35 - talk with her .

81 13 0
                                    

gadis bertopeng merah itu membawa ku pergi keluar–lebih tepatnya ke halaman belakang mansion. kulihat ada sebuah gazebo cukup besar disana, juga sebuah labirin semak yang cukup luas.

kami berhenti di dekat gazebo. gadis ini membalikkan tubuhnya dan mengikis jarak yang tercipta. kedua lengan yang terbalut sarung tangan merah panjang itu ia kalung-kan di leherku.

tindakan nya itu membuatku sangat terkejut dan sedikit merasa tidak nyaman. pasalnya, selama ini aku tidak pernah mendapatkan perlakuan yang seperti ini dari wanita mana pun. bahkan adisca saja tidak pernah.

dan lihat, orang asing ini dengan lancangnya berbuat demikian kepadaku. gadis itu kini tengah memainkan jarinya diatas dada ku, lebih tepatnya di area sekitar jantung.

“Lionjwin ~” panggilnya dengan nada yang manja. lancang sekali, bodohnya aku tak bisa berbuat apa-apa, tubuhku mati rasa.

yes.. bitch-chan?...” jawabku dengan senang hati, namun sepertinya kata-kata yang ku lontarkan terdengar bak pujian ditelinga nya, sebab gadis ini terus saja menempel padaku. aku mulai risih.

dia terus mengelilingi ku dengan tatapan yang sayu, dan memanggil namaku dengan nada yang mendayu.

“kau lupa siapa aku?” tanyanya dengan nada manja lagi. ayolah aku merinding mendengarnya. dia berhenti sejenak dari acara 'mengitari diriku' dan menatapku dengan tatapan yang tajam.

“Hannah Aphrodite 'kan?..” gadis itu terkejut saat mendengar jawaban dari ku. raut wajah yang semulanya yakin, kini berubah menjadi ragu. lucu sekali.

“kenapa? padahal aku sudah menggunakan topeng...” ia melepaskan topengnya, kini air mukanya berubah lagi menjadi tersenyum teduh. apa-apaan dia? apa dia sedang mempermainkan ku?..

aku mengepalkan kedua tanganku kesal. bukan kesal karena di perlakuan seperti tadi, aku kesal karena dia berani mengambil cincin-ku beberapa minggu lalu. akibatnya aku jadi sedikit pelupa.

“maafkan aku.. aku hanya menjalankan perintah dari tuan muda-ku, aku tak bermaksud seperti itu sungguh...”

“si gaffrion-gaffrion itu yah?”

gadis bernama Hannah itu menundukkan kepalanya lalu mengangguk pelan. raut wajahnya seperti mengatakan bahwa, 'aku menyesal'.

“apa mencuri cincin-ku dan masuk kedalam mimpiku juga termasuk perintah nya?” lagi-lagi dia mengangguk.

kali ini dia mengangkat kepalanya menghadap ke langit.

aku juga melakukan hal yang sama. melihat apa yang dia lihat, yaitu langit malam berhias bintang disertai cahaya rembulan. indah sekali.

beberapa saat, kami hanyut dalam pikiran masing-masing. hening sempat menyapa. namun keheningan itu terpecahkan saat Hannah mulai angkat suara. pun pandanganku jadi teralihkan pada nya.

“aku terkurung disini.. tapi salahku juga karena melamar pekerjaan disini.. kukira menjadi pelayan itu mudah, ternyata tidak. ini seperti mengali lubang untuk kuburan ku sendiri..”

Hannah tertawa saat mengatakan hal tersebut, lalu ia menunjukkan sesuatu yang tak biasa. ini sangat mengerikan bagiku.

Hannah melepaskan sarung tangan yang ia pakai, kedua tangan miliknya dipenuhi oleh bekas sayatan dan memar biru. tapi aku ragu kalau anak bernama gaffrion itulah yang menjadi pelakunya. mengingat kalau si gaffrion itu baru berusia 15 tahun bukan?.

karena ada rasa yang mengganjal, aku memilih bertanya pada nya. darimana ia mendapatkan luka-luka tersebut.

“tuan muda yang melakukannya, dia bilang aku akan di hukum jika berbuat kesalahan, dan... seperti inilah hukumannya...” jelasnya lirih dengan raut muka yang sedih. iba? tentu saja tidak. tapi kalau hanya sekedar hukuman, bukankah itu sedikit berlebihan.

“kau bisa berhenti bekerja disini jika kau mau. lalu kenapa kau masih bertahan?..”

“tugas ku belum selesai disini..”

Hannah berhenti menatap langit, lalu mengalihkan pandangannya padaku, membuat netra kami saling bertemu. tatapannya teduh dan menyentuh, juga senyum sendu itu terlihat tulus di mataku.

“tapi kenapa kau melakukan hal seperti tadi padaku?”

Hannah menghela nafas berat, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan ku.

“cincin... tuan muda ingin merebut cincin mu lagi. dia pikir dengan aku melakukan hal seperti itu, bisa membuatmu lengah.. nyatanya tidak..” jelasnya disertai kekehan ringan.

“daripada disebut sebagai pelayan, kau lebih pantas disebut seekor anjing yang mau menuruti semua perintah majikannya. entah itu hal penting maupun tidak.. jika iya dia ingin mencuri cincinku, kenapa dia tidak membuat ku pingsan atau meracuniku? toh hal tersebut lebih efektif dibandingkan hal yang tadi kau lakukan padaku..”

Hannah terdiam, gadis itu mengulum bibirnya. sepertinya ia bingung harus berkata apa.


° . <> ⊹ — ⊹ <> . °


suasana di main hall saat ini begitu kacau, mengingat kalau semangat anak remaja untuk mencari pasangan dansa sangat tinggi.

berbeda dengan orang dewasa yang mau menerima apa adanya, anak remaja itu terbilang sangat pemilih dalam mencari pasangan. merepotkan.

karena para gadis remaja-lah Aslan dan Lion jadi terpisah. saat ini kepala pelayan keluarga Luxury itu tengah mencari keberadaan tuan mudanya.

karena tak tahu harus memulai dari mana, Aslan memutuskan untuk mencari bau tuan mudanya terlebih dulu, dengan begitu dia dapat menemukan nya. namun tentu saja itu tak mudah, mengingat kalau di ruangan ini ada banyak sekali bebauan. dari bau makanan hingga bau parfum para tamu yang menyengat, membuat penciuman Aslan sedikit terganggu.

untuk mempertajam indra penciuman nya, ia perlu mengendus suatu benda yang berhubungan dengan Lion, atau benda yang sempat Lion pengang. tapi apa?. pria itu terlihat sedang berpikir keras, hingga kedua alisnya saling bertaut.

sampai pada akhirnya ia menyadari sesuatu, yaitu dasinya. saat pertama kali menginjakkan kaki disini, bocah luxury itu sempat menarik dasi yang Aslan pakai. dengan segera, Aslan mengendus dasi miliknya, benar saja aroma Lion langsung tercium setelah ia mengendus dasi nya.

setelah mendapatkan pencerahan, lantas Aslan mencari dimana tuan mudanya berada.

namun saat hendak mencari, Aslan tak sengaja menabrak seorang gadis hingga gadis itu terjatuh. Aslan segera menolong gadis tersebut dan meminta maaf sebelumnya.

setelah membantu gadis tersebut, Aslan dikejutkan olehnya. ternyata gadis yang ia tolong adalah adisca.

“apa yang kau lakukan disini?..”tanya adisca padanya. Aslan tak bisa berbohong, karena kalau ketahuan bisa repot nantinya.

“mencari tuan muda, nona adisca pernah melihatnya?” adisca menggeleng pelan sebagai jawabannya, pun Aslan hanya mengangguk mengerti.

“kalau begitu saya permisi...” pamitnya. saat hendak melangkahkan kaki, jas yang Aslan kenakan ditarik oleh Adisca.

“aku ikut!”

“sudah kuduga” ujar Aslan dalam batin. yah mau bagaimana lagi.. Adisca itu keras kepala. jika dilarang sekalipun, gadis itu pasti merengek.

_______________________

To Be Continue . . .


maaf up nya ga sesuai jadwal,
bentrok ama tugas ')
mana dikejar deadline. . .

thx dh mampir, HYLT yo..
sorry for all mistake.


© reggpaw___

Make A Contract With Devil  [ NOREN ]✔ Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang