"Kalau lo gak percaya sama gue. Itu tandanya, cinta gue gak cocok sama lo."
Ardelia Khanaya
-AyaAya berjalan di koridor dengan rambut yang terikat satu. Hari ini, ia memakai seragam olahraga, karena pelajaran pertama adalah pelajaran olahraga.
Saat sedang asik berjalan, tiba-tiba saja seseorang menariknya dengan kasar. "Gak tau malu lo, ya!"
Plak!
Aya memegangi kedua pipinya yang terasa panas. "Maksud lo apa, ya, Kay?" tanya Aya tak mengerti.
"Lo masih nanya maksud gue?! Sini lo!" Kayra menarik tangan Aya layaknya ibu tiri menarik anak tirinya.
"Kay! Lepas! Bisa gak, sih? Pelan-pelan aja!" kesal Aya pada mantan sahabatnya itu.
Kayra tak mengubris ucapan Aya. Ia tetap membawa gadis itu tanpa belas kasihan.
"Sini! Lo liat pake mata lo!" Kayra menadorong Aya hingga tubuh gadis itu mencium dinding.
Aya menahan napas melihat ini semua. Siapa yang berani menyebarkan fitnah sebesar ini?
"Gila, Aya! Lo bener-bener murahan banget, ya! Jual diri di club! Berapa sih, dibayar sama Om-Om? Sampe lo rela jual harga diri lo!"
Di mading terdapat foto Aya yang sedang dipeluk oleh seorang pria yang berada di sebuah Klub malam. Hal itu membuat dirinya dipandang jijik dengan semua siswa maupun siswi SMA-ANTARNUSA. Terdapat juga, seorang pria sedang memegang kedua pergelangan Aya. Di foto sana, tak terlihat Aya memberontak, yang membuat semuanya berpikir, Aya telah menjual harga dirinya pada sebuah pria yang jauh lebih tua di atasnya.
Aya menggelengkan kepalanya. "Ini semua fitnah! Ini semua gak-"
"Lo selalu ngelak, Aya!" teriak Riska. "Foto ini nyata! Lo bisa lihat, gak, sih?!" geram Riska yang tak habis pikir dengan kelakuan Aya.
"Ini gak seperti yang di foto, Ris," kata Aya mencoba menjelaskan.
"Gak seperti gimana?! Ini jelas, Aya!" bentak Kayra tepat di wajah seorang gadis yang pernah menjadi sahabat sedari SD-nya.
"Gue bisa jelasin ke ka-" Mata Aya tak sengaja melihat Arjuna yang sedang menatapnya dengan tatapan kecewa. Bahkan, cowok itu tak menghampirinya. "Juna?" gumamnya.
Arjuna melangkah menghampiri Aya, "Gue gak nyangka sama lo, Ya." Satu kalimat itu mencolos hati Aya. Bagaikan tusukan jarum menusuk-nusuk hatinya. "Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata kelakuan lo begini?" ucapnya dengan nada kekecewaan.
"Jun? Ini gak bener," ucap Aya menatap Arjuna, "Ini semua fitnah-"
"Ini nyata, Aya!" bentak Arjuna. Aya memejamkan mata karena terkejut dengan bentakan itu. "Foto ini bukan editan!" bentaknya kembali.
"Iya, Jun. Emang bener, foto ini bukan editan! Tapi kejadiannya gak seperti yang lo bayangin!" ucap Aya mencoba menjelaskan.
"Gak seperti yang gue bayangin? Terus untuk apa lo datang ke sana?" tanya Arjuna dengan nada dinginnya.
"Gue bisa jelasin, Jun," serak Aya.
"Gue gak butuh penjelasan, lo! Foto ini udah menjelaskan semuanya. Lo mau dipeluk Om-Om tanpa nolak-"
KAMU SEDANG MEMBACA
JERITAN BATIN [TELAH TERBIT] ✔
Novela JuvenilSemua orang hanya bisa mendengarkan, bukan bantu menyelesaikan. Lantas, untuk apa bercerita kepada dirimu? -Ardelia Khanaya Dengan bercerita, luapan emosi keluar sudah. Batin yang selalu disiksa olehmu hanya butuh didengarkan, dengan siapa pun dan...