Chapter 11

11 2 1
                                    

"Yuhuu happy valentine guys. Nih nih cokelat buat kalian" ucap Keyra sambil menghampiri ketiga temannya yang sudah ada di kelas terlebih dahulu.

"Ih makasihh baik deh"

"Emang gw tuh baik banget sih"

"Idih ga jadi deh gw bilang baik, gw unsend kata-kata gw"

"Heh killa, dikira di chat kali ya bisa di unsend-unsend"

"Ya bisa-bisa in aja"

"Begimana kata lu aja deh kil, pusing gw" Ucap sera "oh iya, thanks cokelatnya key" lanjut gadis berambut pendek itu.

"Iya key makasih ya cokelatnya" ucap erika ikut berterimakasih.

"Nih dari gw nih" sera memberikan cokelat kepada teman-temannya.

"Makasihhh" tutur ketiganya

"Oh iya er, hari ini jadi ngasih cokelat ke si gilang kan?"

"Jadi, tapi mungkin pulang sekolah deh" jawab erika

"Jangan lupa nyatain perasaan lu juga okay?"

"Iya iya tenang aja ser"

"ERIKAAA" Gilang berlari memasuki kelas. Lelaki itu baru saja datang karena terlambat bangun. Hari ini erika dan sahabatnya itu tidak berangkat bersama, makannya erika sudah berada di kelas sejak tadi.

"Kenapa?"

"Nih" Sahabatnya itu menyerahkan paper bag berwarna merah muda.

"Apaan nih?"

"Ada coklat sama yupi buat lu, happy valentine ya" tutur Gilang sambil mengelus kepala erika.

"Thanks, happy valentine juga"

"Loh buat kita mana lang?" Protes killa

"Minta sama cowo lu lahh"

"Nah kalo gw kan ga ada cowo nih, jadi mana buat gw"

"Maaf ya key, coklat yang gw kasih tuh spesial buat erika doang jadi gw ga bisa ngasih lu"

"Pelit ah"

"Biarin ajaaa"

KRINGGG...

"Duduk sana ke tempat lu, udah bel tuh"

"Siap bu bos" Gilang pun segera duduk di bangkunya dan pelajaran pun segera dimulai.

—————————

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30. Saat ini seluruh anak-anak SMA Matahari sudah mulai melangkahkan kakinya ke luar sekolah, tapi tidak dengan erika dan sera yang masih harus menjalankan piket kelas.

"Gw duluan ya ser, si Gilang katanya nunggu di parkiran" pamit Erika kepada temannya itu setelah selesai membersihkan kelasnya.

"Okee, semoga sukses nanti"

Erika pun segera melangkahkan kakinya menuju parkiran motor yang tidak jauh dari kelasnya. Dari jauh ia melihat sosok Gilang yang sedang mengobrol dengan seorang gadis. Erika segera menghentikan langkahnya. Ia melihat Gilang sedang sangat asik bercengkrama dengan Adeline dan sepertinya adik kelasnya itu memberikan cokelat untuk Gilang.

"erika" seseorang menepuk bahu erika dari belakang.

"eh Putra, Louis. Ngapain disini?"

"baru aja mau balik, nungguin gilang?" tanya putra setelah melihat arah pandangan erika. Gadis itu hanya menganggukan kepalanya pelan "kok ga langsung nyamperin si Gilang?" tanya nya lagi.

"ih put, ga peka banget sih lu. Liat tuh gilang lagi sama si adeline" ucap Louis sambil memukul pelan temannya itu.

"Ohhh maap maap ga sadar. Samperin langsung aja gih er, ngapain juga diem disini"

"ntar deh put, tunggu adeline pergi"

"Ih udah ayo" Louis dan Putra mendorong tubuh erika menuju ke arah Gilang.

"Nih lang, ada yang nungguin lu dari tadi" ucap Louis setelah sudah berada di dekat Gilang

"Lu udah nungguin dari tadi?" Gilang berlari ke arah Erika dan meninggalkan adik kelas yang sedang mengobrol dengan dirinya itu. Sedangkan Adeline? Dia hanya melihat kepergian Gilang dengan sedih dan langsung meninggalkan parkiran sekolah itu.

Dengan cepat erika menggelengkan kepalanya setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Gilang "ga lang, fitnah ini si louis"

"Lah jadi gw yang salah"

"Sabar ya kawan, emang lu mah selalu salah sih"

"Ribut lah yu put"

"Yu lah di lapang jam 5"

"Jangan jam 5, mau makan sore. Jam 7 kalo gitu"

"jangan, kalo ja-"

"Permisi kawan-kawan ku, kalo mau ribut silahkan dilanjut. Tapi gw sama erika pamit dulu ye. Byee" Gilang pun segera menarik tangan Erika menuju ke motornya yang berada tidak jauh dari tempat itu.

"Nih pake helmnya"

Gadis berambut panjang itu segera mengambil helm dari tangan Gilang dan memakainya. "ke taman biasa dulu ya lang"

"siap tuan putri. Ayo naik"

Sesudah memastikan bahwa sahabatnya itu telah menaiki motor miliknya, Gilang pun segera melajukan motornya itu membelah jalanan kota Bandung yang bisa dibilang cukup ramai itu.

Too Late (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang