Berkas cahaya menyelinap masuk, mengganggu Qiao Xun dari tidur nyenyaknya. Tidak lagi tahan, akhirnya Qiao Xun membuka mata dengan malas dan mengamati sekitarnya. Saat ia mengamati ruangan yang ia tempati ini, Qiao Xun merasakan keasingan yang kentara dan perasaan kosong di kepala ketika ia berusaha menganalisa kondisinya. Kebingungan dan kecemasan menghampiri benaknya, segera ia berusaha bangkit dari kasur dan mencoba mencapai pintu terdekat dari ranjang yang ia tempati.
Saat ia membuka pintu yang dibaliknya berisi wastafel, cermin, dan peralatan mandi, pintu lain di sisi ruangan juga terbuka dan seorang pemuda cantik memasuki ruangan. Pemuda itu dan Qiao Xun saling menatap, yang satu dengan tatapan terkejut dan lainnya dengan tatapan senang.
"Tuan muda?! Akhirnya anda bangun! Patriark baru saja mengabarkan bahwa beliau akan sampai ke sini sebentar lagi," suara pemuda itu tenang, tapi tidak mampu menutupi nada senang yang dimilikinya.
Qiao Xun mengerutkan keningnya dalam, ia merasa sangat asing dengan panggilan itu seolah ia belum pernah dipanggil seperti itu sebelumnya. Seketika rasa sakit menghampiri kepalanya saat ia mencoba untuk mencari-cari ingatannya, ia memegangi kepalanya dan berusaha menekannya.
"Tuan muda! Jangan ditekan, biarkan Ke Jin menanganinya," pemuda itu menghampiri Qiao Xun, membawanya untuk berbaring di atas ranjang dan memijat pelan kepalanya yang sakit. Gerakannya bukan gerakan khusus, hanya gerakan memijat berputar yang konstan dan berulang. Lambat laun Qiao Xun merasa santai dan tenang, tidak lagi merasakan sakit dan kekosongan yang asing.
Ke Jin memerah malu merasakan tatapan menyelidik Qiao Xun yang penuh dengan keraguan, bibir Qiao Xun beberapa kali bergerak ragu seolah ia ingin bertanya. Sebagai pelayan keluarga tua Ruan, ia telah dilatih untuk bisa memahami pikiran tuannya. Oleh karena itu, ia dapat dengan mudah menyadari apa yang dilakukan Qiao Xun sedari tadi.
"Saat ini kita berada di pulau pribadi Patriark untuk pemulihan Tuan Muda pasca kepala Tuan Muda terbentur beberapa hari yang lalu, serta untuk melaksanakan pernikahan Tuan Muda sebagai penerus keluarga Xing," Ke Jin menjelaskan dengan tenang dan lembut, sambil terus memijat pelan kepala Qiao Xun.
Awalnya Qiao Xun merasa tidak pasti dengan kata-kata pemuda itu, namun pijatannya yang nyaman membuatnya rileks dan tidak banyak berpikir. "Aku akan menikah dengan siapa?"
"Sesuai aturan ketat tradisi keluarga Xing, Tuan Muda tentunya a-..."
Pintu kamar yang terbuka menghentikan ucapan Ke Jin, sosok anggun dan elegan menyeruak masuk berjalan menuju Qiao Xun yang berbaring di kasur. Ke Jin berbisik kecil mengingatkan Qiao Xun bahwa orang yang baru saja masuk adalah ayahnya, Patriark Xing Ruansheng
Qiao Xun dibantu oleh Ke Jin untuk beralih ke posisi duduk bersandar di kepala ranjang, sedangkan tatapannya tidak bisa lepas dari sosok muda dan gagah yang baru saja masuk dari pintu.
Pria yang terlihat tidak jauh berbeda dari usianya ini merupakan ayahnya?! Apa pemuda yang memanggil dirinya Ke Jin ini berbohong?! Apa ayahnya monster atau siluman, mengapa ia tidak terlihat tua sama sekali?
Ke Jin menyingkir dari posisi sebelumnya untuk memberi tempat bagi Xing Ruansheng, ia berdiri di dekat dinding dengan kepala menunduk hormat. Qiao Xun sama sekali tidak dapat mengucapkan panggilan untuk pria itu, ia merasa sangat aneh memanggil 'ayah' pada pria yang terlihat seumuran dengan dirinya. Ia hanya bisa menatap Xing Ruansheng dengan ragu, sambil menghindari menatap mata pria itu secara langsung.
Xing Ruansheng mendudukan dirinya di sebelah Qiao Xun, ia merangkul pinggang Qiao Xun dengan mantap dari balik kain tipis pakaian putranya itu. Gelenyar aneh dirasakan oleh Qiao Xun dari tangan Xing Ruansheng yang besar dan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL - Garis Keturunan
FantasyIni hanya cerita daging tanpa otak dengan tema incest!!! PERINGATAN UNTUK TIDAK MEMBACANYA JIKA ANDA TIDAK MENYUKAI INCEST AYAH-ANAK LAKI-LAKI ASLI!!!! AYAH, PENYERANG × ANAK LAKI-LAKI INTERSEKS, PENERIMA [HIATUS]