KELAS

19 19 6
                                    

     Setelah bertempur dengan soal-soal yang membuat otak terkuras lebih banyak. Akhirnya, siswa-siswi SMAN 1 MERDEKA ini telah menyelesaikannya. Tibalah kini penerimaan raport. Di kelas X IPA 1 sudah hening, para orang tua pun mulai berkumpul di kelas X IPA 1.
  
     Satu per satu nama murid di panggil sesuai abjad yang telah ditentukan sekolah. Pembagian raport berlangsung selama 1 jam. Sedangkan, murid-murid dipersilahkan menunggu di luar kelas.

"Gimana nih nilai gue" kata Kinan tiba-tiba.

"Lo berdo'a aja. Semoga nilai kita bagus" ucap Zilda.

"Amiiin" Yura menengadahkan tangannya.

"Gimana kalau nilai gue jelek. Abis sama Bunda gue nih" kata Kinan.

"Positif thinking aja. Mudah-mudahan kita semua bisa naik kelas" ujar Yura.

"Amiin" ucap semua murid kelas X IPA 1.

     Semua murid kelas X IPA 1 mulai tegang. Karena, satu persatu nama mereka di panggil oleh Wali Kelas. Teman-teman Zilda dan Zilda mulai cemas dengan nilai mereka. Akankah nilai mereka lebih bagus dari rapot yang kemarin atau malah lebih jelek dari rapot yang kemarin.

    Kini bagian Zilda, Zilda merasa tak percaya dengan apa yang sudah ia lakukan selama satu semester ini, ia takut mengecewakan Mama dan Papa-nya. Apalagi Kak Keyvan yang sudah mengajarinya dengan susah payah dan meninggalkan tugas sekolahnya hanya karena mengajari adik kesayangannya itu.

"Nak" panggil Mama Nia.

"Iya ma? Gimana nilainya?" tanya Zilda khawatir.

"Alhamdulillah bagus nak" puji mama Nia.

"Alhamdulilah. Aku mau lihat dong ma" ujar Zilda.

"Ini, ya udah mama pergi dulu ya" ucap mama Nia.

"Iya Ma, hati hati" kata Zilda.

"Iya nak" ucap mama Nia.

Bismillah semoga yang dibilang Mama memang benar batin Zilda berbicara

  Perlahan-lahan Zilda mulai membuka rapotnya dan alhasil yang dibilang mama Nia adalah benar adanya. Ternyata mama Nia tidak bohong, nilai Zilda memang bagus. Ia mengalahkan Ervita yang sekarang peringkat 6. Zilda peringkat ke-4. Dan semoga seterusnya bisa lebih meningkat.
                                    ***

      Hari ini, Zilda pulang bersama Kak Keyvan. Ia mau mentraktir kakaknya. Karena, kakaknya telah berhasil membuat adiknya yang manis itu masuk peringkat 5 besar. Ya, walaupun bukan peringkat 1. Setidaknya, Zilda telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengalahkan teman-temannya. 

      Di parkiran sekolah, mereka bertemu dengan Kak Reygan. Kak Reygan yang awalnya mau mengajak Zilda jalan-jalan akhirnya membatalkan niatnya. Dia tidak ingin mengganggu dua kakak beradik itu.

"Rey, kamu mau pulang?" tanya Kak Keyvan.

"Iya, kenapa?" tanya Kak Reygan balik.

"Gue ada acara sama anak basket, lo bisa anterin Zilda pulang nggak?" tanya Kak Keyvan.

"Iya bisa. Kenapa nggak" ujar Kak Reygan.

"Ayo, naik" kata Kak Reygan.

"Jagain adek gue ya" pesan Kak Keyvan.

"Iya siap. Gue jalan dulu ya" ujar Kak Reygan.

"Yo'i bro" kata Kak Keyvan.

       Di perjalanan pulang, mereka tak berbicara sama sekali. Hanya ada suara deruman mobil dan motor di jalanan. Mungkin mereka gengsi atau tidak ada topik pembicaraan.

"Zil, gue mau bicara sesuatu sama lo boleh?" tanya Kak Reygan.

"Iya boleh. Ada apa kak?" sahut Zilda.

"Tapi kita berhenti di cafe  dulu ya" ujar Kak Reygan.

"Iya dah" Zilda hanya menurut saja.

     Mereka berdua berhenti di seberang jalan di cafe Ayamsyung. Zilda tak mengerti mengapa Kak Reygan membawanya kesini. Memang ada hal penting apa sampai harus di bicarakan di cafe seperti ini.

"Kakak mau bicara apa?" tanya Zilda setelah makanan datang.

"Sebenarnya gue malu mau bicara ini ke lo. Tapi, hati gue yang memaksa gue bicara seperti ini" kata Kak Reygan.

"Bicara apa kak?" tanya Zilda penasaran.

"Gue cinta sama lo sejak gue lihat lo, dan mengenal nama lo. Memang gue bukan cowok romantis, bukan cowok yang humoris, tapi gue bisa jadi cowok yang lo mau. Apakah lo mau jadi pacar gue?" ungkap Kak Reygan.

"Hem, gimana ya kak" bingung Zilda.

"Gue akan terima semua jawaban lo. Kalaupun lo terima ya alhamdulillah, tapi kalau lo nolak itu hak lo, gue nggak bisa apa-apa" jelas Kak Reygan.

"Hem, tapi maaf sebelumnya kak. Aku nggak bisa terima cinta dari kakak, karena aku sudah mencintai yang lain kak. Maaf ya" ujar Zilda.

"Iya nggak apa-apa kok. Itu hak kamu. Tapi, kita masih bisa jadi teman kan?" tanya Kak Reygan.

"Iya kak.  Maaf yaa" Zilda malah nggak enak hati karena menolak cinta dari Kak Reygan dan memilih Rasya.











Maaf baru bisa update sekarang🙏

Semoga suka yaaa🤗

WHEN I SEE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang