Part 3

16 4 2
                                    

Haiba mendapat telepon dari nomor tak dikenal, ia tak menghiraukan telepon genggamnya. Kala itu, Ia sedang menyetir. Jalanan mulai terlihat sepi dan burung-burung pun mulai tertidur lelap.

tuttt tutt tutt,” suara telepon Baron.

“Kemana sebenarnya Haiba ini,”

“Awas saja kao, Haiba.” ucap Baron, dengan sedikit menaruh rasa dendam.

Baron pun terlihat menelpon lagi. Kali ini, dijawab oleh pemilik Handphone.

'Halo,'

“Tolong, Kao lacak nomor ini.”

“Dan cari, dimana sekarang Ia berada.”

“Ingat! Jangan lukai dia!” ucap Baron di telepon itu.

 
****

            Oppung boru terlihat sangat cemas, menanti kedatangan Haiba. Anak sulung yang harusnya datang pukul 9 malam tadi, kini pukul 9.40 PM, belum juga terlihat, mobil mungil berwarna merah terparkir di teras rumah.

“Haiba-- di mana kau nak?” ucap Omak dengan mencoba menelpon Mama.

'tut tutt tutt'

“Haiba- ayo jawab telepon Omak,”

“Ayoo Haiba.” gerutunya. Tetap saja tak ada jawaban dari telepon itu.

****

“Halo,”

“Halo bos, Kami menemukannya.” ucap Seorang lelaki bertubuh kekar, dengan satu temannya.

“.......” tak terdengar ucap seseorang di balik telepon itu.

“Siap bos, laksanakan.” ucapnya.

            Seorang bertubuh kekar dan temannya terlihat mengikuti mobil mungil berwarna merah dengan kecepatan 80 km/jam.

Mobil tiba-tiba berhenti. Mama pun keluar dari mobil menolong orang yang sedang terkapar di tengah jalan.

“Mas, apa baik-baik saja?” ucap Mama.

“Halo mas-- Mas....” ujar Mama dengan sedikit kebingungan. Tiba-tiba seseorang membungkam mulut mama dari belakang. 'ehmm,' jerit Mama dengan mulut terbungkam kain putih.

Tak lama setelahnya, Mamaku tak sadar dan Mereka menyekapnya membawa masuk ke dalam mobil Mama sendiri.

"Halo bos, mobilnya dirampok,"

“Apa yang harus kita lakukan?” ucap seorang bertubuh kekar dalam telpon itu.

......”

“Siap bos,”

            Ia mengejar mobil itu dan dengan sengaja Mereka menghadang di depan mobil itu. 'cyittt' mobil pun berhenti dengan gugup. Seseorang keluar dari mobil itu dan adu mulut pun dimulai sebelum akhirnya adu otot. Baron (Pria resek itu) datang ke lokasi dan membawa Mama dengan mobil miliknya.

         

(Di dalam kamar Baron)


Mama pun sadar. Seorang lelaki berkaos hitam polos berdiri membelakangi kasur.

“Hei!! Siapa kau?” ucap Mama yang baru saja tersadar di atas spring bed.

Ia berbalik badan di samping spring bed, "Baron" jawabnya.

Mama kaget serentak berdiri di depan Baron.

Aruna's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang