• ...?? • [21]

44 7 0
                                    

Vote nya jangan lupa ,
Happy reading-!

—si dingin—

Lino membuka matanya perlahan, kepala bagian belakangnya terasa sangat sakit. Pemuda itu mengedarkan pandangannya, hanya sebuah ruangan terbilang kotor dan sedikit pencahayaan dari sela-sela atap yang sudah berlubang

"Sshh-" kedua tangannya diikat sama juga dengan kedua kakinya

Pemuda itu mencari-cari keberadaan benda pipih itu namun sama sekali tidak temukan

"Bangsat!!"

Pintu yang sudah lapuk itu terbuka saat seorang perempuan mendorongnya

"Hai?, Masih inget gua?" Lino mengangkat pandangannya penglihatan masih tidak jelas karena bagian kepala belakangnya masih berdenyut

Lino terpaku. Melihat seorang perempuan di depannya

"Lo???!" Lino masih tidak mempercayai semuanya seperti mimpi entah buruk atau bagus

Perempuan itu terkekeh "Lo ngira gua udah mati kan? Ck, ck, ck padahal gua masih hidup bahkan besar tanpa lo..!"

Ucapnya menunjuk wajah sang adik. Perempuan itu adalah kakak perempuannya Lino yang dulu sempat kecelakaan

"Lepasin gua" ucap Lino dengan nada dingin

"..huh??. Hahahhaha!!" Jiya tertawa keras

"Stres" ucap Lino memandangi perempuan di depannya ini

"Emang?. Kenapa? Tanyain sama perempuan yang selalu deket sama lo"

Lino terdiam memikirkan apa yang di bicarakan oleh kakak perempuannya ini, bukankah itu artinya.. Lia ?

"Hhaah.." Jiya menghela nafas "gua jijik sama perempuan yang selalu ngedeketin lo gara-gara dia! Hidup gua kayak gini!! Keluarga kita kayak gini! Dan bisa-bisanya lo?!!" Jiya menunjuk ke Lino

"Tolol! Malah lu deketin dia!!" Lino menunduk bukan menunduk karena takut, pemuda itu hanya tertawa

"Ngatain orang segala macem, padahal diri lu yang lebih kayak orang tolol" ucap Lino santai

Jiya tertawa "iya emang. Bahkan bundanya gua bunuh sekalian"

Lino mengeraskan rahangnya saat ini juga pemuda itu sedang menahan amarahnya

"Lu mau tau ceritanya?"

"....."

Jiya duduk di depan Lino dan pemuda itu enggan menatap kakak perempuannya

"Sebenarnya dulu gua gak mati gua cuman mati suri doang. Singkat cerita, gua udah sembuh dan gua ikut orang-orang luar sana yang hidupnya nggak jelas

Saat itu juga gua mikirin buat balas dendam ke bundanya Lia hahah.. seru sih" Jiya menatap adiknya dengan tatapan meremehkan

"Akhirnya gua dapet empat anak buah yang selalu tunduk ke gua, karena gua mau main-main jadi.. ya gua mau neror lu sama jalang itu

Karena gua gak tahan lagi, gua nyuruh anak buah gua buat nyulik bundanya dan gua bawa perempuan itu ke sini. Sama kayak Lo" jedanya

"Gua simpen dulu itu perempuan untuk mainan om-om disana dan jelas gua dapet fee-nya karena gua jual dia, makin lama gua jijik keberadaan dia yang sok baik ke gua

Gua gak tahan dan gua ngebunuh dia. Dan itu pengalaman paling seru"

Lino diam menahan amarahnya dan menahan diri untuk tidak menangis kerena kelakuan bejat kakaknya

"Jasadnya ya.. gua buang gitu aja lah bukan siapa-siapa gua juga. Oya anak buah gua juga ada di sekolah lu juga namanya.. Dilan."

Shit! Itu teman etskul Lino

"Gua nyuruh dia buat cari nomor perempuan itu sama cari nomor lo lewat temen-temen gak jelas lo, gua kayak gini demi lo asal lo tau aja!" Jiya meninggikan nada bicaranya

"Coba aja waktu itu dia gak ngundang ke acara ulang tahun anaknya. Kita gak bakal kayak gini.. dan gua gini gua mau bawa lo kita hidup bareng-bareng, karena gua sayang lo dan lebih dari itu!!"

Lino diam, apa tadi itu?. Kakaknya sendiri mencintai saudara kandungnya sendiri?. Pfft Lino tidak habis pikir

"Bulol!! Baru tau gua, ada orang sayang sama seseorang tapi berbuat bejat ke orang yang dia sayangin. Pfft!!"

"Yang sebenarnya tolol itu siapa?" Tanya Lino ke Jiya

"Ck, orang tolol mana bisa jawab pertanyaan kayak gini. Hahaha" Lino tertawa meledek ke arah Jiya

Keadaan gini masih aja bisa ngeledek :')

Plak!!

"Dasar anjing!!" Ucap Jiya serta menampar keras pipi adiknya

"Ketauan banget lo orang bodoh"

"Iya! Gua emang tolol, gila, sinting. Puas lo???"

"Gak lah emang lu ngapain ke gua?, Kasih makan aja kagak kasih minum aja kagak. Apanya yang mau di puasin" diam-diam tangan Lino membuka ikatan tali yang melingkar di pergelangan tangannya di balik tubuhnya

So? Kalian tau kan sisi lain sifatnya Lino :")

"Ck, penyakit" pemuda itu beranjak dari duduknya

Lino melemparkan talinya ke sembarang tempat kemudian mendekati Jiya yang sudah kaget melihat adiknya terlepas dari ikatan

"Lo????? WO- hmmmmppfft" Lino cepat-cepat membekap mulut Jiya

"Mama pernah ngajarin lo gini?" Tanya Lino

"Lu masih inget mama gak???" Lino mendorong Jiya sampai jatuh terduduk lalu pemuda itu merunduk

"Jawab pertanyaan gua yang tadi"

"Cih! Sok serem lo!!" Jiya beranjak berdiri lalu ia ingin berlari tapi rambutnya di tarik duluan sama Lino

"Gua bukan nyuruh lo kabur" Jiya memberontak, berusaha untuk melepaskan jambakan itu

"Lo masih inget mama gak???!"

"Iya!!"

"Waktu itu mama udah kasih nasehat ke lo sebagai saudara yang tertua lo udah nepatin janji itu. Dan sekarang lo ngecewain mama" Jiya jadi terdiam tidak memberontak

Jiya menghela nafasnya "sayangnya gua udah gak peduli sama kata-kata itu"

Sleb!

Jiya menusukkan pisau ke arah perut Lino. Pemuda itu memegangi perutnya lalu darah keluar dari mulutnya

Tusukan pisaunya cukup dalam sehingga pemuda itu tidak bisa bergerak

Bugh!

Lagi-lagi Lino di pukul dengan kayu di bagian belakang kepalanya. Pemuda itu ambruk dan Jiya tersenyum senang

Sepertinya perempuan itu sudah gila hanya karena masalah seperti itu

Sepertinya perempuan itu sudah gila hanya karena masalah seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agk egk niat ngetik sih kack🤾🏻‍♀️

Ok, I'm sorry

Terima kasih vote dan komen nya (。•̀ᴗ-)✧

si dingin || Lee Know x Lia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang