Boy berjalan santai di dalam mall, melihat-lihat bazar dadakan yang diadakan di mall itu, untuk memperingati perayaan hari valentine. Tanpa sengaja dia menabrak seorang ibu-ibu berumur sekitar empat puluhan yang sedang melihat-lihat beberapa perhiasan yang dipamerkan di salah satu bazar itu.
"Aduh..."
"Eh...sori...sori...maaf maaf tan,"sesal Boy, terlalu sibuk melihat sepatu-sepatu yang berjajar di sekitar bazar membuat pandangannya teralihkan dan menabrak ibu itu.
"Iya ga apa-apa,"sahut ibu itu tersenyum, Boy kembali berjalan, tapi tiba-tiba ibu itu memanggil Boy
"Tunggu nak, Boy...kamu Boy kan?"panggil mama Tania
"Loh...tante kenal saya?"balas Boy kikuk
"Pasti lah, kamu temen kecilnya Tania, tetangga dan temen sekelasnya Tania dulu kan, yang suka cubitin pipi Tania, hahaha..."tawa wanita separuh baya itu.
"Oh, jadi Tan...Tania...seriusan, nanti dulu nama Tania itu ga cuma satu orang, pasti ini Tania yang lain, tan...ini bukan Tania yang sekolah di SMA Dream School kan?dan bukan yang ketua cheerleaders itu kan?bukan Tania Xivannya itu kan?"Boy cukup syok dibuat oleh mama Tania. Tiba-tiba Tania datang menghampiri mereka, menginterupsi obrolan yang terbilang singkat itu.
"Udah nih ma, pulang yuk,"Tania menyerahkan kantong kecil pada mamanya.
Mama Tania tersenyum menatap anaknya,"Eh...ntar dulu, nih ada temen kecil kamu dulu, yang suka cubitin pipi kamu,"
"Boy, loh lo disini, eh...mama kenal sama dia?"Tania menaikan alisnya, dalam hati bertanya-tanya sejak kapan mamanya mengenal temannya yang sebenarnya ga bisa dibilang teman juga karena mereka ga dekat.
"Kamu ga inget, itu loh, Boy kecil yang dulu suka ganggu kamu, cubitin pipi kamu, terus jahil juga sama kamu, yang dulu waktu mau difoto kena omel guru karena bajunya kotor, abis berantem hahaha...kalian lucu waktu kecil, inget ga?"cerita tante Cleo mengenang masa lalu Tania.
"Ya ampun dunia ternyata ga seluas yang dipikirkan ya, oh iya...mama kamu apa kabar Boy, tante udah lama ga ngobrol sama mama kamu,"
"Boy...hei Boy, hello...."Tania memanggil Boy yang terlihat melamun.
"Eh...iya..iya gimana tan?"
"Hahaha...kenapa?sampe bengong gitu, kamu kaget ya, ketemu Tania yang ternyata temen kecil kamu, sekarang udah secantik ini, ga chubby lagi,"
"Ih...mama, pliss deh...ga usah bawa-bawa masa lalu, lagian aku juga ga ada apa-apa sama dia, cuma temen sekelas aja,"protes Tania mengerucutkan bibirnya.
"Eh...ga, ga kok tan, saya cuma kaget aja, ga nyangka kalo Tania itu temen kecil saya dulu, padahal selama ini kita sekelas, tapi ga tau kalo dia temen kecil, yang dulu saya suka,"balas Boy tersenyum
"Oh...jadi dulu kamu suka sama Tania, makanya kamu jahilin dia,"mama Tania tersenyum penuh makna. Pernyataan Boy mendadak membuat pipi Tania bersemu merah.
"Udah...udah...cukup ngobrolnya, mama mau pulang ga, kalo ga mau pulang aku tinggal ya,"Tania hendak pergi meninggalkan mamanya dan Boy, tapi tangannya ditahan oleh mamanya.
"Tunggu, buru-buru banget sih Tan, mama kan masih mau jalan-jalan, kamu juga belum ngobrol sama Boy, gimana kalo kita jalan sama-sama aja,"
"Ga...ga usah ma, dia mau pergi, dia kan orang sibuk, lebih tepatnya sok sibuk, ga ada waktu buat jalan-jalan,"ledek Tania memalingkan wajahnya.
"Siapa yang bilang? gue ga sibuk kok, ayo tan, nanti kalo udah selesai aku antar kalian pulang,"
Tania, mamanya dan Boy berjalan bersama. Sesekali mama Tania sengaja meninggalkan mereka berdua, agar bisa mengobrol, sedangkan dia mengintip dari jauh, sembari terkekeh.
Pertemuan Tania dan Boy serta fakta mengenai masa lalu mereka, ternyata membawa kebahagiaan buat mereka, bermula dari patah hati, kini hati mereka yang sama-sama terluka, telah sembuh satu sama lain. Suka dan duka mereka lalui bersama, mulai dari hal kecil seperti Tania yang kehilangan anjing kesayangannya, sampai bertengkar karena cemburu dan posesifnya mereka. Bahkan mereka masih saling ingat nama panggilan yang membuat mereka kesal satu sama lain, yang sekarang justru merupakan nama panggilan kesayangan mereka.
7 tahun kemudian, sama seperti mamanya Tania yang dipersatukan dengan papanya Darren. Tania pun dipersatukan dengan Boy dalam ikatan pernikahan.
Suasana haru dan bahagia meliputi kedua pasangan itu, para teman, saudara, keluarga, bahkan rekan kerja berdatangan mengucapkan selamat, bahkan Kenny dan Gio yang dulunya menyandang status jomblo sejati, kini datang membawa pasangan mereka untuk memberi ucapan selamat, sementara Darren hanya sendiri tanpa didampingi oleh Vivi.
"Cie...pengantin baru, hehehe...akhirnya ya, selamat ya Tan,"ledek Sasa yang tampil cantik dan anggun berkat balutan dress hitam polkadot menutupi setengah lengannya, rambutnya sengaja dicepol ke atas, hanya menyisakan beberapa untaian rambut kecil di pipinya.
"Iya nih, makasih ya...kapan nyusul Sa hehehe..."balas Tania terkekeh, gaun pengantin putih yang dikenakannya, membuat dirinya seperti seorang putri kerajaan.
"Kapan-kapan deh ya hahaha...liat aja itu dia sibuk sendiri,"dumel Sasa, membuat Tania dan Boy tersenyum.
"Tenang Sa, dia itu cinta mati sama lo, keliatannya aja begitu, tapi aslinya dia peduli kok, sebentar lagi akan ada kejutan besar buat lo, jadi tunggu aja tanggal mainnya,"Boy mengedipkan matanya menggoda Sasa.
"Yah, tapi biasa aja dong ngomongnya, ga usah kedip-kedip mata gitu, minta digaruk nih,"ujar Tania cemberut, membuat Boy dan Sasa tertawa, Tania pun ikut tertawa.
"Ya udah, gue turun dulu ya, mau nyapa Darren, bye,"ucap Sasa diikuti anggukan kepala Tania dan Boy.
"Hey Sa, apa kabar lo?"Carla yang sedang mengambil minuman, melihat Sasa yang berjalan, menghampiri Darren yang sedang sibuk berbincang dengan Kenny dan Gio.
"Oh...hey La, kabar gue baik kok, lama ya kita ga ketemu hehehe..."
"Iya nih, biasa kerjaan kantor numpuk, jadi susah kumpul-kumpul lagi, eh iya...itu Darren sendirian ya?Vivi kemana ya?"
"Ga tau, gue baru mau nyamperin dia, mau nanyain Vivi kemana, apa mungkin karena dia baru lahiran kali ya, jadi ga bisa ikut,"
"Daripada nebak-nebak, langsung aja kesana yuk,"ajak Carla diikuti Sasa.
"Hey Dar, apa kabar?oh iya, selamat ya untuk kelahiran putri kecilnya,"sapa Carla.
"Hey La, thank you..."ucap Darren tersenyum bahagia
"Oh iya Dar, Vivi kemana?kok ga keliatan,"ucap Sasa menengok ke kiri dan ke kanan
"Dia baru beberapa hari lahiran, jadi ga mungkin ikut, takut kecapean katanya, lagian Tiara juga masih bayi, takut rewel kalo di keramaian begini,"
"Oh gitu,"
"Oh iya, kalian bagaimana nih kelanjutannya hehehe..."goda Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy (COMPLETE)
Teen FictionDarren seorang siswa SMA yang terkenal tampan, pintar, dan berprestasi, namun tak pernah disangka saat di luar jam sekolah, dia sering membully bersama teman-temannya, merokok bahkan mabuk-mabukan, meski begitu dia tidak pernah mempermainkan wanita...