Umbrella

1K 67 0
                                    

[ Hinata x all ]

Haikyuu © Furudate Haruichi

warn : ooc , typo , typing semaunya

.
.
.


ZRASHH!

Angin malam berhembus. Masuk ke dalam pori-pori tubuh. Menyelusup ke dalam rongga jantung. Tetesan air mata terus mengalir deras. Seakan ikut berduka atas kehilangan salah satu makhluknya.

Air merah mengalir tengah jalan kedalam selokan.

Deburan angin semakin menguat. Berderu dengan detak jantungnya.

"A-a.. Aku s-su-sudah mati?!"

***

Sebuah besi biru tua tanpa atap melaju di jalan raya. Sesekali penumpangnya tertawa riang.

Angin sepoi-sepoi meniup surai sang pangemudi. Rambunya yang panjang tak terikat seakan menari dibawah sinar mentari pagi.

Keranjang rotan sudah tersusun rapih di jok penumpang. Dalam balutan blus panjang motif garis-garis dengan warna baby blue.

Bando merah muda melingkar di atas kepalanya yang mungil. Seakan melihat cupcake jeruk dengan strawberry sebagai penghiasnya.

Mereka berhenti sejenak di sebuah kedai hendak membeli beberapa air mineral yang lupa disiapkan ketika dirumah.

Selama perjalanan yang tersisa mereka lebih memilih untuk diam. Suara decitan mulai terdengar samar-samar.

Sebuah atap keluar dari bagian belakang mobil. Menutupi penumpang dengan besi merah menyalanya.

"Jadi.. bagaimana kamu sama pacar kamu apa kabar?" Dia berdeham. Sesekali melirik adiknya yang tengah duduk di kursi penumpang disampingnya. "Baik-baik aja"

"Ga juga" Cicitya. Enggan bertanya kakaknya lebih memilih untuk mengangguk. Menunggu adiknya bercerita lebih lanjut.

"Putus--" Dia membenarkan posisi duduknya yang semula tegak kaku sekarang bersandar di bantalan jok mobil. "--lagi"

"Lagi?"

"Iya. Ku kira kemarin udah selesai ternyata belum"

"Kenapa? Dimana masalahnya?" Kakaknya menatap adiknya kembali. Hembusan napas kasar ia keluarkan. Sesekali memutar-mutar tombol untuk radio.

"Dia otoriter. Aku ga suka dikekang Natsu-nee"

"Mungkin dia gitu karna gak mau kamu lirik yang lain"

Manik madunya terpejam. Menghela napas gusar. Bukan hanya otoriter, dia juga suka memaksakan sesuatu, kontrol egonya buruk, dan pengekang.

Dia kembali mengingat kenangan indah bersama manusia blueberry beberapa hari yang lalu.

Tangannya menyentuh arloji mungil yang melilit di lengan kanannya yang mungil. Hadiah pemberian kakaknya, Hinata Natsu.

Natsu paham betul apa yang dipikirkan adiknya. Seakan dapat membaca pikiran. Ia menepikan mobilnya lalu turun menuju kios dengan payung kuning hijau sebagai atap.

Dia membuka pintu mobil lalu berjalan mendekati Natsu. Sebuah dehaman berhasil membuatnya kembali lesu.

"Darimana?" Manik madunya melirik kearah Natsu yang masih berkutat dengan kios makanan yang diduga adalah kios bakpau.

Dia berjalan menjauh. Manik madunya menggelap. Dia memejamkan matanya enggan untuk membukanya kembali.

"Gw nanya darimana? Lo tuli?"

HAREM [Hinata × all]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang