Happy reading!
~~Chika tidak memperdulikan Shani lagi, ia berlari menghampiri Gracia dan duduk disamping Gracia. Chika memeluk Gracia dari samping, dan Gracia membalasnya.
"Kak Gre kemana aja, kangen" ucap Chika sembari mengeratkan pelukannya.
"Setiap ci Shani balik kesini, dia selalu nemuin kak Gre kan?" tanya Chika membuat Gracia langsung menggelengkan kepalanya sekaligus menatap tanya pada Chika.
"Lah terus yang ci Shani selalu ceritain ke aku, itu siapa? Katanya temen sekolah cici dulu, aku kira itu kak Grac-" Chika menghentikan ucapannya begitu menyadari sesuatu.
Shani menghampiri Chika dan duduk disampingnya. Shani tersenyum sembari mencubit perut Chika.
"Lemes amat mulutnya!" ucap Shani sedikit memelintir cubitannya, membuat Chika meringis.
Shani melihat Gracia yang menatap tidak biasa kearahnya, dengan cepat Shani mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
"Jadi ngapain kamu kesini?"
"Ohiya! Chika udah nemuin orang yang cocok buat gantiin pelatih sama manager yang dulu!" ucap Chika berbalik menghadap Shani.
"Siapa?"
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Chika berlari menuju pintu dan membukanya. Begitu pintu itu terbuka, Shani menatap tidak percaya pada Feni dan Aya yang berjalan dengan angkuhnya memasuki ruangan.
"Mereka?" tanya Shani pada Chika masih dengan ekspresi tidak percayanya.
Chika dengan semangat menganggukan kepalanya.
"Pokoknya Chika udah cocok sama kak Aya sama kak Feni, pokoknya Chika mau sama mereka!" ucap Chika bersidekap dada.
"Ya gabisa gitu dong Chik-"
"Bisa!"
Shani memutar bola matanya kesal, ia berdiri dan menghampiri Feni dan Aya.
"Kalian yang maksa Chika kan?!"
"Yang ada Chika yang maksa kita, ya ga Fen?" tanya Aya yang langsung diangguki oleh Feni.
"Ga mungkin!"
"Kak Aya bener kok" ucap Chika membuat Shani langsung menoleh kearahnya.
"Ci Shani harus liat kak Feni nge-dance, dia keren banget!" ucap Chika membuat Feni semakin menyombongkan dirinya dihadapan Shani.
"Stop muji dia Chika!"
"Tapi bolehin kak Feni sama kak Aya gantiin pelatih yang dulu ya?" ucap Chika setengah memohon pada Shani.
"Please.." Chika kembali memohon dengan menampilkan puppy eyesnya.
"Nanti cici pikirin dulu"
Meskipun jawaban Shani belum jelas, namun Chika tau Shani tidak akan bisa menolak kemauannya. Chika tersenyum senang dan memeluk lengan Shani sembari mengucapkan terima kasih. Tiba-tiba pintu ruangannya kembali terbuka memperlihatkan Jinan yang membawa 2 bucket ayam ditangannya.
"SNACK TIME!"
Semua orang diruangan itu bersorak menyambut kedatangan Jinan, kecuali Shani. Semua orang juga sudah duduk disofa, kecuali Shani yang masih berdiri ditempatnya. Shani menatap tidak percaya pada Gracia, Chika, Feni, Aya, Feni dan Jinan. Namun sepertinya tidak ada yang memperdulikan Shani karna semuanya terfokus pada makanan.
"Ini ruangan siapa sih sebenernya?!" tanya Shani kesal, namun semuanya mengabaikan perkataan Shani.
Tiba-tiba Shani mendengar suara ketukan di pintunya, dan pada detik berikutnya pintu tersebut kembali terbuka. Shani melihat Ara yang baru saja menutup pintu ruangannya dan berjalan kearahnya. Ara menghampiri Shani sembari memperlihatkan ponselnya sekilas pada Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
LB BOOK II: ENDLESS PAIN [END]
Fiksi Penggemar"Kenapa rasa sakit ini ga ada habisnya?" "As long as you're here, I'll enjoy this endless pain" [28 Feb 2021 - 08 Agust 2021]