Aku masih berbaring di atas tempat tidurku, memandangi langit-langit kamar yang berlukiskan bintang-bintang. Pukul 5 pagi, aku terjaga. Otakku berputar, mengingat sesuatu yang tak juga pergi dari pikiranku.
Semuanya telah berubah.
Aku tahu aku sekarang merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan. Semuanya hanya terasa berbeda, semuanya berubah. Sejak aku bertemu kau 18 jam yang lalu.
Hanya satu hari kubutuhkan untuk merasakan ini, perasaan abstrak yang terus memainkan hatiku, membuatnya bimbang dengan rasa bahagia dan sedih sekaligus. Kau, tak juga pergi dari pikiranku. Tak juga hilang dari otakku. Di kepalaku terus dimainkan bagaimana sehari yang lalu aku bertemu kau. Mata hijaumu, freckles di wajahmu, senyummu. Membuatku merasa baik-baik saja. kau indah.
Bagaimana kau bicara, bagaimana mata hijaumu sedikit berubah warna ketika terkena sinar matahari, bagaimana bintik-bintik coklat di wajahmu menghiasi wajahmu, bagaimana kau selalu tersenyum sambil menunduk malu. Itu semua entah bagaimana membuatku nyaman, membuatku semakin ingin mengenalmu. Aku hanya ingin mengenalmu lebih baik, aku ingin tahu apa yang kau lakukan di pagi hari, apa yang kau lakukan di akhir pekan, aku ingin tahu jenis filem apa yang kau suka, aku ingin tahu hal apa yang bisa membuatmu menangis, aku ingin tahu jenis buku apa yang kau baca, aku ingin tahu hobimu, aku ingin tahu apa kesibukanmu, aku ingin tahu apa yang menarik perhatianmu, aku ingin tahu apa yang bisa membuatmu tertawa geli, aku ingin tahu apa yang bisa membuatmu bercerita sepanjang malam, aku ingin tahu semua tentangmu. Sekarang, yang aku ingin hanya lebih mengenalmu.
Karena yang kutahu adalah kita bertemu, dan matamu menunjukkan seperti kau kembali pulang. Kembali ke tempat dimana kau seharusnya berada. Kembali ke tempat dimana kau merasa nyaman yang membuatmu selalu kembali kesana.
Yang kutahu hanya nama sederhana, lalu semuanya berubah. Hanya namamu, dan semuanya berubah. Aku tak bisa berhenti memanggil namamu dalam hatiku, kau hanya begitu saja merekat di diriku.
Yang kutahu adalah kau membukakan pintu untukku, kau akan menjadi milikku, dan aku menjadi milikmu. Yang kutahu hanya kau membiarkanku masuk ke dalam hatimu. kau begitu saja membuatku yakin kau akan menjadi milikku.
Yang kutahu hanya sejak kemarin, semuanya berubah.
Sejak kemarin aku bertemu kau.
Hidupku seperti sebuah kamar dengan warna biru di sekelilingnya, dengan pintu yang tak pernah kubuka. Kubiarkan diriku terpuruk di dalamnya, terluka. Kubiarkan diriku terkunci agar tak ada lagi yang bisa masuk dan menyakitiku.
Seluruh hidupku benar-benar biru, aku hidup dalam kesedihan, hatiku rapuh terjebak luka masa lalu yang tak kunjung sembuh. Membuatku menutup semua pintu untuk menjaganya.
Tapi kini aku akan membuangnya, mengganti biruku menjadi warna berani, dan membuka hatiku untukmu. Yang kurasakan adalah kupu-kupu berterbangan di perutku, jenis kupu-kupu yang indah yang membuatku bergejolak, berterbangan kesana kemari, membuat diriku nyaman.
Aku sungguh tak bisa menyingkirkanmu dari otakku. Kau mengacau di pikiranku, membuatku terjaga dan mengingat semuanya, membuatku berharap kau akan menemuiku lagi, menghiasi hari-hariku selanjutnya karena kau akan selalu disini. Aku sudah merindukanmu. Aku membuka hatiku karena bertemu kau kemarin, hanya satu hari. Itu semua cukup untuk membuatku berharap melihat senyummu lagi, melihat mata hijaumu yang indah. Aku sangat menginginkanmu. Semuanya terulang di otakku, betapa bahagianya aku ketika bersamamu. Aku tak akan bosan memandangimu dan mendengarkanmu bicara, aku tak akan bosan bersamamu. Aku ingin menemuimu lagi, aku tidak ingin kita berakhir. Aku kini berharap sepenuhnya padamu. Karena semuanya telah berubah, sejak aku bertemu kau.
Aku ingin kau kembali dan beritahu aku mengapa aku merasa aku sudah sangat merindukanmu selama ini. mengapa aku sangat merindukanmu? Kau membuatku merindukanmu. Kau membuatku merasa bahwa kau yang selama ini kucari, yang selama ini kutunggu untuk menyembuhkan lukaku, yang selama ini kurindukan untuk kembali mengisi ruang hatiku. temui aku dan katakan bahwa ini semua bukan hanya ada di kepalaku, bahwa aku merindukanmu dan terus memikirkanmu. Katakan bahwa kau juga merasakan yang sama, bahwa kau ingin kembali bertemu denganku dan berharap padaku.
Karena yang kutahu hanya sejak kemarin, semuanya berubah. Kau membuatnya berubah. Kau membuat semua yang ada dalam diriku berubah. Kau membuatku kembali berharap, kau membuatku kembali merasakan kupu-kupu dalam perutku, kau membuatku kembali melihat terangnya matahari, kau membuatku kembali merasakan rindu, kau membuatku kembali jatuh cinta.g
Tapi lalu aku teringat akan sakitnya jatuh dari langit tertinggi. Aku teringat ucapan orang-orang di sekitarku untuk tidak mengharapkan sesuatu yang belum tentu jadi milikku, untuk tidak dengan mudahnya membuka pintu yang selama ini kukunci karena menjaganya dari luka.
Karena yang kutahu kita hanya bertemu, kita tidak lebih dari dua orang asing yang menghabiskan waktu seharian bersama-sama. Jadi hapuskan harapan-harapan tinggi itu. kau bukan siapa-siapa. Yang kutahu hanya hujan yang tak kunjung berhenti, yang akan terus membasahi hatiku dan membuatnya redup. Tapi yang kutahu adalah aku menemukan cahaya baru, aku menemukan kau, di setiap waktuku aku melihat wajahmu.
Karena bagaimanapun juga semuanya telah berubah, kau membuatku kembali merasakan takutnya cinta tak terbalas, takutnya ditinggalkan, takutnya disakiti. Tapi kau juga membuatku kembali merasakan kuatnya harapan, merasakan kuatnya cinta.
Yang kutahu sejak kemarin, semuanya telah berubah.
Aku tersadar oleh getaran ponsel di sampingku, ada satu pesan masuk.
Aku membukanya dan terdiam, ia akhirnya membalas pesanku.
“I’ll be away for the next year.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed - One Shot
Short StoryBased on Everything Has Changed by Taylor Swift featuring Ed Sheeran.