Bab 4

207 63 39
                                    

Seperti cinta Fatimah kepada Ali mencintai
Dalam diam, aku juga melakukan hal yang sama.
Mengejar cinta Allah dan mengejar cintanya dalam doa.
Hanya itulah yang bisa aku lakukan, aku yakin berharap
Kepada pemiliknya keputusan terbaik, tidak akan
membuatku terluka.

Terik sinar matahari tak mematahkan semangat siswa kelas XI MIA 3 dan XII MIA 1 yang tengah berolahraga, Arum yang sedang melakukan pemanasan terkesiap melihat Ali memberi minuman ke Nayya. Rasa cemburu pada diri gadis itu pun membara, Arum yang tak mampu menahan air mata bergegas ke WC untuk menenangkan dirinya.

"Hmm, gue ke WC dulu." Ucap Arum ke tiga sahabatnya.

Ketiga sahabatnya menggangukan kepala, sesampainya di WC gadis itu pun membuka keran air berdiri menghadap kaca dengan air mata yang mulai berjatuhan.

"Apa gue gak bisa seperti Nayya? Yang selalu dekat dengan Ali diperhatikan, disayangi,"

"Nayya selalu dekat dengan Ali sedangkan, gue sangat jauh dari Ali bahkan dia gak pernah care sama gue," ucap Arum dengan tersedu-sedu.

Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang. Maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka, Allah menghalangi kamu daripada perkara tersebut. Agar kamu kembali berharap hanya kepada-Nya (Imam Syafi'i).

Arum pun terduduk di lantai WC dengan air mata yang sangat deras, kedua tangan yang di lutut, kaki yang ditekuk, dan kepala yang menunduk. Beberapa menit Kemudian gadis itu teringat tentang perkataan ustadzah bahwa tidak baik mencintai seseorang lebih dari pemilknya. Arum tersadar bahwa yang ia lakukan salah, gadis itu pun mengelap air matanya dan mengucapkan janji pada dirinya.

"Okay, mulai saat ini gue gak boleh lagi nangis, gak boleh lagi berharap sama Kak Ali, dan gue tetap mencintainya cukup dalam diam, semangat!" Ucap Arum sambil berdiri.

Nazwa, Maya, dan Dea merasa aneh karena dari tadi Arum belum sampai ke lapangan.

"Baik anak-anak pelajaran hari ini telah selesai bel istirahat sudah berbunyi, silahkan istirahat," ucap pak Zidan dengan meniup peluit.

Siswa-siswi satu persatu bubar dari lapangan terkecuali Nayya, Ali, Nazwa, Dea, dan Maya yang masih berada di tengah lapangan.

"Li, saya ke kelas dulu ya jangan lupa makan ya Li." Ucap Nayya sambil senyum ke Ali.

Nazwa dan Maya yang melihat tingkah laku Nayya ke Ali merasa geli.

"Iuww, sok perhatian banget sih." Ucap Maya.

"Iya nih, biar di perhatikan sama Ali," sahut Nazwa sambil ketawa kecil.

"Udahlah gak usah dipikirkan biarin aja, mending kita cari Arum dari tadi belum ke sini," potong Dea.

Ali pun meninggalkan lapangan dan pergi ke kantin bersama Imran, sedangkan Arum duduk di kantin sambil melamun dengan tangan yang tak berhenti mengaduk susu coklat yang dingin. Setelah berkeliling akhirnya, ketiga sahabatnya menemukan gadis itu.

"Woy, dari mana sih kita nyari gak ketemu tau-taunya Lo di sini," ucap Maya sambil menepuk meja.

Arum hanya terdiam menikmati susu coklat yang dingin, ketiga sahabatnya memesan makanan tak lama kemudian Ali datang bersama Imran duduk di depan Arum.

JARAK UNTUK KITA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang