Part 23

12.6K 1.3K 23
                                    

Shayna membuka matanya perlahan. Kamar Shayna hancur porak-poranda karena tingkah para sepupunya. Ia melihat jam waker yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

Semua sepupunya tergeletak di kamar seperti baju kotor yang berceceran. Ada yang tertidur di sofa kamar Shayna, di karpet samping kasurnya, bahkan sampai menggunakan sofa bulat ruang ganti kamar Shayna.

Mereka ini semua cuti barengan apa emang ga ada kerjaan? Shayna berfikir sendiri karena melihat beberapa dari sepupunya itu seharusnya masuk kerja karena ini hari Jumat dan bukan tanggal merah.

Ia hanya tak menemukan Dinda di dalam kamar itu. Benar juga, Dinda izin untuk pulang lebih cepat semalam.

Perlahan, Shayna mencoba turun dari kasurnya dan berjalan di antara para sepupunya. Berusaha untuk tidak membangunkan mereka.

Ia masuk ke dalam kamar mandi. Melihat bentuk dirinya yang kacau balau seperti habis masuk ke area perang dunia.

Belum lagi coretan indah yang menghiasi wajahnya. Dengan cepat Shayna membersihkan dirinya terlebih dahulu. Setelah selesai, ia kembali ke dalam kamarnya dan mengambil ponselnya.

Sebuah pesan masuk dari Alvin.

Gambarnya menarik. Apalagi yang dikening. Apa bisa malam pertama nanti kayak itu? Oh iya, gue dateng rada siangan ya.

From: Alvin.


Shayna tersenyum geli membacanya. Hari ini ia berniat mendatangi Alvin lebih dulu. Karena Alvin cuti, sepertinya seru juga menghabiskan hari sebelum besok mereka akan menikah.

Dengan cepat Shayna mengambil barang-barangnya dan turun menuju ruang makan. Ia mengambil dua tangkup roti tawar dan menggigitnya lalu berlari menuju mobilnya di garasi.

Harinya terasa menyenangkan. Mungkin karena salah satu beban beratnya sudah hilang. Lalu besok adalah pernikahannya. Dan mungkin pesan dari Alvin tadi? Entahlah, pokoknya mood Shayna sangat bagus hari ini. 

Dalam perjalanan menuju apartemen Alvin, Shayna bahkan membeli dua gelas cokelat kesukaannya. Satu yang dingin untuknya dan satu yang panas untuk Alvin. 

Pasti semalem mereka kebanyakan minum. Fikir Shayna dalam hatinya.

Lantai 17. Tempat Alvin dan Reinhard tinggal. Ini kali pertama Shayna masuk ke sini walaupun sudah cukup lama Alvin memberi tahu kode masuk ke apartemennya. 

Shayna memasukkan kode kunci apartemen Alvin. Ia tidak memiliki kunci untuk mengakses smartlock pada pintu. Sebagai gantinya, Alvin memberikan kode passwordnya. 

Ketika Shayna masuk, apartemen itu tampak rapih. Seakan tidak ada orang di dalamnya. Terdapat sebuah pantry dan ruang tengah yang memiliki kaca besar menampilkan gedung pencakar langit ibu kota. 

Lalu dua pintu yang berhadapan serta satu pintu di ujung. Pintu di ujung adalah kamar mandi karena Shayna melihat keset kaki di depannya. Sekarang ia harus menebak yang mana kamar Alvin dan yang mana kamar Reinhard.

Tak masalah kan ia membuka pintu kamar seorang pria dewasa? Toh mereka besok akan menikah dan menjadi suami istri? Shayna terus menimbang untuk membuka pintu kamar mereka. 

Gimana kalo gue malah buka pintu kamar Reinhard? Terus gimana kalo gue buka terus malah liat mereka telanjang? Cowok biasanya kalo tidur suka telanjang. Liat aja Brian. Fikir Shayna lagi

Baru saja Shayna memegang handle pintu di sebelah kiri lorong, suara smartlock terbuka berkumandang. Menandakan seseorang masuk ke dalam.  

Coba Dulu Shay! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang