ikan buntal

45 12 1
                                    

Hai guys.

Cuma mau ingetin.

Lusa puasa guys.
Buat kalian yang ngejalanin, semangat ya puasanya.


Happy reading guys ❤️







Tok tok tok

Ketukan yang berasal dari pintu kamar seorang gadis itu mengusik tidur cantiknya.

"Non Sasa.. bangun atuh ini udah siang"

Tak kunjung mendapat jawaban, asisten rumah tangga berusia 58 tahun itu membuka pintu kamar Sasa.

Terlihat jelas seorang gadis bertubuh mungil yang masih memejamkan matanya.

Terlihat sangat cantik. Kulit putih, rambut kecoklatan yang panjang, hidung mancung dan bulu matanya yang lentik.

Dapat dilihat kamar bernuansa monokrom dengan aksen emas pada dinding dan atapnya. Terdapat boneka beruang berwarna coklat dengan ukuran sangat besar pemberian seseorang pada salah satu sisi ranjangnya.

Gadis itu masih asik dalam dunia mimpinya, membuat Bi Sumi menggoyang goyangkan badan gadis itu agar segera bangun.

"Non ayo atuh bangun.. ini teh udah siang"

"Hmmm". Hanya gumaman yang terdengar keluar dari bibir tipisnya.

"Bibi tunggu di bawah ya non Sasa"
Setelah dirasa sudah bangun, Bi Sumi pun meninggalkan Sasa.




-Skip selesai mandi-



Gadis cantik berseragam sekolah dengan tas ransel yang sudah tergantung di pundaknya itu menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa.

Nampak dipandangannya, Bu Sumi yang tengah menyapu lantai dengan membawa kemoceng bulu di tangan kirinya sambil bersenandung kecil.

"Bi, ini udah siang banget ya?" Tanyanya pada sang bibi.

Tak ada keluarganya diruang ini. Mungkin sudah berangkat, pikirnya.
Hal ini adalah hal yang biasa ia dapatkan di pagi hari.

"Belum sih non, masih jam setengah enam. Tadi bibi sengaja bangunin non Sasa lebih awal. Soalnya tuan mau berangkat. ibi kira mau sarapan bareng"

Huh lagi dan lagi. Ia tak dapat melihat wajah ayahnya dipacu hari. Jujur, ia rindu lelaki itu. Namun disatu sisi ia juga takut pada ayahnya sendiri.

Tak ada yang sepesial, hanya ada makanan dan buah buahan dimeja. Tak urung, gadis itu pun melangkahkan kakinya menuju meja makan.

Setelah mendudukkan bokongnya dikursi, Sasa segera mengambil nasi goreng dihadapannya.

"Non, yang banyak ya kalau makan"
Selalu seperti itu, hanya Bi Sumi yang menasehati nya.

Bukan, bukannya ia tak senang dinasehati oleh Bi Sumi, Sasa hanya sedang rindu pada ibu kandungnya, Melisa.

"Iya bibi" balas Sasa sambil tersenyum hangat.

"Sini deh temenin Sasa, kita makan bareng bareng" lanjutnya

"Nggak enak atuh bibi teh". Tolaknya halus agar tak menyinggung hati nona mudanya.

"Ayo bi sini temenin Sasa"

Bi Sumi akhirnya pasrah dan menuruti permintaan Sasa untuk makan bersama.

Nona mudanya itu memang sangat manja padanya. Ia paham akan hal itu. Dan dirinya pun tak masalah jika Sasa manja.

Karena ia berpikir wajar jika Sasa manja padanya. Ya mau pada siapa lagi kalau bukan dia. Papa sasa sibuk, sedangkan mamanya? Yah kalian tau lah.

Skip makan
°
°
°
°
°
°
°
°

Setelah dirasa sudah kenyang Sasa pun berpamitan pada Bi Sumi untuk berangkat sekolah.
Tak lupa ia juga mencium tangan wanita paruh baya itu sambil mengucapkan salam.

Seperti biasa ia akan berangkat ke sekolah dengan mobil sport kesayangannya.

Senyuman terukir jelas di wajah cantiknya. Kala dia mengingat seseorang yang sudah lama ia kagumi.
Ya dia Albara, lelaki tampan yang berhasil memikat hatinya.

Sosok Albara disekolahnya membuat Sasa semangat bersekolah. Terkadang ia juga berangkat pagi untuk sekedar memberikan bekal secara sembunyi sembunyi di loker lelaki itu.

Ya walaupun bekalnya tak pernah disentuh sama sekali. Bara pikir itu pasti pemberian penggemar- penggemar alay nya disekolah.

Dan kenapa sembunyi sembunyi? Ya karena dia malu. Masa seorang badgirl bisa bucin gitu ke laki laki.

Mobil sport putih itu melaju dengan kecepatan diatas rata rata, membelah jalanan kota Jakarta yang bisa dibilang masih sepi karena ini masih cukup pagi bagi anak sekolah untuk berangkat. Jam 6 tepatnya.


⏩⏩⏩



Parkiran sekolah masih sepi. Tandanya murid murid masih banyak yang belum datang.

SMA WIRABUANA, sekolah menengah atas yang menjadi sekolah Sasa saat ini. Sekolah dengan prestasi belajar yang tinggi dan terkenal sultan di kota itu. Menjadi salah satu sekolah favorit di Indonesia.

Disini Sasa saat ini, berdiri disamping pintu mobilnya sambil bersandar. Menunggu datangnya dua makhluk Tuhan yang diciptakan untuk menemaninya. Mereka Hanna dan Hannin.

Yang ditunggu tak juga sampai setelah 15 menit ia berdiri di sana. Hal itu membuat Sasa bosan. Ia pun membuka sebungkus permen karet rasa jeruk yang terdapat disakunya.

5 menit berlalu, Sasa tak juga mendapati kedua sahabatnya itu. Ia pun putus asa menunggu mereka.

Saat hendak meninggalkan parkiran, ia melihat seorang gadis cantik nan lugu. Tapi dimatanya, gadis itu sama seperti ikan buntal. Lucu namun berbahaya dan membosankan.

Dia Aluna Debina adik kelasnya yang saat ini duduk di kelas sebelas. Gadis lugu yang menjadi incaran lelaki angkatnya maupun adik kelasnya.

Ide licik pun terlintas di otak cantiknya. Sasa yang tengah makan permen karet itu mendekati Luna yang berjalan dari arah gerbang depan sekolah.

Tangan cantiknya itu sengaja mendorong tubuh mungil Luna hingga gadis itu terjatuh.

"Kak Sasa?" Suara Luna hanya terdengar seperti gumaman.  Tapi Sasa dapat mendengarnya dengan jelas.

"Iya gue. Kenapa?" . Tanya nya dengan nada songonya.

"Kenapa kakak dorong Luna?"

"Ya abisnya Lo tuh ganggu pemandangan gue aja"

"Ganggu gimana?"

"Ya Lo sih ngapain lewat depan gue. Udah tau gue ogah liat muka Lo".

"Maaf kak tapi ini jalan umum, semua siswa berhak lewat sini"

"Udah mulai ngelawan ya?!" Tanyanya dengan nada membentak.

Ini lah salah satu hobi Sasa. Yaitu membully Luna. Entah apa yang sudah gadis itu perbuat pada Sasa, hingga dirinya selalu terbully seperti saat ini.



Gimana guys?

Hari ini segini dulu ya

See you next chapter ✨


Bubaayyy🍂

SASA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang