Spesial Part 3

7 0 0
                                    

Satu minggu setelah gosip mengenai Boy dan Vivi yang berpacaran, semakin berhembus kencang, bahkan ada yang mengatakan bahwa Boy mencampakan Sasa, membuat Sasa semakin terpuruk, beberapa hari dia tidak masuk sekolah, ingin bercerita pada papanya tapi dia takut kalo papanya akan menyakiti Boy dan keluarganya, karena papanya pemegang saham terbesar di perusahaan papa Boy.

Selama ini dia tau bahwa Boy ga mencintai dia, hanya saja dia mencintainya, jadi meskipun Boy tidak mencintainya, dia tetap berusaha membuat Boy jatuh cinta padanya. Tapi kini dia sudah kehilangan Boy.

Melewati satu minggu di rumah, akhirnya dia kembali masuk sekolah, perasaannya sudah membaik, dia kembali fokus pada sekolahnya, berusaha tak lagi memikirkan Boy.

Duduk di perpustakaan sendirian, menghindari teman-temannya yang mengajaknya ke kantin di saat jam istirahat sekolah, mungkin menjadi kebiasaan barunya.

Tiba-tiba seseorang datang memberikan tisu padanya.

Sasa memutar kepalanya, menatap orang itu,"Buat lo,"sahut Kenny.

Sasa menerima tisu itu, lalu Kenny duduk di samping Sasa,"Ga usah sembunyiin tangisan lo, kalo emang mau nangis, nangis aja, lo ga masuk beberapa hari bukan karena sakit kan, gue tau lo ga masuk karena Boy kan,"

"Sok tau lo,"cibir Sasa, menghapus air matanya yang sedikit menetes

"Sa, gue temen Boy dan gue juga mengenal lo, gue tau hubungan lo dan Boy seperti apa, Sa...gue tau ini bukan waktu yang tepat untuk bicara, tapi gue uda lama suka sama lo, jauh sebelum lo pacaran sama Boy, tapi gue bisa ngerti kondisi lo sekarang, tapi kita bisa tetap berteman kan, bahu gue akan selalu ada ketika lo butuh Sa, jadi jangan tahan tangisan lo, keluarin aja semuanya, kalo lo mau marah, gue bisa ajak lo ke suatu tempat untuk melampiaskan amarah lo,"ucap Kenny tersenyum tulus.

"Thanks, sori tadi gue udah kasar sama lo,"balas Sasa tersenyum kecil

"Ya ga apa-apa, gue ngerti kok,"

Pertemanan yang terjalin antara Kenny dan Sasa, membuat hubungan mereka semakin dekat, perlahan tapi pasti, Kenny berhasil meluluhkan hati Sasa yang keras. Perjalanan cinta mereka pun beragam, Kenny yang punya selera humor yang cukup baik, dan Sasa yang punya sikap keras kepala dan mudah marah, cukup bisa saling mengimbangi. Seiring waktu berjalan, papa Sasa pun mengetahui bahwa hubungan putrinya dengan Boy telah berakhir, awalnya papanya tidak bisa menerima Kenny, dan ingin menghancurkan keluarga Boy, tapi dengan kesabaran Kenny, akhirnya papa Sasa pun menerima kehadirannya di sisi putrinya itu.

Berbeda dengan saudara kembarnya, yaitu Gio. Sejak Darren dipersatukan dengan Vivi, Gio pun mengejar Carla, menjadi sahabat bertahun-tahun, Carla dengan ketidakpekaannya terhadap cinta yang diberikan Gio pun pernah berhubungan dengan laki-laki lain, sebelum akhirnya menerima Gio menjadi kekasihnya.

"La, gue kan udah pernah bilang sama lo, daripada lo cari yang lain, yang ada lo capek sendiri, kenapa sih lo ga nerima gue aja, kenapa lo ga pernah menganggap serius perkataan gue sih La,"Gio frustasi, ini udah kesekian kalinya Carla bercerita padanya tentang mantannya.

"Lo yang selalu bercanda, emang bisa gue bedain lo serius atau kaga,"

"Oke, kali ini gue serius, kalo perlu gue akan ngelamar lo saat ini juga,"tegas Gio, wajahnya tiba-tiba berubah jadi lebih serius.

"Hahaha...cukup menghiburnya Gio, makasih loh,"Carla tertawa keras, tapi Gio tak peduli, dia berusaha terlihat serius, agar Carla yakin bahwa perkataannya itu bukan candaan.

"Gue serius La, La...lo liat gue sekarang,"Gio menatap Carla. Mereka saling bertatapan, mendadak jantung Carla berpacu dengan cepat.

"Gue ga main-main, sejak kita menyatukan Darren dan Vivi, lo sadar ga kalo kita itu semakin dekat, lo sadar ga, kalo selama ini gue selalu perhatian sama lo, selalu memprioritaskan lo, La...gue ga tau gimana perasaan lo ke gue, tapi gue...gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, gue pengen lo selalu ada di hidup gue, tawa lo, senyum lo, tangis lo, gue selalu pengen jadi orang pertama yang menghibur lo, yang menemani lo saat lo bahagia, yang menjadi bahu saat lo butuh sandaran, yang menjadi bintang yang menerangi lo saat lo berada dalam gelap, La maukah lo menjadi kekasih gue,"Gio menggenggap tangan Carla

Menutupi kegugupannya, Carla berdehem,"Hm...hm...gue...gue sebenarnya udah lama tau perasaan lo, gue juga sebenernya sayang sama lo, tapi gue takut, gue takut hubungan kita merusak persahabatan yang sudah ada, gue justru takut kalo kita bersama, suatu saat kita putus, terus kita jadi sama-sama canggung dan ga saling berhubungan lagi,"

"Jangan mikirin nanti seperti apa La, kita udah bersahabat cukup lama, kita udah sama-sama tau sikap dan sifat kita masing-masing, udah cukup buat gue menyakinkan kalo gue ga akan mencari wanita lain, jadi selama kita bisa saling memahami, hal yang lo takutkan ga akan pernah terjadi La, percaya sama gue,"lembutnya suara bass Gio, membuat perasaan Carla tak karuan. Tanpa pikir panjang lagi, Carla pun mengangguk menerima ketulusan hati Gio.

"Yes...akhirnya...makasih La,"balas Gio senang.

***

Pesta pernikahan Gio dan Kenny bersama pasangan mereka berlangsung dengan meriah. Melihat kemeriahan pesta, membuat Darren dan Vivi teringat masa lalu, segala hal yang telah mereka lalui bersama, berawal dari pertemanan Darren dengan Kenny, Gio dan Boy.

Menjadi anak remaja yang nakal bersama, sampai mereka menemukan belahan jiwa mereka masing-masing yang bisa membuat mereka sama-sama belajar, berubah untuk menjadi lebih baik. Kini mereka seakan bukan lagi seperti sahabat, tapi lebih dari itu, mereka adalah keluarga.

Bad Boy (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang