Chapter 11 ▪▪▪ Putra Jenderal
Dalam ruangan remang, pria dengan aura kejam itu duduk dengan menyilangkan satu paha, badan tegapnya dijunjung dan ditakuti oleh sekian bawahannya yang sangat tunduk. Mata hitam kelam itu bergulir melirik ke arah anaknya, ia mengulurkan satu lukisan wajah berukuran sedang.
"Kau pernah melihat anak ini?" tanya sang ayah, si anak menyahut lukisan itu, ia terkejut namun, menyembunyikannya dengan segera.
"Siapa dia, Ayah?"
"Mangsa utama kita saat ini." Si anak membelalak kaget, ia meneguk ludahnya sendiri dengan kasar.
"Mangsa utama?"
"Ya, dia mangsa utama kita, Ryzgher Kal Han."
"Apa?!! Ryz... tidak, Ayah! Anak dari jenderal itu sudah tiada! Di-dia... dia tidak mungkin Ryzgher!" bantah si anak sambil menunjuk lukisan di tangannya. Si ayah tersenyum dan beranjak mendekati anak, tangannya terulur menangkup dagu putranya dengan sedikit keras agar pemuda itu serius dan tidak menghiraukan perintahnya,
"Ayah tau dia berada di satu akademi denganmu, putraku. Cari tahu tentangnya, apakah dia benar benar Ryzgher atau bukan. Mata merahnya itu. Dia pasti adalah Ryzgher," ujar sang ayah, pemuda itu membantah,
"Tapi, Ayah, iya, aku memang mengenalnya. Namun, mata yang ia punya tidak berwarna merah."
"Yang harus kau lakukan hanyalah mencari tahu siapa dia, Putraku. Selebihnya adalah urusanku." Tiba tiba, pintu diketuk, seseorang membukanya setelah itu,
"Sion, ada hal penting yang harus kita bincangkan," ujar pria bertubuh atletis dengan rahang tegas yang baru saja membuka pintu itu, si atasan yang bernama Sion tersenyum senang.
"Tentang A? Si pembunuh itu?"
"Ya, Sion."
"Kita bisa menjadikannya teman, Greg. Pastikan ada Ferdaryllos di perbincangan kali ini," titah Sion.
"Ferdaryllos selalu hadir, bos. Kau tau si mata mata itu tidak pernah absen."
"Bagus. Ini akan jadi perbincangan yang menarik. Semoga saja dia sudah memastikan bahwa mangsa kita benar benar Ryzgher Kal Han."
"Kurasa dia masih belum melakukan pencarian, bos."
"Tapi aku yakin, dia sudah menemukan beberapa spekulasi. Jangan meremehkan sifat acuhnya, Greg." Pria bermanik kelam itu memakai jubah bertudung dan menatap putranya yang masih diam di tempat. "Ingat tugasmu, Putraku."
Sion bersama penasihatnya-Greg-berjalan keluar menuju ruangan rapat. Pria bermata hitam kelam itu menyunggingkan senyum lebar di balik tudung yang ia kenakan. Ia sangat bahagia, memang benar bahwa A adalah pembunuh yang sangat rapi bahkan tak urung para korbannya mengalami luka yang didapat dari hasil siksaan. Karena itulah, Sion ingin mengungkap siapa A sebenarnya untuk dijadikan kawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kota Yadgara
FantasyBlurb Avizo Yandasa, pemuda biasa yang masih duduk di bangku akademi. Sosok yang sangat ceria, bersahabat, dan konyol. Hari harinya dipenuhi dengan kebahagiaan dengan orang tua beserta teman temannya. Namun, semua seolah musnah setelah adanya kasus...