Aku tau Tenko itu anak orang kaya, jadi tidak heran jika rumah mereka bisa sebesar ini.
"Ini rumahku, Kak," ucap Tenko senang. Tangan kecilnya masih menggenggam tanganku ketika kami memasuki halaman rumahnya.
Iya. Aku tau, adik manis. Aku sudah pernah melihatnya di manga yang aku baca. Tapi tentu saja aku tidak mungkin mengatakan itu, jadi aku hanya menanggapinya dengan sederhana.
"Waaahhh, rumah Tenko-kun besar sekali."
Tenko tersenyum mendengar tanggapanku sebelum anak itu menarikku untuk mengikutinya. Dia tidak bermaksud membuatku masuk ke rumahnya kan? Aku tidak masalah sih sebenarnya. Tapi bagaimana kalau ayahnya ada di rumah? Jujur saja, aku tidak suka Ayahnya Tenko. Selain galak, dia juga sering memukul Tenko-ku yang manis.
"Ayo masuk, Kak. Aku akan mengenalkanmu pada Hana-chan dan Mon-chan."
Ah, Kakak perempuan dan anjing peliharaannya ya? Selama dalam perjalanan menuju kemari kami memang sudah resmi berteman, tapi aku tidak menyangka Tenko akan memperlakukanku seolah kami ini sudah berteman sejak lama, padahal baru beberapa menit saja. Itu tidak buruk sih, bagus malah.
Aku hanya mengangguk menanggapi ajakannya. Kapan lagi aku bisa masuk ke rumah karakter favoritku? Tentu saja aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Saat kami beberapa langkah dari pintu masuk, seorang wanita muda dan cantik keluar dari balik pintu tersebut. Ah, itu adalah Ibunya Tenko. Siapa ya namanya? Aku lupa.
"Tenko, kau kemana saja? Kenapa baru pulang? Ibu sangat khawatir, sayang." Ibu Tenko menghampiri kami, dan saat itu lah dia menyadari keberadaanku.
Aku tau Ibu Tenko pasti bertanya-tanya siapa aku. Itu terlihat sangat jelas di raut wajahnya. Aku hanya berharap dia tidak menganggapku orang jahat atau orang aneh, apalagi menganggapku pedofil yang mengincar anaknya yang lucu.
"Aku bermain dengan Mik-kun dan Tomo-chan di taman. Tapi mereka sudah pulang. Oh iya, ini Kakak [Name]. Dia adalah teman baruku." Tenko berkata dengan semangat. Tangannya masih menggenggam tanganku. Aku hanya bisa tersenyum canggung dan memperkenalkan diriku pada Ibu Tenko.
Wanita muda itu tersenyum dan menawariku untuk makan malam bersama yang tentu saja ditanggapi Tenko dengan sorakan penuh kegembiraan.
Apakah aku harus menolak? Dan jawabannya, tentu saja adalah TIDAK. Karena jujur, aku sangat lapar. Di flat yang kutempati hanya ada ramen instan. Kurasa [Full Name] ini hanya mengkonsumsi ramen untuk menu makannya. Entah dia tidak punya uang atau makanan favoritnya memang ramen. Aku tidak tahu, tapi kurasa opsi pertama yang benar. Makanya, mulai hari ini aku harus mencari pekerjaan.
Dan kalian tau apa yang lebih baik lagi? Ayahnya Tenko ternyata tidak ada di rumah. Ibu Tenko bilang, suaminya sedang keluar kota untuk urusan pekerjaan. Besok baru pulang, katanya.
Sungguh, aku tidak peduli tentang kapan Ayah Tenko pulang. Aku bahkan berharap dia tidak akan pernah pulang ke rumah ini lagi karena dimakan Dinosaurus atau Titan. Yang mana pun terserah. Aku tidak peduli.
"Ayo, Kak." Tenko menarik tanganku untuk mamasuki rumahnya. Aku tidak tahu kenapa anak ini bahkan tidak melepaskan tangannya dariku, tapi .... Yah, aku tidak keberatan sih. Sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyelamatkan Penjahat || Shigaraki Tomura x Reader
FanfictionKukira masuk ke dunia novel hanya ada dalam komik yang selalu aku baca saja. Tapi ternyata tidak, karena aku mengalaminya sekarang. Apakah kalian percaya jika aku mengatakan bahwa aku masuk ke dalam manga favorit-ku yang berjudul 'My Hero Academia'...