Smelly Things

5 1 0
                                    

Seorang polisi wanita duduk dengan tenang sambil mencatat beberapa hal pada bukunya. Di hadapannya, seorang anak perempuan berusia 11 tahun tengah sibuk memainkan bonekanya. Keheningan menenggelamkan mereka berdua.

"Baiklah, saya ingin bertanya pada Maya. Apa yang terjadi di rumah Maya selain kekerasan yang dilakukan ayah Maya?" tanya polisi wanita itu untuk memecah keheningan. Maya pun segera memulai ceritanya.

Maya mengintip dari balik kamarnya. Bau yang memusingkan terus masuk ke hidungnya. Membuat Maya harus menutup hidungnya rapat - rapat.

"Ibu dimana?" gumam Maya sambil melongokkan kepalanya ke segala arah. Setelah mencari selama beberapa menit lorong kamarnya, dia pun memutuskan untuk pergi ke ruang makan untuk mencari minuman segar.

Namun sayang sekali, bau itu semakin pekat. Bahkan membuat Maya beberapa kali hampir terjatuh. Ketika sampai di dapur, Maya samar - samar melihat bayangan di depannya.

"I...bu?" tanya Maya sebelum jatuh pingsan.

"Apa kamu bisa mendeskripsikan bau itu?" tanya polisi wanita itu.

"Aku tidak tahu. Rasanya pusing sekali ketika menghirupnya," ucap Maya dengan nada yakin.

"Baiklah. Coba kau ceritakan apa yang terjadi setelahnya," ucap polisi wanita itu. Maya pun mengangguk dan segera melanjutkan.

"Maya? Bangun Maya!" ucap seorang wanita di hadapannya. Maya pun membuka matanya perlahan dan menangkap sosok Hilda di hadapannya. Hilda dan Maya sudah berada di kamar Maya.

"Tidur kembali saja ya nak. Kamu tidak boleh bangun jam segini. Jika ingin ke toilet, jangan lama - lama," ucap Hilda sebelum mengecup kepala Maya. Maya pun mengangguk lalu kembali berbaring di kasurnya.

"Ibu. Kenapa hari ini tidak ada Pauline? Apakah dia sakit seperti Eva?" tanya Maya. Hilda pun menggeleng sambil mengusap kepala putrinya pelan.

"Pauline sudah pergi nak. Dia sudah tidak bekerja di sini lagi," ucap Hilda dengan nada sedih. Tidak seperti kakaknya, Maya hanya mengangguk pelan sebelum menutup matanya. 

"Kamu tidak sedih Pauline pergi?" tanya polisi wanita itu. Lalu dibalas Maya dengan gelengan kepala.

"Karena aku sudah tahu apa yang terjadi," ucap Maya sebelum kembali mengelus bonekanya.

The Mauritz Children (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang