Hukuman dengan Mr. Rivera akhirnya berakhir di akhir minggu ini. Aku dan sahabat-sahabatku di tambah Noah sedang berdiri di dalam ruang kepala sekolah bersama Rob, Mr. Rivera dan Aldo.
Aldo kelihatan sudah lebih baik, kini dia tidak memakai pakaian rumah sakit lagi. Dia dan Mr. Rivera tampak dekat, berbicara sambil sesekali tertawa. Di akhir pembicaraan, mereka berpelukan seperti teman dekat. Mr. Rivera menepuk-nepuk pundak Aldo, terlihat bangga dengan mantan muridnya itu.
Mr. Rivera melihat ke arah kami, sambil tersenyum. “Saya tahu pelanggaran apa yang kalian lakukan sampai harus di hukum. Akhirnya saya menemukan murid yang luar biasa seperti kalian, senang sekali rasanya.”
“Senang?” tanyaku.
Ini semua membingungkan bagiku, pertama kalinya aku mendengar seorang guru senang mengetahui muridnya melanggar peraturan. Terdengar seperti hari kebalikan sedang terjadi.
Mr. Rivera mengangguk antusias.
“Lalu kenapa kau menghukum kami?” kali ini Asyira yang bertanya.
“Karena kalian melanggar peraturan.” Jawabannya tepat. “Saya harus pergi hari ini, karena guru kalian sudah bisa kembali mengajar besok.”
Mr. Rivera memeluk Aldo sekali lagi lalu saling berjabat tangan. Dia beralih ke Rob dan melakukan hal yang sama sebelum menenteng koper coklatnya yang besar. Dia berhenti sebentar didepanku, menepuk pundakku. Tepukannya keras walau kuyakin dia tidak bermaksud menyakitiku.
“Saya sudah bisa melihat kemampuan kalian yang luar biasa. Saya benar-benar tidak sabar menunggu kalian lulus dan bekerja, mendengar kalian mendapatkan masalah sepertinya akan menarik. Saya yakin kalian akan semua akan jadi mata-mata hebat. Saya akan menunggu permintaan bantuan dari kalian kapan-kapan. Sampai jumpa lagi.”
Mr. Rivera pergi dengan gaya cowboy, terlihat keren jika di lihat dari belakang. Aku pasti akan merindukan sosoknya, juga kebiasaan aneh dan menjijikannya. Baru hari ini aku melihat sisi kelembutan dalam dirinya, yang terbungkus dengan tampang menyeramkan dan selera fashion payah -lebih payah dariku.
Aldo terlihat lega sekaligus bahagia bisa melihat gurunya sekali lagi. “Dia menyenangkan bukan?” tanya Aldo.
Kami semua tidak ada yang menjawab.
***
Keesokan harinya saat pelajaran kelas lapangan, Aldo sudah berdiri di depan kelas, mulai mengajar lagi. Tidak bisa di bohongi kalau kami semua merindukannya. Yang kumaksudkan dari semua adalah semua murid. Terlebih untuk murid kelas lapanganku, tidak bisa di bayangkan kalau kami harus diajarkan oleh Mr. Rivera lebih lama lagi. Bukannya aku tidak menyukainya, aku hanya tidak suka dengan sifat anehnya, itu saja.
Bisa dibilang di sekolah hari ini heboh dengan kembalinya Aldo. Beberapa murid cewek yang punya kepercayaan diri di atas rata-rata mencoba peruntungannya, memberikan ucapan “selamat mengajar kembali” pada Aldo. Dan ternyata, bukan hanya aku atau sahabat-sahabatku yang sering menjenguk Aldo di rumah sakit. Beberapa murid cewek, diam-diam juga menjenguknya. Bahkan beberapa ada yang memfoto Aldo saat tidak sadarkan diri. Dasar cewek-cewek genit menyebalkan
Hari-hari berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah hampir libur semester ganjil. Beberapa anak terdengar sedang merencanakan liburan di kampung halaman masing-masing -negara asli mereka. Asyira berencana pulang ke Mesir, dia sudah sangat merindukan ibunya. Megan juga akan pulang ke USA, orangtuanya sudah menelpon tiga kali selama beberapa hari terakhir. Renee tidak akan kemana-mana, kampung halamannya memang di Indonesia.
Sedangkan Ginny, hanya dia yang belum tahu mau pulang kemana. Saat dia tiba di London nanti, orangtuanya sudah pasti tidak ada di rumah. Ginny bilang mereka sedang ada misi di Australia, dan selanjutnya akan pergi ke Vietnam. Kemungkinan besar dia akan ikut bersama Asyira, atau mungkin dia akan menyewa hotel di Jakarta atau membeli sebuah apartement sampai tiba masuk sekolah kembali tahun depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vagsat Academy #1: Just a Good SPY (TAMAT)
एक्शन[Beberapa bagian di PRIVATE] Katanya takdir akan membawamu? Tapi bagaimana kalau kau ditakdirkan menjadi seorang mata-mata? Mendadak kehidupan Elise yang tenang berubah drastis, saat keluarganya berada ditengah-tengah bahaya. Elise memutuskan menjad...