Rabu,12 Mei 2021
"Axel berangkat dulu bun, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Setelah pamit segera berangkat dengan bersiul ria, hari ini mood nya sedang dalam keadaam baik.
Keluar dari rumah sudah ada tiga manusia yang duduk diatas montor, siapa lagi kalau bukan sahabatnya.
Jika ditanya kenapa mereka tidak masuk saja? Alasannya cuman simple yaitu Axel tidak mau saja!
Sebenarnya mereka bertiga bisa saja masuk rumah Axel tapi karena terlalu takut dengan ancaman Axel akhirnya mereka menunggu di depan gerbang rumah Axel seperti tukang ojek.
Sampai nya di sekolah, mereka ber empat sudah menjadi tontonan bahkan banyak juga yang meneriakki nama mereka lebih tepat nya mengagumi ketampanan Axel.
Tapi itu semua tidak ada yang ditanggapi oleh Axel dan Gavin, tidak dengan Regan dan Abby yang tebar pesona.
Memasuki kelas dengan keadaan ribut membuat Axel berdecak pelan karena ia tidak suka tempat ramai.
Setelah menyimpan tas nya dibangku pojok ia keluar kembali dengan kedua tangan di dalam saku celana.
Axel menyusuri koridor yang ramai dengan wajah datar dan dingin, ia ingin pergi ke belakang sekolah yang tepat nya ada sebuah taman kecil.
Sampai di taman Axel melihat siluet perempuan memunggunginya dengan keadaan ponsel diteliga mungkin sedang bertelepon.
Axel hanya acuh dengan tersebut tapi tak lama ia mendengar bentakan dari perempuan tersebut membuat dirinya penasaran apa yang membuat perempuan itu marah.
Axel mendekatkan diri dibelakang gadis itu dan membuat dirinya mengerutkan kening ia seperti kenal dengan suara itu.
"Kenapa bisa ceroboh." omel gadis didepan Axel.
"ini harus beres malam ini." ucap gadis tersebut sambil menyampirkan rambut ke belakang telinga.
Axel yang melihat itu menegang ditempat, tidak mungkin batin Axel tak percaya.
Axel segera pergi dari sana dengan tangan terkepal kuat menandakan dirinya sedang marah, mood baik nya pagi hari tadi sudah hancur seketika!
Sedari tadi Axel hanya berdiam diri di rooftop guna memikirkan apa yang tadi ia lihat. Bahkan ia tak percaya gadis yang ah sudahlah!
Suara pintu rooftop dibuka membuat Axel menoleh sambil mengusap wajah nya kasar.
"Kalau mau bolos ajakin kita juga dong." gerutu Regan. "Sumpek gue dikelas."
"kenapa?" tanya Gavin saat menyadari raut muka Axel.
Bukan nya menjawab pertanyaan Gavin, Axel berdiri dan berjalan kearah tepi pembatas rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Leader Axeta
Ficción GeneralKingston Axelian Maurer adalah Leader The King Of Blood,memiliki wajah yang tampan bak Dewa.Tapi di balik ketampanannya,ia dijuluki iblis pencabut nyawa yang tak berhati. Berkat kemampuan dalam segala bidang ia bisa menjadi Leader yang belum pernah...