01-Awalan yang dinanti

23 3 0
                                    

Le'o adalah namaku,Nama yang diberikan oleh ibu ku. Disini lah awal ceritaku. Dimana aku adalah anak pertama yang di nantikan.

Pagi 1 September tanggal 9,
jam 11malam. Suasana di rumah yang agak sedikit tenang di malam yang dingin, di rumah yang agak sedikit sepi dan ada beberapa saudara yang bergadang di rumah itu, berjaga-jaga.
Suasana yang tenang seketika pecah menjadi panik.

"Aduhh nek, muless" ucap ibu ke nenek.

"Tunggu nenek panggil Agil sama Otoy dulu suruh panggil pak ustadz Carikan becak" ucap nenek

"Otoyy..!! Agill..!! Cepat sana panggil pak ustadz cari becak" panggil nenek dengan nada keras memanggil saudara yang ada di luar rumah.

"Siap makk tunggu..!" Sahut otoy dan Agil.

Untung rumah nenek tidak jauh dari rumah pak ustadz, hanya tiga rumah saja, dengan tergesa-gesa otoy dan Agil sampai di rumah pak ustadz.

"Ustadz..! Ustadz..!!!, Assalamualaikum." Ucap otoy

"Waalaikumsalam..ada apa otoy Agil ? Malem-malem gini, ada perlu apa?" Tanya pak ustadz.

"Itu... Dewi mau lahiran, tolong Carikan becak ustadz!" Kata Agil dengan tergesa-gesa.

"Astaghfirullah, suaminya mana?" Tanya ustadz.

"Udahh gada waktu ustadz.. Dewi udah mulas-mulas." Sahut otoy.

"Yaudah ayokk... sebentar saya ganti baju sebentar" kata pak ustadz sambil terburu-buru.

susah payah pak ustadz pergi mencari becak, dan nenek di samping ibu yang sedang menaham mulas, Dengan ekspresi dan suasana orang rumah yang panik. Akhirnya kang becak pun datang dengan pak ustadz, Dan bergegas ke puskesmas.
suasana yang tidak karuan di puskesmas apalagi pembukaan ke 8 membuat nenek ikut menangis melihat ibu.

"Haha...nenek gimana sih aku yang lahiran ko nenek yang nangis duluan" ucap ibu sambil tertawa kecil.

"Gimana gak nangis, nenek sedih pas kamu lahiran ko cuma nenek,Pak ustadz sama orang rumah doang yang ngurusin lahiran kamu, ibu kamu di luar negri kerja, suami kamu ga tau kemana" ucap nenek sambil menangis.

"Gpp nek, suami aku lagi cari kerja" ucap ibu sambil tersenyum menahan mulas.

"Cari Kerja apa berangkat pagi pulang subuh, Ingat pulang juga kalo mau makan doang" ucap nenek yang sedang sedih campur kesal.

"Udah gpp nek, sabar aja yaa, yang penting ada nenek di samping aku, usapin pinggang aku nek,, panas bangt,," ucap ibu tersenyum sambil mengelus pinggang dan menahan mulas.

"Ohh iyaiya, Disni?" Ucap nenek yang agak panik.

Tidak lama setelah itu,Sudah pembukaan akhir. ibu bidan dan suster pun datang mengajak ibu ke ruangan bersalin.

"Ayok Bu, ikut saya ke ruangan, udah waktunya" kata ibu dokter.

"Ohh,,iyaiya sebentar Bu" Sahut ibu ke ibu bidan.

Satu jam lebih lamanya, semua orang yang ada di puskesmas merasa khawatir, Dan ayah yang entah sedang dimana saat itu di tlp oleh pak ustadz.

"Mulyo.. kamu dimana.. istrikamu lahiran lohh, cepat sini ke puskesmas" Panggil pak ustadz

"Owh..iyaiya sebentar lagi aku kesana" Sahut ayah ke pak ustadz

Tepat jam 4:10 pagi kemudian aku pun lahir,

"Huftt,, akhirnya kamu Lahir nak" ucap ibu sambil lemas.

Nenek pun terharu, dan semua orang di ruangan pun mengucap syukur. Setengah jam lamanya semua menunggu kedatangan ayahku, sampai akhirnya pak ustadz masuk ke ruangan ibu.

"Dewi.. gimana suami kamu ko di tlp gak di angkat-angkat, Tadi bilangnya lagi di jalan, ini udah setengah jam loh kita tunggu, harus di adzan kan anak kamu" Sahut pak ustadz kepada ibu.

"Mungkin sedang kerja pak, adzan kan anak saya dulu juga gpp pak" Sahut ibu sambil lemas

"Yaudah saya adzankan yaa" kata pak ustadz.

Sesudah di adzan kan nenek pun bertanya.

"Apa aku bilang, dia itu entah kemana istri lahiran pun nggak datang, kebangetan emang!" sahut nenek dengan sedikit kesal.

"Udahh nek,, biarin, nanti juga datang sendiri" sahut ibu.

"Yaudah, anak mu, mau kasih dia nama sekarang atu nanti?" Tanya nenek sambil mengelus ku.

"Sekarang aja nek, aku udah nyiapin nama bagus buat dia" kata ibu dengan senang.

"Siapa namanya!" Tanya nenek dengan semangat.

"Namanya Le'o Ksatrio Prakoso" jawab ibu sambil tersenyum mengelus kepalaku.

"Wahh nama yang bagus Dewi..!" Ucap saudara,pak ustadz dan nenek.

Tidak lama setelah aku di beri nama, ayah pun datang.

"Mana Dewi, apa bayinya udah lahir?" Tanya ayah yang datang dengan jalan tidak karuan

"Sudah, kamu dari mana aja..! Istri lahiran keluar-keluar, mana bau wangi bangt lagi" tanya nenek dengan sedikit kesal.

"Maaf.. aku baru di terima, dan kerja tadi, baru selesai pekerjaan ku" jawab ayah yang duduk.

"Kerja di parfum kah?, Wangi, trus jalanya sampe sentoyoran gitu." Ucap otoy yang mencium bau ayah.

"Udahh.. udahh.. knapa jadi ribut di sini sih, ada Dewi sama bayinya lagi istirahat tuh" ucap ustadz yang melerai.

"Udah kan, apa kita udah boleh pulang?" Tanya ayah yang merasa tidak ada rasa salah dan malu sedikit pun.

"Kamuu..inii..!" Ucap nenek yang sangat kesal pada ayah.

Tidak lama setelah itu ibu bidan pun datang.

"Nekk,pak.. ibu Dewi sudah boleh pulang nanti siang yaah, kita mau racik obat buat Bu Dewi dulu, biar luka jahitanya cepet sembuh." Ucap ibu bidan yang memotong bicara nenek.

"Owhh iyaiya Bu, makasih ya Bu" ucap nenek sambil senyum.

Ibu bidan pun berjalan pergi, tidak lama setelah itu.

"Ada makanan nggak, laper aku" ucap ayah.

"Ngga malu kamu yaa.. udah tau!..." Ucap nenek di potong.

"Ada nih mas.. makan roti aku." Ucap ibu memotong nenek berbicara.

"Nek udah jangan berisik ya.. ngga enak sama yang di luar kalo kedengaran, Le'o lagi tidur tuh" ucap ibu.

"Iyaiya... maaf yaa" ucap nenek sambil mengelus kepala ibu.

Nenek pun geleng-geleng kepala melihat tingkah laku ayah, yang tidak merasa malu dan bersalah. Siang pun tiba, nenek,saudara,dan ayah pun beres-beres barang bawaan mereka, ustadz pergi mencari kang becak. Ibu bidan pun datang memberi obat racikanya.

"Nih obat nya ya nek...buk.. di minum semua 3×sehari, sesudah makan. Makanya dijaga, sementara jangan makan pedas-pedas dulu biar cepat sembuh." Ucap ibu bidan.

"Owh iyaiya, makasih banyak lohh Bu.." ucap nenek dan ibu.

Tidak lama setelah itu, datang tiga kang becak bersama ustadz.

"Pak Mulyo.. ayok becak nya udah siap" ucap pak ustadz memanggil ayah.

"Owh iyaiya... cepat buk, udah siap tuh becaknya." Ucap ayah ke nenek dan ibu.
Ayah dan ibu pun naik becak nya, dan semua pulang.

∆Langkah yang hilang arah∆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang