33. Genderang Perang

364 31 25
                                    

Hai comeback!

Gimana puasanya? Lancar?
Tetap semangat!

Mohon koreksinya typo bertebaran🙏

Mulmed : Without Me- Halsey

Selamat membaca sahabat Nuca


Kini, Naca tengah membuka sebuah amplop putih sedang yang tadi dikirimkan oleh seorang kurir, entah ini ancaman atau bukan.

Dibukalah amplop tersebut, berisi secarik surat, lantas ia pun membaca coretan tangan tersebut.


Kalian ini masih terlalu muda untuk melawan kekuasaanku.

Jika kau bungkam untuk kasus ini, maka hidupmu aman.

Ah, tapi sepertinya tidak. Kau menginginkan perlawanan ya? baiklah aku terima itu.

Selamat menanti kekalahanmu, Maheswara, oh tidak putra dari Maheswara.

"Sialan," umpat Naca

Para anggota mafia itu sudah memercikkan api kepadanya, genderang perang sudah dibunyikan.

Naca meremas surat tersebut sangat erat, matanya memerah karena amarah. Dia tidak akan pernah kalah, sebelum dendammya terbalaskan, itu adalah janjinya.

Beralih ke tempat penyimpanan berkas penting, Naca mengambil sebuah map berisi bukti-bukti pembunuhan 10 tahun lalu.

Bukti-bukti inilah yang akan memperkuat segalanya, juga pertarungan yang nantinya akan terjadi.

Ia pun bergegas menuju markasnya, untuk melatih kembali anak buahnya secara langsung.

Naas, ditengah perjalanan ia di hadang oleh beberapa mobil hitam yang di dalamnya ada sekelompok orang berseragam hitam serta memakai kacamata.

"Tenang saja tuan, kami tidak akan menculikmu." ucap seorang pria yang kini mendekat ke arah Naca

Ia masih bergeming waspada, bersikap tenang sebisanya. "Lalu kau pikir aku akan takut? tidak sama sekali."

Salah satu dari mereka bertepuk tangan tidak percaya dengan keberanian Naca. "Wah, kau ini sangat pemberani ya, tidak seperti Ayahmu."

"Berhenti menyebut Ayahku jika tidak ingin mulutmu robek!" tukas Naca

"Ah, baiklah-baiklah."

"Kau sendirian saja? mana adikmu?"

"Kalian berurusan denganku, jangan pernah menyentuh adikku barang sedikitpun!" tegasnya

"Kau ini pandai mengancam ya?"

"Setiap apa yang aku katakan adalah kebenaran, jadi berhenti macam-macam!" sungut Nuca mendelik kesal menatap pria yang sedari tadi mencoba memancing emosinya.

DENUCA MAHESWARA (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang