Ramadhan At Home, What Are You Doing?

6 0 0
                                    

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kenalin namaku Inara Alycia syakila.Panggil aja Inara. Ini adalah Ramadhan versi aku dimana Ramadhan tahun ini  menjadi Ramadhan yang berbeda dari tahun sebelumnya. Karena adanya pandemi virus Corona yang mengharuskan semua warga Indonesia dirumah aja. Beribadah dirumah, belajar dirumah, bekerja dirumah, semuanya serba dirumah.

     “Ramadhan tahun kali ini beda ya,” kataku sambil menatap ummi.

“Sama aja kok, bedanya kita lakuin dirumah aja,” jawab ummi dengan tenang.

“Inara, besok kan sudah puasa. Apa yang kamu rindukan dari bulan Ramadhan tiba?” ummi bertanya.

“Emmm, yang paling dirindukan saat bulan Ramadhan itu terawih tiap malam hingga akhir bulan, tilawah Al-qur’an bareng dimasjid, bantu ummi bikin takjil dan kegiatan lainnya,” jawab ku sambil tersenyum.

“MasyaAllah...oh Iya, Ramadhan tahun ini ummi gak bisa bikin takjil,”
“Kenapa mi?” tanyaku kepada ummi

“karena ada musibah seperti ini, bagaimana lagi kan,” jawab ummi

Aku mengangguk setuju.
“tapi Inara percaya kok, Allah menimpahkan musibah pada hambanya, melainkan Allah juga yang akan mengangkat musibah ini. Mungkin kita sedang diuji,”

Ummi mengangguk, “Pinter anak ummi,”

***
Hari pertama Sahur
Pukul 3.15 a.m

“Nak, ayo bangun. Katanya mau bantu ummi buat makanan,” ujar ummi sembari menggosok punggung secara halus.

“iya ummi,” akhirnya aku pun terbangun, tak lupa untuk mencuci muka terlebih dahulu agar terlihat segar setelah itu aku membantu ummi membuat makanan untuk sahur.

Di dapur...

“Ummi, lauk untuk sahur apa mi?” tanyaku kepada ummi.

“ayam goreng sama sayur sop,” jawab ummi.

“wah, kelihatannya enak. Apa Ada yang harus Inara bantu mi?”

“Kamu potong sayuran itu, setelah itu masukkan kedalam panci yg berisi air,” perintah ummi dengan sangat lembut.

       Beberapa menit kemudian, akhirnya pun masakan yang kami buat siap dihidangkan.

“Inara, km bangunin abang gih, nanti ummi yang nyiapin makan ke meja,” suruh ummi kepadaku.

“baik, ummi,” aku pun menuruti perintah ummi, sebenarnya malas juga untuk membangunkannya, tetapi karena ini perintah dari ummi mau gimana lagi. Aku pun bergegas menuju kamar bang Aidan untuk membangunkannya.

“bangggg, bangunnnn. Saurrrr,” aku mencoba membangunkan bang Aidan. Bukannya bangun, bang Aidan malah membalikkan tubuhnya dan menarik selimut.

“ABANG! BANGUN! KEBURU IMSAK NANTI!” aku mencoba membangunkan bang Aidan kedua kalinya, dan akhirnya bangun juga.
“iya iya, dek. Uda sana keluar,”

“Ga terima kasih uda di bangunin, malah diusir, dasar. Udah cepet bangun sana, keburu imsak,” perintahku kepada bang Aidan.

“shubuh-shubuh uda bikin marah aja,” batinku sambil keluar dari kamar bang Aidan.
***
Pukul 4.30 a.m adzan berkumandang, aku dan keluargaku bersiap-siap melakukan shalat subuh secara berjama’ah. Sebelum melakukan shalat subuh, aku dan keluargaku melaksanakan shalat Qobliyah subuh yang berjumlah 2 rakaat yang dilakukan secara individu setelah itu dilanjutkan dengan melaksanakan shalat subuh yang dipimpin oleh Abi.

      Setelah shalat aku dan keluargaku berdoa kepada Allah Swt dilanjutkan dengan kajian yang dipimpin oleh Abi.

“pekerjaan itu jika diniatkan karena Allah maka akan bernilai ibadah,  seperti contohnya puasa. Puasa bukan penghalang aktivitas kita dalam bekerja. Puasa adalah salah satu cara kita untuk melatih diri dalam ketaatan dan kesabaran dalam setiap aktivitas,” ujar Abi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ramadhan At Home, What Are You Doing?  Where stories live. Discover now