Jendela itu aneh seperti ada yang mengawasi dari dalam. Orang-orang mulai berdatangan karena mendengar suara minta tolong sementara Fakhir terus berteriak. Api begitu cepat menyambar tubuh Fakhri beruntung nyawa Fakhri terselamatkan. Namun Bian dan fakhri pingsan berbarengan dengan suara adzan maghrib.
Warga pun membawa mereka ke Rumah fakhri. Alangkah kagetnya bercampur sedih mbak Mirna melihat anaknya pingsan dengan keadaaan memperhatinkan luka bakar menjalar dari kaki hingga bagian paha. Fakhri dibaringkan atas kasur beralaskan daun pisang dengan posisi tengkurap sementara Bian disampingnya.
Mbak Mirna tak henti hentinya menangisi keadaan anaknya sementara Pak jaya mencoba menenangkan istrinya.
Ibu fakhri mengolesi minyak angin agar Bian dan Fakhri cepat sadar.Tak lama kemudian Bian tersadar lalu menangis terseduh - seduh. saat ditanyai tentang kejadian tersebut Bian hanya menangis. Pak RT yang ikut membantu menyarankan agar Bian diantarkan pulang oleh warga lain mengingat kondisi yang masih syok, sebagian warga berpamitan karena memasuki berbuka puasa. Kejadian itu tepat di bulan Ramadhan tahun lalu tak berselang lama fakhri tersadar.
"Panas Bu, Panas...Air..Air Minum bu aku haus". Sambil brteriak dan mengepalkan tangan.
"Apa sebaiknya Fakhri dibawa ke Rumah Sakit bu?" tanya Pak RT
"Iya Pak, secepatnya"
" Baik bu, saya siapkan dulu mobilnya" ucap Pak RT
"Terima kasih pak". Ucap mbak MirnaSehabis isya Fakhri dibawa menuju ke Rumah Sakit setelah tiba langsung dengan sigap Dokter melakukan pemeriksaan dan diharuskan tindakan operasi mengingat kondisi Fakhri mengalami luka bakar serius dan dehidrasi berat dikhawatirkan mengalami pendarahan serta infeksi.
Tindakan operasi dilakukan pukul 21.00 wib. Setelah selesai Fakhri akan menjalani perawatan beberapa hari di Rumah sakit semua berialan lancar normal. Fakhri di izinkan pulang oleh Dokter namun sikapnya berbeda setelah sampai dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Horor Nyata
HorrorBerisi kisah-kisah nyata para pendaki dan kisah horor lainnya