Vote? Harus!!
•
•
Komen? Wajin√Selamat membaca!!
______________________
"Bel bangun sayang, ini bunda." Bella.berusaha mengerjabkan matanya, pandangannya langsung melihat ruagan yang tidak lagi asing baginya. Pertanyaan, bagaimana dirinya bisa berada didalam kamarnya yang dulu?"
Tadi waktu Bella pingsan, Andri bingung harus bawa kemana. Dan dari bingung, ia bawa saja ke rumahnya. Kebetulan jaraknya dekat. Kalau dibawa ke rumah sakit takutnya Bella malah ngamuk pas sadar, apalagi tadi sebelum pingsan Bella masih dalam keadaan marah. Bella sangat tidak menyukai rumah sakit, apalagi jika mencuim obat-obatan khas rumah sakit.
"Bun-da." Bella mulai membuka matanya, ia memegangi kepalanya yang masih terasa pusing, namun sudah sedikit mereda.
"Bangun dulu Bel, minum obat." Bella langsung menggeleng ketika mendengar kata obat. "Biar cepet sembuh." Bunda hanya menghela nafasnya, dari dulu Bella tidak tidak berubah. Sama sekali tidak menyukai obat.
Tiba-tiba datang seseorang dari balik pintu. Bella memutar bola malas ketika seseorang itu menatapnya.
"Azka, katanya kamu ada rapat?" Tanya bunda, pasalnya tadi ia bilang jika ada miting.
Azka menyalimi tangan bunda. "Azka batalin bun." Lalu ia melihat keadaan Bella, tetapi Bella justru membelakanginya. Azka hanya menghembus nafas pelan. Ini memang kesalahannya terlambat menjemput Bella. Tadi memang ada rapat dadakan di kantor. Ini saja Azka masih memakai pakaian kantor.
"Biarin aja dulu Ka, ini juga belum minum obat." Azka mengangguk paham, belakangan ini dirinya memang sibuk, ada saja permasalahan yang datang. Tadi di kantor, kemarin di restoran, mungkin besok permasalahan rumah tangganya dengan Bella. Untung saja dengan kuliahnya tidak ada masalah.
•••||•••
Ceklek
Pintu terbuka menampakan seseorang yang membawa segelas air dan obat. Tadi Azka sudah memaksanya makan walau hanya sedikit, sekarang mungkin akan memaksanya untuk minum obat.
Bella jadi kesal, mengapa dirinya tidak bisa menginap di rumah orang tuanya? Kan Bella kangen sama kamarnya yang dulu. Kenapa harus langsung pulang ke rumah yang dingin yang dipenuhi es? Apalagi kamar yang ia tempati sekarang, sangat dingin. Bahkan sampai manusia es pun tercipta.
Bella membalikan tubuhnya ketika melihat Azka mendekat. Ia berposisi memunggungi Azka dan semakin mengeratkan selimutnya. "Minum obat!"
"Nggak mau."
"Tadi siang Lo juga belum minum obat Bel." Seberusaha mungkin Azka bersabar dalam membujuk Bella. Ia juga sadar bahwa ini juga kesalahannya.
"Bangun Bel." Azka duduk dipinggiran ranjang.
"Lemes."
Azka menghembuskan nafas pelan, ia membantu Bella untuk duduk dan bersender di kepala ranjang.
"Nih." Azka mulai memberikan obat itu kepada Bella, namun Bella tetap tidak mau meminumnya. Bella menggeleng dan mulai merengek seperti bayi yang baru saja diimunisasi.
"Buka mulut!" Bella menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya, membuat Azka jengah.
"Lo minum sendiri atau Gue minumin." Ucap Azka dengan wajah datarnya seperti tembok.
"Pake ini." Ucap Bella menempelkan telunjuknya pada bibir Azka. sempat-sempatnya Bella modus dalam keadaan seperti ini.
Azka menepis pelan tangan Bella. "Nggak. Cepet minum!"
"Yaudah nggak mau."
Lagi-lagi Azka harus menghembuskan nafas pelan. Apa-apaan Bella itu? Masih sakit tetapi bisa-bisanya jail. Ralat, jail atau modus? Tetapi jika dipikir kembali, tidak ada salahnya. Toh keduanya juga sudah sah, menambah pahala lagi. Azka juga belum pernah memberikan ciumannya pada Bella. Hanya kecupan singkat pada kening Bella saja setelah melakukan ijab qobul.
"Minum dulu, nanti Gue kasih."
Bella tersenyum mendengar jawaban Azka, namun senyumnya menciut ketika menatap obat yang berada di tangan Azka.
"Nggak bisa."
"Bisa." Azka berusaha meyakinkan Bella.
Dengan cepat dan dalam keadaan menahan nafas, Bella menelan obat itu lalu meminum segelas air putih hingga tuntas. Setelah selesai Bella menatap azka, seolah menagih hutang.
Tanpa ba bi bu Azka mendekat dan langsung mengecup singkat bibir Bella.
Cup!!
Bagai di sengat listrik, tubuh Bella menegang. Desiran darahnya mengalir dua kali lebih cepat dari biasanya. Didalam sana, jantungnya mulai berdisko. Tidak hanya Bella saja, sebenarnya Azka juga merasakan hal yang sama. Tubuhnya mulai panas dingin saat ia mendaratkan bibirnya pada bibir Bella. Tetapi Azka tetaplah Azka, ia tetap stay cool dan memperlihatkan wajah dinginnya di hadapan Bella. Berbeda dengan Bella yang memperlihatkan wajah blush nya. Pipinya terlihat merah, seperti kepiting rebus.
Bella nih boss😎
Bella Andira Arliani
Marhaban ya Ramadhan✨
Makasih yang udah mampir❣️
Next kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellazka
Teen FictionAzka itu dingin. Bella itu bobrok. Bagaimana jika dua manusia yang saling membeci satu sama lain harus disatukan? Apalagi disatukan dalam sebuah ikatan yang sah, seumur hidup sekali. Menikah dengan orang yang sama sekali tidak pernah terpikirkan ole...