Bagian Kesembilan (3)

1 0 0
                                    

Di depan bengkel motor, tepat di seberang jalan ada sepasang siswa SMA yang sedang menikmati makanan mereka berdua, sambil suap-suapan, bercerita dan tertawa bahagia.

"Dar, ih...makan belepotan amet sih, kayak anak kecil, sini..."Vivi mengambil selembar tissue kering dari dalam tasnya, lalu membersihkan sisa makanan yang menempel di sudut bibir Darren.

"Makasih Pipiku,"Darren tersenyum lebar

"Sama-sama, Telur Dadarku hehehe..."balas Vivi nyengir lebar

"Loh kok jadi telur dadar sih..."Darren menekuk wajahnya, membuat Vivi mencubit pipinya.

"Auh...sakit tau,"protes Darren mengaduh kesakitan

"Kamu lucu sih, hahaha..."Vivi tertawa lebar

"Udah buruan makan, abis itu kita pulang, udah sore banget, nanti kemalaman sampe rumah,"

"Siap komandan hehehe..."Vivi mengangkat tangan kanannya memberi hormat pada Darren, membuat Darren tersenyum.

"Vi...hello...Vi...woy..."Boy memukul pundak Vivi pelan

"Eh ya...ya...ya...kenapa?"Vivi tersadar dari lamunannya.

"Itu kata tukangnya sepeda lo uda selesai, ayo kita pulang yuk,"

"Oh...iya ok,"

"Eh iya, jadi berapa bang?"pandangan Vivi beralih menatap seorang pemuda yang memakai topi terbalik itu.

"Jadi lima puluh ribu aja neng,"balas pemuda itu.

"Oh ok, ini uangnya, makasih ya,"Vivi mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari dompetnya, dan memberikannya pada pemuda itu.

"Ya, makasih neng,"jawab pemuda itu, san kembali melakukan pekerjaannya.

"Lo kenapa sih?kok ngelamun gitu,"tegur Boy selepas kepergian si pemuda

"Ga apa-apa,"

"Yakin?"

"Iya, udah gue mau balik,"Vivi mendirikan sepedanya sambil memegang handlebar

"Hm...itu di tas lo gantungan apaan?kayaknya gue pernah liat gantungan itu deh,"Boy menunjuk sebuah gantungan beruang kecil berwarna cokelat yang tergantung di resleting tas gemblok Vivi, sambil mengingat-ingat kapan dia melihat gantungan itu.

"Oh, gue inget, itu kan gantungan boneka yang waktu itu dibeli Darren pas gue makan berdua sama dia di luar, ternyata buat lo, kata lo mau move on dari dia, tapi masih aja simpen barang dari dia, gimana mau move on,"sindir Boy

"Iya ini emang dari dia, yah...kan gantungannya masih bagus, buat apa gue buang, lagian kalo mau move on itu ga harus dari barang yang dikasih kali, tapi dari hati,"

"Terserah lo deh, yang namanya belajar move on itu mau barang atau apapun itu harusnya disimpen atau dibuang baru bisa lupa, tapi kalo masih ada, bisa keinget melulu, percuma aja gue bantuin lo selama ini,"cibir Boy

"Oh, jadi ga ikhlas bantuin gue, katanya cinta, tapi cuma bantu begitu aja ga ikhlas, asal lo tau ya, gue juga nyesel tuh minta bantuan sama lo,"Vivi mendaratkan bokongnya pada saddle sepedanya, bersiap mengayuh sepedanya

"Udah ah...gue mau pulang, males berdebat sama lo melulu, cape, bye,"Vivi mengayuh sepedanya meninggalkan Boy yang berteriak-teriak mengejarnya.

Saat Boy sedang berusaha mengejar dan mendekati Vivi, di sisi lain Darren seperti merasa masuk ke dalam labirin yang membuatnya sulit mencari jalan keluar.

'Dunia ternyata lebih sempit dari lapangan sepak bola, masa gue harus saudaraan sama Tania,'batin Darren

"Pa, ini apa-apaan sih, pa...papa bisa kenal sama mamanya dia darimana?sejak kapan?kok aku ga tau?"Darren membelalakan matanya, ditatapnya papa, calon mama barunya dan Tania bergantian

"Yah...kamu ga tau, kan kamu ga pernah nanya Dar, udah ayo duduk, kita mau kasih tau kalian tentang pernikahan papa sama mamanya Tania,"instruksi papa Darren, diikuti Tania, Darren dan Cleo mamanya Tania

"Jadi begini, karena Cleo mamanya Tania akan ada perjalanan bisnis, jadi pernikahan papa sama tante Cleo terpaksa ditunda, sampai tante Cleo kembali dari perjalanan bisnisnya, tante Cleo ini mitra bisnis papa, makanya papa bisa kenal, dan ternyata kamu sepertinya sudah saling kenal yah sama Tania,"Papa Darren tersenyum senang

"Iya om, kita udah saling kenal, sekelas juga saya sama Darren,"jawab Tania tersenyum penuh arti, membuat Darren terlihat memicingkan matanya tak suka.

"Bagus deh kalo gitu, oh iya...nanti kamu antar Tania sama tante Cleo pulang ya, papa masih ada urusan, mau kembali ke kantor,"pesan papanya yang langsung ditolak mentah-mentah sama Darren

"Ga, suruh supir aja itu yang anter, emang aku supir online, udah ah...aku pergi dulu, mau have fun sama temen-temen, daripada disini, males..."Darren pergi begitu saja meninggalkan mereka, tanpa peduli papanya berteriak-teriak memanggil dia kembali.

"Saya susul dia dulu om,"Tania ikut menyusul Darren

"Arrgghhh...kenapa sih dunia sempit banget, kenapa harus itu cewek gatel yang jadi sodara gue,"Darren mengacak-acak rambutnya frustasi

"Ternyata dunia itu sempit ya, gue ga nyangka lo akan jadi sodara gue, ga apa-apa deh, seneng deh gue,"Tania tiba-tiba muncul dari balik pintu, sambil tersenyum lebar

"Lo seneng, gue enggak, gue enek malah sama lo, liat aja, gue akan minta bokap gue batalin pernikahan ini, biar lo ga ada kesempatan buat deketin gue lagi,"

"Lo kepedean banget sih, jangan ngorbanin perasaan bokap lo dong, cuma karena takut gue deketin doang, lo tenang aja gue juga udah ga tertarik sama lo, pantes aja yah, Vivi putusin lo, dan berpaling ke Boy, mungkin Vivi sadar kalo lo itu cowok yang emosian plus kepedean,"Tania menjulurkan lidahnya, sengaja meledek Darren

"Lo ga tau apa-apa tentang gue, Vivi ataupun Boy, jadi jangan bicara sembarangan, atau lo mau mulut lo, gue buat ga bisa bicara lagi,"ancem Darren, tatapan matanya cukup menakutkan, membuat Tania gemetar

"Lo...i...iya, ya udah sih, santai aja, gue kan cuma becanda,"balas Tania nyengir lebar

"Becanda lo ga lucu,"Darren pergi mengendarai motornya, meninggalkan Tania yang tersenyum kecut.

"Jadi orang serius banget sih, nanti cepet tua baru tau rasa lo,"dumel Tania, kembali masuk ke dalam rumah Darren

Darren mengendarai motornya menuju rumah Gio dan Kenny. Sesampainya disana, dia duduk di sofa yang berada di kamar mereka.

"Kenapa lo, dateng-dateng mukanya kusut begitu, kayak baju belum di setrika aja,"Gio yang sedang bermain playstation bersama Kenny, menatap Darren sekilas

"Baru dapat kejutan gue, dan kali ini surprisenya lebih surprise daripada waktu gue putus sama Vivi,"keluh Darren memangku dagunya menggunakan tangan yang sengaja diletakan di atas pahanya.

"Kejutan apaan?bagus dong kalo dapat kejutan, harusnya seneng,"sambung Kenny

"Kalian tau kan bokap gue mau nikah, dan ternyata calon mama gue itu udah punya anak, namanya Tania,"cerita Darren melepas pangkuannya

"Apaaaa..."sahut Gio

"What,"Kenny ikut menyahut hampir bersamaan dengan Gio

"Ga salah...ya ampun, dunia sempit banget sih, parah...parah...parah,"Gio hanya bisa menggelengkan kepalanya, begitu pula dengan Kenny

"Sabar yah kawan, udah sini, daripada lo stres mendingan maen sama kita, luapin semuanya di tempat biasa bro, clubbing bro yuk...udah lama nih,"ajak Kenny, mematikan playstationnya, lalu berjalan ke lemari, mengganti pakaiannya, diikuti dengan Gio.

"Gue ga ikutan deh, mau ke tempat lain lagi, bye,"Darren bangkit dari tempat duduknya meninggalkan Gio dan Kenny yang sedang berganti pakaian. Mereka pun saling pandang bergantian

Bad Boy (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang