11

164 9 0
                                    

"ini kamar papa sama bunda" ucap ranya. Mereka mulai berkeliling, memperkenalkan ruangan ruangan rumah yang cukup mewah itu kepada Mona. Dimulai dari ruang tamu, mereka berjalan ke ruang tengah, dan kini mereka sedang berada didepan kamar deolinda dan Leonardo. Tepatnya berada tak jauh dari ruang tengah.

Lalu mereka kembali berjalan. Ke ruang makan, dan dapur. Serta kamar mandi yang berada di sebelah gudang. Mereka pun keluar lewat pintu belakang, dan Mona langsung disuguhkan dengan taman yang sangat asri serta kolam renang yang tak terlalu lebar.

"Bang azaan sering berenang disini kak" ucap Malik.

Mona berjongkok menyetarakan tinggi dari Malik. Lalu, "Memangnya bang azaan bisa berenang?"

"Bisa dong kak" sahut Malik.

"Pasti berenang gaya sapi tenggelam ya? Hahahhaha" ujar Mona, lalu mereka bertiga pun tertawa.

"Mau bukti kalau saya bisa berenang?" Suara serak basah itu masuk dengan sempurna ke telinga Mona. Sontak, Mona pun terdiam kaku. Syok diaaa.

Njir, tuh orang ngapain pake disini sih? Batin Mona.

Azaan pun berjalan mendekati Mona, mata hitamnya terus memandang lurus ke depan, tanpa mau melirik Mona yang hampir mati ketakutan. Takut takut dipecat gara gara ngatain dia kek sapi tenggelam.

Akhirnya azaan pun berhenti tepat dihadapan Mona. Mona gelisah dong. Ia teguk Saliva nya susah payah. Keringat dingin mengucur deras dari dahinya.

Ngapain sih nih orang!

Lama terdiam, tiba tiba saja azaan melepas kaos hitam yang melekat ditubuhnya. Sontak...

"Aaaaa!!! Tolongggg saya mau diperkosa!!!" Pekik Mona.

Azaan, ranya, dan Malik melongo. Kak Mona kenapa sih?? Padahal azaan hanya membuka bajunya lalu diam. Tidak menyentuhnya barang sedikitpun. Reaksi Mona sungguh tak terduga, dengan sigap azaan pun langsung menutup mulut toa milik Mona itu.

"Apa apaan sih kamu! Siapa yang mau memperkosa kamu?! Dasar gila" ucap azaan.

Mona pun menarik tangan azaan lalu menghempaskan nya.

"Bapak yang gila! Maksudnya buka baju disini apaan?! Ga sopan banget!" Ucap Mona tak kalah ngegas.

"Loh? Ini rumah saya, ini baju saya, ini tubuh saya. Jadi, suka suka saya. Saya juga mau berenang kali, bukan mau perkosa kamu. Ge-er banget" jawab azaan.

"Pak, ngomong perkosa nya jangan kuat kuat dong. Ada anak anak tau"

Azaan melotot lalu menjitak pelan dahi Mona.

"Aw!!" Pekiknya, baru saja ingin mengoceh lagi, mata Mona tak sengaja menangkap sebuah pemandangan yang cukup indah. Perut sixpack milik azaan sedikit membungkam mulut Mona. Di hiasi dengan sedikit bulu bulu di dadanya... Oh tidak dada ituuuuu, sangat peluk-able sekaliii..

"Ranya, bawa Malik masuk" ucap azaan pelan. Sedangkan Mona ia masih fokus pada roti sobek bos nya itu.

Ranya dan Malik pun masuk kedalam, kini tinggal mereka berdua saja di depan kolam renang itu.

"Mau pegang? Pegang aja" ujar azaan.

"Serius pak bolehh?!!" Tanya Mona kegirangan, azaan pun mengangguk singkat.

Perlahan, Mona mengangkat tangannya dan mengarahkan ke perut sixpack azaan. Terus mendekat, hampir sampaii, sedikit lagi... Dan yappp! Sialannnn!! Keras banget eh perutnya. Teriak Mona dalam hati. Bibirnya mengembang, dan matanya berbinar. Udah ganteng, kaya, sixpack, gini kok dibilang cucian kotor. Batin azaan menyombong.

MAID AND THE COLD BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang