"(Y/N), tolong ambilkan tumbuhan yang tadi dipegang Ginrou. Dia meninggalkannya di lab."
(Y/N) mengangguk singkat, ia menuruti perintah Senku. Lagipula mengapa Ginrou meninggalkan itu?ia jadi harus kembali ke lab bukan. Mau tidak mau (Y/N) tetap pergi.
Kaki jenjangnya berhenti melangkah karena sesosok lelaki mungil menghadang, (Y/N) mengerutkan dahi. Ia sama sekali tidak mengenal lelaki didepannya.
"Apakah kau mencari Gen?" Tanya lelaki itu, wajahnya seperti om-om pedo yang mencari perawan tua.
(Y/N) lantas menggeleng pelan. "Aku ingin mengambil sesuatu di lab." Jawab (Y/N), ia kembali melangkah namun tangan lain menahan.
Kembali menoleh, lelaki itu terlihat berkeringat dingin. Ia memikirkan berbagai cara agar gadis ini mau ikut dengannya. "Aku tadi melihat Gen membawa sesuatu." Ujarnya pelan, sedikit bergetar pada intonasi suaranya.
"Benarkah?" (Y/N) merasa ada yang janggal. Pertama, ia tidak mengenal lelaki ini. Melihatnya saja tidak pernah, terlihat jelas bukan dari kerjaan sains. Kedua, bagaimana mungkin dia mengenal Gen? Apakah temannya?
"Ayo biar ku antar!" Ajaknya seraya lebih dulu didepan. (Y/N) memandang ragu, tapi jikalau benar bagaimana?
Akhirnya ia tetap mengikuti lelaki bertubuh pendek itu. Mereka menuju kearah hutan, tepatnya sungai. Telinga (Y/N) mendengar suara aliran sungai yang kian keras, padahal dulu saat ia mandi disana, aliran sungainya terasa tenang.
(Y/N) celingukkan menatap sekitar, ia tidak menemukan objek Gen. Pertanyaan logis, mau apa Gen kesungai? Dan (Y/N) juga baru memikirkannya. Guna dari tumbuhan itu untuk apa?
Ia masih ingat kata Senku, jikalau yang memakan tumbuhan itu akan mengalami halusinasi yang tinggi. Seseorang bisa menyangka mimpinya nyata padahal tidak. Tidak mungkin Gen memakan itu karena ingin meng-Harem.
"Dimana Gen?"
"Maafkan aku."
"HA---!"
BYURRR!
(Y/N) didorong jatuh kesungai, aliran air yang kencang membuat tubuhnya menghantam beberapa batu, kepalanya sakit. Air berhasil masuk memenuhi tubuhnya. Mata (Y/N) menggelap, ia tidak bisa bernafas, lelaki disebrang sana hanya tersenyum.
"Maaf, aku hanya mengikuti perintah Nona cantik itu."
Pandangan (Y/N) makin menggelap, hingga pasokkan udara tidak lagi ia rasakan. Jantungnya seolah berhenti berdetak, tubuhnya terbawa arus sungai. Satu nama terus ia teriakkan dalam benak. Senku, Senku, Senku.
Disisi lain, terlihat seorang gadis dengan jubah panjang, ia menutupi tubuh serta wajahnya. Tangannya seolah menghitung waktu, matanya menangkap lelaki kecil yang berjalan mendekat.
"Bagaimana?" Tanyanya cekatan, kini penutup kepala ia buka. Membiarkan wajah cantik nan anggunnya terlihat.
"Sudah ku laksanakan."
Gadis disana tersenyum licik, setelahnya ia menyuruh lelaki itu pergi. Matanya bergulir melihat kearah sungai, aliran yang begitu deras tentu menewaskan gadis drama. Hari yang Aruna tunggu-tunggu, akhirnya datang.
"Ups! Maaf (Y/N)." Katanya pelan, seraya meninggalkan tempat. Tidak lupa penutup kepala kembali dipakai.
***
"Kenapa (Y/N) lama sekali?" Tanya Suika, ia berdiri diambang jembatan. Menanti kedatangan (Y/N) yang belum kunjung juga terlihat. Sudah hampir setengah jam gadis itu belum kembali dari Lab.
Padahal perjalanan kesana tidak memakan waktu 10 menit. Suika menatap Senku yang terlihat santai, badannya menegak. Namun raut wajahnya selalu berubah, tangannya tanpa sadar terkepal erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Science Or Love 《SenkuxReaders》
Cerita PendekSenku tahu betul jika ia sudah terlibat cinta, maka otaknya tidak akan mampu untuk berpikir logis. Karena, semua hal tentang cinta itu tidak ada yang logis dan penuh fantasi. Karena itulah, Senku selalu menghindari kata "Cinta" dalam hidupnya. Bagin...