Kecoa Yang Kubenci, Seperti Dirimu

172 36 3
                                    

Kang Saehee memulai hari dengan lusinan lenguhan panjang. Otaknya masih memutar adegan semalam dan tak urung bisa menghalau dialog Park Jimin yang terus berdengung di telinganya. Ia bahkan tak bisa tidur dengan nyenyak dan bahkan memimpikan Park Jimin di tidurnya. Benar-benar hal yang berada di luar ekspektasi.

Saehee merenung di meja makan dengan secangkir kopi instan yang ia seduh sejam lalu. Kopi itu sudah dingin sepenuhnya, namun Saehee hanya menikmati setenguk kecil lalu membiarkan lamunannya menyeret Saehee kealam bawah sadarnya.

Saehee kembali menghela nafas berat. Ia meletakkan kepalanya diatas meja, membiarkan rambut panjangnya yang tergerai menutup sempurna wajahnya. Ia bahkan sampai bolos kuliah karena moodnya benar-benar hancur. Ia sudah mencoba menenangkan diri dengan mengelus-elus Kimchi, berbicara dengan kucing gembul itu, membaca beberapa novel, mendengarkan musik, juga mencoba menonton film komedi namun tak ada yang berhasil menaikkan moodnya.

Ia tiba-tiba teringat saat Park Jimin membawakannya sebuah permen kapas berukuran besar saat Saehee gagal mendapatkan salahsatu beasiswa bergengsi dari salah satu perusahaan besar. Jimin menunggu Saehee di depan ruang kelasnya selama 1 jam dan pria itu membawa Saehee ke taman hiburan untuk memperbaiki moodnya. Jimin juga tak henti-hentinya mengatakan lelucon yang garing dan berakhir dengan tawa renyah karena lelucon garing itu.

"Argh!"

Kenapa kenangan itu harus muncul di saat-saat seperti ini. Sialan!

Saehee menegakkan tubuhnya. Tangannya mulai merapikan rambut yang bahkan tak disisir oleh empunya sejak semalam. Wajah Saehee benar-benar kusut. Siapa sangka hal tak terlihat seperti cinta dan perasaan suka bisa membuat orang hampir gila seperti ini.
Saehee merasakan sesuatu menggelitik di kakinya. Sesuatu seperti tengah berjalan dengan cepat di kakinya. Saehee menengok ke bawah. Matanya seketika membulat sempurna.

"AAAAAAHHHHHH! KECOA!" Saehee terperanjat dan langsung mengibas-ngibaskan kakinya, berharap serangga itu lepas dari kakinya. Saehee dengan cepat berlari menjauh dengan wajah yang masih sangat syok. Ia bisa melihat serangga itu berjalan dengan cepat kearah bak cuci piring dan berhenti disana. Antenanya bergerak-gerak dengan cepat walaupun tubuhnya tak bergerak sama sekali.

"Meoong...." Kimchi keluar dari kamar lalu berjalan kearah dapur.

Saehee dengan cepat mengambil kucing kesayangannya. Wajahnya sangat panik.

"Tidak tidak, jangan kesana. Serangga mengerikan itu bisa memakanmu," monolog Saehee pada Kimchi. Ia tak yakin kucing itu bisa mengerti, tapi yang jelas ia harus bisa menyelamatkan 'anak' kesayangannya terlebih dulu.

"Hush." Tangan Saehee dengan cepat mengibas-ngibas udara di depan wajahnya, berharap kecoa itu bisa mengerti bahasa manusia dan kembali ke tempat asalnya.

Saehee mengambil novel yang tergeletak di meja ruang tamunya. Lalu melemparkan dengan ragu-ragu kearah bak cuci piring.
Buku itu tidak tepat mengenai kecoa, namun mendarat di dekat serangga tersebut. Entah kaget atau takut, kecoa itu mengepakkan sayapnya dan mulai terbang dengan arah tak beraturan. Saehee panik bukan kepalang dan mulai mengeluarkan kata-kata makian dengan nada tinggi.

"SIALAN! KAU KECOA BAJINGAN!" umpat Saehee sambil berlari kedekat pintu. Ia tidak ingin serangga menakutkan itu mendarat di pakaian atau tubuhnya. Terlalu mengerikan.

Saehee memutuskan untuk keluar dari apartemen. Ia berlari ke lantai bawah dengan tergesa-gesa dan langsung menuju unit apartemen Jungkook. Ia menekan bel dengan membabi buta dan menggedor pintu dengan tergesa-gesa.

"YAAAK! BUKA PINTUNYA!" seru Saehee.
Jungkook dengan wajah khas orang baru bangun tidur membukakan pintu. Tanpa permisi dan basa-basi Saehee langsung menerobos masuk dan langsung terduduk dilantai sesampainya di dalam.

Jangan Baper! Kita Cuma MANTAN |Jeon Jungkook| [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang