Sinar matahari perlahan masuk kedalam celah kamar. Mengusik Gistara yang masih setengah sadar diatas ranjangnya. Gistara mulai merasakan ada hal yang aneh pada tubuhnya. Semalam dia mengingat betul kalau guling ditaruh ditengah sebagai pembatas. Tapi mengapa sekarang tidak ada, dan yang Gistara rasakan saat ini ada sesuatu yang berat berada diatas perutnya. Dia berusaha untuk melihat dibalik selimut. Dan ternyata Iqbal si pelakunya.
"Kak Iqbal? Woy!! Bangun kak berat nih..." Gistara berusaha menyingkirkan lengan Iqbal dari perutnya. Tetapi usahanya selalu saja gagal. Iqbal semakin membuat Gistara kewalahan untuk menyingkirkan lengannya yang berat.
Setelah beberapa menit kemudian. Perlahan Iqbal terbangun, pandangannya langsung tertuju pada raut wajah Gistara yang sudah merah padam.
"Kenapa Lo?" tanya Iqbal. Sampai detik ini Iqbal belum menyadari kalau lengannya masih setia berada diatas perut Gistara.
"Lo bilang kenapa? Liat tangan Lo!! Berat tau gak? Mending enteng," kesal Gistara.
"Lo semalam udah menjelajahi tubuh gue kemana aja? Sampe guling yang gue taruh ditengah udah gak ada. Terus ini tangan kenapa ada diatas perut gue?"
"Lo ngomong apaan sih? kalo masalah guling mana gue tau, kan gue tidur. Hah? Lagian, gak akan gue ngapa-ngapain Lo. Walaupun Lo udah jadi istri 'sah' gue," Iqbal menyingkirkan lengannya dari atas perut Gistara.
"Dahlah gue capek berdebat! Gue mau mandi."
"Yaudah sana mandi, yang ngajak debat juga elo." Gistara mendengus lalu beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.
Tok tok
"Iya sebentar Iqbal bukain pintunya."
Iqbal berjalan menuju knop pintu. Saat membuka pintu dia mendapatkan wajah Mawar yang sedang bersedekap dada."Jam segini kok baru bangun sih? Biasanya juga bangun pagi loh kamu! Mentang-mentang udah punya istri bisa kelonan Mulu," ledek Mawar.
"Apaan sih Ma! Iqbal cuma capek aja gara-gara acara kemarin."
"Iya aja deh... Oiya Gistara mana?" Tanya sang Mama. Iqbal dapat melihat senyum kebahagian yang tercetak dibibir Mawar.
"Dia lagi mandi Ma," ucap Iqbal sembari menguap.
"Yasudah, kalau udah selesai mandi pada kebawah kita sarapan."
"Baik Ma."
Gistara sudah menyelesaikan ritualnya dikamar mandi. Dia keluar hanya mengenakan handuk sebatas dada. Sudah menjadi kebiasaannya saat belum menikah.
Iqbal berusaha tidak melihat Gistara yang sedang memilih baju di lemarinya. Dia memilih berjalam menuju kamar mandi.
"Disuruh turun sama Mama," ucapnya sembari berjalan menuju kamar mandi.
Selesai berganti baju Gistara turun menuju arah Dapur. Dia melihat Mamanya dan Bunda sedang memasak banyak lauk.
Gistara sudah berjalan menuju kedua wanita cantik itu. "Good morning Mama, Bunda. Muachhh."
"Kamu ini udah punya suami masih aja bangunnya siang!" Oceh Windy.
"Yaampun Ma, ini kan hari minggu jelas Gistara bangun siang."
"Kamu bangun sekolah aja siang! Gak cuma hari minggu Gis."
"Hehehe, iya deh Ma."
"Iqbal mana?"
"Dia lagi mandi, paling sebentar lagi dia selesai. Tuh bener kan panjang umur," saat itu pula Iqbal sudah turun dari atas kamarnya. Terlihat mengenakan kaos oblong putih dan juga celana pendek. Tidak akan menghilangkan aura ketampanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waketos Is My Husband [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] "K-kak Iqbal ngapain maju-maju? Kak j-jangan," ucapnya terputus akibat dia terus maju kearahnya. Dan dia mendekatkan wajahnya yang hanya berjarak satu centi pada gadis tersebut. Cup Tiba-tiba saja ciuman itu mendarat tepat di k...