#GangguanPak jaya Melihat di depan rumah banyak motor terparkir Langsung bergegas masuk ke dalam Rumahnya. Rupanya sudah banyak orang berkerumpul ruangan ini berasa sesak di penuhi warga yang tak lain adalah kerabat, tetangga dan Pak Krisna. Di liat nya Fakhri berlengak lenggok seperti gerakan ular. Sementara Mbak Mirna memeluk kedua anaknya Danu dan Edo. Warga hanya diam ketakutan dan terus memperhatikan Fakhri.
Terlihat Mbak Sovi berdiri di dekat pintu. sedangkan, Pak Krisna duduk bersila. Dengan posisi tengkurap sesekali menoleh ke arah pak Krisna dengan tatapan kebencian.
Sementara pandangan ke Mbak sovi seakan takut. Pak Krisna mencoba berinteraksi dengan siluman yang merasuki tubuh Fakhri namun tidak ada respon seakan tidak mau berbicara.
Hingga pertanyaan itu keluar dari mulut Mbak sovi.
" Assalamualaikum " ucap Mbak sovi.
(Tak ada jawaban)
" Dari mana kamu berasal? " tanya Mbak sovi
(Tidak ada respon)
" Dari mana?" tanya Mbak sovi dengan nada meninggi seakan menyentak.
" Selatan " jawabnya dengan pelan sambil menunjukan arah.
" Mati "
" Tidak ada yang harus mati " ucap mbak sovi
" Dia telah membunuh ibu kami " jarinya menunjukan arah barat
" Jangan ganggu Fakhri!....Dia tidak bersalah, Ibumu yang melewati batas. Cepat keluar atau aku akan memaksamu!! ".
"Ampun..Ampun..ampun" jawabnya seakan memohon.
Tubuh Fakhri terkulai lemas di usap wajahnya oleh Pak Krisna dengan air yang telah di bacakan do'a hingga Fakhri tersadar dalam keadaan kebingungan.
Pak jaya mendekati Fakhri mengusap kepalanya. Semua warga di perintahkan untuk membubarkan diri oleh Pak Krisna.
" Mbak Mirna apa sebaiknya Fakhri pindah dulu ke rumah kerabat atau ke rumah ibu ?" ucap Mbak sovi
" aku tidak mau merepotkan sov " ucap mbak Mirna
" sebaiknya di adakan pengajian Mbak " ucap mbak sovi
" benar..dan harus di adakan sebelum selasa kliwon lebih cepat lebih baik " ucap pak Krisna
Mbak Mirna menyetujui begitupun Pak Jaya.
******
Begitu cepat waktu berlalu hingga tak terasa memasuki waktu maghrib. Seusai menunaikan sholat Pak jaya duduk di teras dengan rokok yang menyala. Kemarau yang panjang mengakibatkan dedaunan mengering hembusan angin menerbangkan beberapa dedaunan tiba tiba, dari balik semak semak terdengar suara..,
Kresek..kresek..kresek
Muncul segerombolan ular berukuran kecil dari balik semak semak menuju barat hal itu membuat pak jaya terkejut nafasnya seakan tertahan, lalu beristighfar dalam hati.
Dari arah jalan setapak menuju rumahnya, terlihat anak kecil berbaju merah yang tersorot oleh lampu jalanan yang tampak remang remang, tertunduk sedang menangis.
" Hiks...hiks..hiks" tangisan khas anak kecil menangis terseduh seduh.
Pak jaya melangkahkan kaki menuju anak kecil berbaju merah. maksud hati, ingin menanyakan kenapa anak itu menangis.
Berjalan Semakin dekat muka tampak pucat dengan berderaian air mata tampak sesekali anak itu mengusap wajahnya lalu pak jaya membuang puntung rokok ke tanah lalu menginjaknya.
Tiba-tiba, anak itu berubah menjadi sosok yang menyeramkan badannya menjulang tinggi besar dengan sorot mata menyala, tubuhnya di penuhi bulu lebat.
Pak jaya berlari sekuat tenaga lalu bergegas membuka pintu ditutupnya dengan kuat
" Bragh "
Nafasnya tak beraturan begitupun dengan ritme jantungnya berulang kali beristigfar nafasnya berangsur angsur normal.
Lalu terdengar suara adzan isya berkumandan suara muadzin yang mendayu dayu menenangkan hati bergegas menunaikan sholat menjadi imam bagi istri dan anak anaknya lalu memutuskan besok akan diadakan penggajian.
Tulis komentar krisan yang manis terima kasih sudah berkenan mampir
Note : sebentar lagi cerita ini akan ending semangat para readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Horor Nyata
HorreurBerisi kisah-kisah nyata para pendaki dan kisah horor lainnya