Aku tahu hari ini langit begitu gelap, dan aku tahu itu pertanda alam bahwa langit akan manjatuhkan air dari awan - awan diatas sana.
Tapi aku bukan seseorang yang mempunyai persiapan matang akan hal yang harus kulalui. Daripada mengecek apakah didalam tas ranselku ada sebuah payung, aku justru memikirkan apa yang harus ku makan bila hujan nanti benar - benar datang pada malam hari.
Hujan ditemani dengan makanan hangat dan secangkir coklat hangat benar - benar pas bukan?
Tapi karna kebodohanku yang sudah hapal betul dengan diri sendiri yang mempunyai persiapan kosong, disinilah aku berakhir. Memasuki apartemenku seperti seekor kucing yang baru saja masuk ke dalam kubangan. Basah dan compang camping, benar - benar berantakan. Aku harap dia tidak akan datang dan melihat penampilan burukku ini.
Aku segera membersihkan diri agar tidak terserang flu dan tidak berakibat membolos kerja esok hari. Cukup mendengar cemooh teman - temanku yang selalu menjelek - jelekan beberapa teman yang izin sakit, karna sehari sebelumnya mereka nampak baik - baik saja. Aku tidak siap membayangkan diriku menjadi bahan perbincangan mereka sementara tertidur dengan hidung tersumbat.
Selesai membersihkan diri dan memakai beberapa perawatan wajah, aku kembali mengingat akan diriku yang bodoh dan minim persiapan ini.
Ah aku lupa belum belanja bulanan semenjak gajian 2 hari yang lalu, aku lupa stok makanan bahkan ramyeon yang ingin ku santap dalam bayang - bayang ku siang tadi sudah tidak ada.
Ah menyebalkan sekali memiliki diri yang pemalas ini.
Aku sadar akan diriku, tapi kembali lagi pada rasa malas itu. Aku malas berubah. Sialnya.
Aku lapar sekali.
Mungkinkan ada sebuah keajaiban?
Mungkinkah di dalam lemari penyimpanan masih ada 1 bungkus ramyeon yang sebenarnya belum kumasak?
Mungkinkah?
Mungkinkah?
Mungkinkah?
Mustahil.
Nihil.
Apa sih yang aku harapkan? Padahal aku sendiri ingat betul sudah memakannya kemarin sore. Bodohnya.
Kriuuuk kriuuuk~
Baiklah, hari ini aku harus tidur dengan menahan lapar. Bertahanlah sebentar sampai pagi datang Park Minjung.
TING TONG TING TONG
Siapa yang bertamu dimalam hujan begini?
Dan lagi, aku tidak siap menerima tamu dengan kondisi perut kosong.
Siapa pun diluar sana, pulanglah!
TING TONG TING TONG
"Hah! Menyebalkan!"
"Iya tunggu sebentar"
Aku berjalan melihat intercom siapa yang datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu diluar sana, berani - beraninya menggangguku malam - malam.
TING TONG TING TONG
Pizza?
Kenapa diluar sana yang terlihat justru sekotak pizza?
Siapa yang memesan? Aku sama sekali tidak berpikir untuk memesannya sejak tadi.
Apa mungkin dari beberapa pria yang memiliki perasaan padaku? Heol, imaginasi liarku.
Ceklek.
"Maaf aku tidak memesan piz--"
"SURPRISE!!! HAHAHAHAHA"
"Kw-kwon Soonyoung?..."
"Hahahaha kau pasti belum makan malam, benarkan?"
"Bagaimana kau tahu?"
"Bagaimana aku tahu? Bagaimana bisa aku tidak tahu kekasihku yang pemalas ini belum menstock makanannya, hmm? Aku sangat tahu dirimu Park Minjung"
"Ah kau ini, benar - benar membuat senang dan malu dalam satu waktu bersamaan, aku benar - benar sudah mempersiapkan diri untuk kelaparan malam ini, tapi kau datang dengan seloyang pizza, aku..."
"Ya ampun, ya ampun, kemari - kemari, kau pasti terharu dengan kejutanku, bukan? Kemari menangislah dipelukanku"
"Kau ini apa - apaan sih?"
Aku malu dengan perkataan kekasihku yang selalu ceplas ceplos, tapi aku tetap menuruti perkataannya, aku datang kepelukkannya dan menangis bahagia karna tidak akan menahan lapar sepanjang malam ini. Benar - benar kejutan kecil yang menyenangkan, terima kasih Kwon Soonyoung.
Fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE HAPPINESS WITH SEVENTEEN
FanfictionJust little story to bring happines to your day