Pintu ruangan Chaeyoung mengayun terbuka sebelum sesaat kemudian menampakan sosok perempuan dengan stiletto merah mahal yang mencolok.
"Kamu bawa Rion ke kantor?" Lisa bertanya dengan nada ketus. Bahunya menempel pada kusen pintu sedangkan tangannya dilipat di depan dada.
Perhatian Chaeyoung yang semula tertuju pada layar komputer, beralih ke sang tamu tak diundang.
"Ya, dia di sana." Chaeyoung menunjuk satu sudut ruangan.
Dengan langkah besar-besar Lisa berjalan menghampiri arah yang dimaksud. Wajah ketusnya seketika musnah ketika mendapati Rion yang tertidur di sofa sambil memeluk boneka hiu.
"Jangan diganggu, Lis. Dia baru tidur lima menit yang lalu."
"Sayangnya Tante Lisa." Tidak menggubris peringatan Chaeyoung, Lisa tetap duduk di sofa dan menciumi pipi Rion. "I miss you, Baby. Aunty missed you so much."
Mungkin karena merasa terganggu, bibir Rion mengerucut sebal dalam tidurnya. Melihat itu, Lisa semakin gemas dan terus menerus menciumi pipi Rion. Lisa berharap Rion akan membuka matanya, namun bocah yanng terlalu lelah bermain itu masih tertidur pulas.
"Tumben dibawa ke kantor. Rion gak sekolah?" tanya Lisa.
"Seharusnya sekolah."
"Terus? Kenapa dibawa ke sini?"
Chaeyoung menghembuskan napas kasar. Ia menutup semua jendela yang ada di komputernya lalu menatap Lisa.
"Tadi pagi Rion murung," Chaeyoung memulai kalimatnya. "Dan saat kutanya kenapa, dia bilang gak mau sekolah karena takut.
"Takut?" Lisa berkerut alis.
"Ya, Rion bilang, takut karena beberapa hari belakangan dia merasa diperhatikan oleh seseorang. Puncaknya kemarin, orang itu berusaha untuk membujuknya dengan coklat."
"Apa?"
"Kamu kaget, kan? Bagaimana aku yang pertama kali mendengarnya pagi tadi."
"Lalu?"
"Ya, karena khawatir, aku akhirnya mengijinkan Rion untuk bolos sekolah dan mengajaknya ke sini."
Lisa menggelengkan kepala lalu berdiri. "Chaeyoung, ini gila," ucapnya sambil berjalan mendekat. "Aku gak mau membuatmu semakin ketakutan, tapi kupikir kamu harus tahu."
"Ada apa?"
"Beberapa hari yang lalu ada berita tentang penculikan anak, dan kamu tahu? Kejadiannya di sekitar tempat tinggalmu."
"Gak mungkin." Chaeyoung menggelengkan kepala, sedangkan Lisa dengan cepat mengambil ponsel lalu menyodorkan berita yang ia maksud kehadapan Chaeyoung.
Chaeyoung membaca berita itu dengan perasaan cemas.
Dari reportase berita yang ia baca, korban adalah seorang anak perempuan berusia empat tahun dan diculik saat sedang bermain di taman komplek apartemen bersama dengan pengasuhnya. Sampai saat ini polisi masih dalam proses pengejaran pelaku. Yang membuat Chaeyoung merinding adalah lokasi penculikan itu tidak jauh dari tempat tinggalnya.
"Kamu harus lebih berhati-hati," ucap Lisa setelah memasukan kembali ponselnya ke dalam saku. "Apa kamu sudah beritahu Jaehyun?"
Chaeyoung melirik Lisa cepat. "Apa Jaehyun perlu tahu?"
"Chaeng, Rion itu anaknya." Lisa berucap seakan-akan pertanyaan Chaeyoung adalah pertanyaan bodoh. "Beritahu dia. Entah apa reaksinya tidak usah terlalu dipikirkan. Yang terpenting kamu sudah memberitahunya."
Chaeyoung bungkam dan malah pura-pura sibuk dengan tumpukan dokumen yang ada di atas meja.
"Chaeyoung ... "
"Ya... ya... baiklah," sergah Chaeyoung cepat. "Aku akan memberitahunya."
Lisa tersenyum tipis. "Bagus," ucapnya sambil menepuk bahu Chaeyoung pelan.
***
Hubungan Chaeyeong dan Jaehyun bisa dikatakan unik--kalau tidak mau disebut aneh. Mereka memang menikah secara hukum, tinggal di satu rumah yang sama, dan memiliki anak yang dinamai Jung Rion. Hanya saja, meski sudah sekian lama, masih ada garis batas di antara mereka yang enggan dilewati.
Baik itu Chaeyoung atau pun Jaehyun, mereka sama-sama menjaga jarak aman. Terbukti dengan pemikiran Chaeyoung yang sempat enggan untuk memberi tahu Jaehyun mengenai masalah Rion.
Bagi Chaeyoung masalah ini cukup besar tapi apakah Jaehyun akan berpikiran yang sama?
Tapi seperti apa yang disarankan Lisa, Chaeyoung pada akhirnya menghubungi Jaehyun pada jam makan siang. Di ruangannya saat ini hanya ada ia sendiri karena Rion sudah terlebih dahulu diboyong Lisa untuk makan es krim di cafe yang ada di lantai dasar.
"Halo?" Chaeyoung membalikan badan ke arah jendela saat sambungan telepon terhubung.
"Chaeyoung?" suara Jaehyun terdengar.
"Jaehyun, aku—"
"Tunggu sebentar." Jaehyun memotong kalimat Chaeyoung. Tidak lama kemudian terdengar suara gemerisik. "Chaeyoung, aku minta maaf tapi, apa kamu bisa menghubungiku di lain waktu?"
"Apa aku mengganggumu?"
"Aku sedang di tengah-tengah rapat sekarang."
"Oh." Chaeyoung mengerjapkan mata. "Maaf kalau aku mengganggu."
"Chae—"
Tut
Sambungan telepon tertutup sebelum Jaehyun berhasil menyelesaikan kalimatnya.
"Seharusnya aku nggak usah telepon," gumam Chaeyoung, seraya menaruh ponselnya asal di atas meja.
.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
My Valentines ✔️
Fanfic[SELESAI] Tentang Jaehyun yang setengah mati menyembuhkan luka dan Chaeyoung yang berkali-kali menggariskan batasan. Lalu ada Rion yang hanya peduli dengan kodok peliharaannya. ------ Rating : R-18+ ------ Started : 04 April 2021 Complet...